Sukses

Hasil Survei: 69 Persen Perusahaan di Indonesia Tak Rekrut Karyawan Baru di 2023

Sebanyak 69 persen perusahaan di Indonesia pada tahun 2023, tidak melakukan rekrutmen atau menerapkan pembekuan perekrutan pada tahun 2023. Data tersebut berdasarkan hasil survey laporan Talent Acquisition Insights 2024 oleh Mercer | Mettl.

Liputan6.com, Jakarta - Sebanyak 69 persen perusahaan di Indonesia pada tahun 2023, tidak melakukan rekrutmen karyawan baru atau menerapkan pembekuan perekrutan pada tahun 2023. Angka tersebut keluar berdasarkan hasil survey laporan Talent Acquisition Insights 2024 oleh Mercer | Mettl. Aksi pembekuan perekrutan selama tahun 2023 ini dilakukan karena adanya kekhawatiran akan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK). Bila dari laporan tersebut, angka ini lebih tinggi dibandingkan rata-rata global sebesar 50 persen.

Padahal seharusnya, menurut Isdar Marwan, Director of Career Services, Mercer Indonesia, mengatakan, dalam lingkungan yang berkembang pesat saat ini, perusahaan harus memberdayakan tenaga kerjanya untuk menyesuaikan diri dengan tuntutan keterampilan yang terus berubah.

“Menerapkan praktik perekrutan berbasis keterampilan sangat penting bagi perusahaan karena hal ini dapat meningkatkan akuisisi talenta, membangun kelompok talenta yang lebih berkelanjutan dan beragam, mempersiapkan angkatan tenaga kerja di masa depan, meningkatkan keterlibatan dan retensi karyawan, serta mengoptimalkan penggunaan sumber daya manusia yang lebih efisien,” ungkapnya.

Perusahaan juga harus memanfaatkan potensi AI untuk memperkaya talenta mereka dan membentuk tim yang berkinerja tinggi. Prioritas perekrutan bagi para pemimpin SDM pada tahun 2024 adalah untuk menarik talenta terbaik, mengurangi waktu yang dibutuhkan dalam merekrut talenta, serta meningkatkan keterampilan dan pelatihan ulang bagi karyawan. “Kemampuan untuk menarik talenta terbaik sesuai dengan anggaran juga penting bagi 63 persen perusahaan di Indonesia,” katanya. 

Para pemimpin SDM menyatakan bahwa, perekrutan inklusif akan menjadi kunci bagi perusahaan untuk menarik dan mempertahankan talenta terbaik, dengan 67 persen dari mereka menganjurkan kesetaraan gaji antar gender dalam proses perekrutan. Secara jangka panjang, 57 persen perusahaan di Indonesia percaya bahwa fokus pada employer branding akan menjadi hal yang penting dalam lima tahun dari sekarang untuk menarik dan mempertahankan talenta terbaik.

 

Sementara, Astrid Suryapranata, Market Leader, Mercer Indonesia, menekankan pentingnya memadukan teknologi dengan praktik yang berpusat pada manusia. Dia mengatakan, seiring dengan peralihan lanskap akuisisi talenta yang menuju perekrutan berbasis keterampilan, mengutamakan kompetensi tertentu seperti kemahiran AI akan menjadi hal yang sangat penting.

Perusahaan perlu fokus pada kebutuhan tenaga kerja mereka dengan mendorong lingkungan kerja yang positif, juga menawarkan peluang pengembangan keterampilan secara berkala, dan memberikan insentif finansial, agar perusahaan tetap unggul dalam persaingan.

“Tahun 2024 akan menjadi tahun yang menentukan dalam membentuk Workforce 2.0, baik di Indonesia maupun di luar negeri. Sehingga, perekrutan berbasis keterampilan, mengutamakan kompetensi tertentu seperti kemahiran AI akan menjadi hal yang sangat penting,” katanya.

Untuk tu, perusahaan perlu fokus pada kebutuhan tenaga kerja mereka dengan mendorong lingkungan kerja yang positif, menawarkan peluang pengembangan keterampilan secara berkala, dan memberikan insentif finansial, agar perusahaan tetap unggul dalam persaingan. Tahun 2024 akan menjadi tahun yang menentukan dalam membentuk Workforce 2.0, baik di Indonesia maupun di luar negeri.