Sukses

Siap-Siap, Jalan Braga Tanpa Kendaraan Setiap Akhir Pekan

Pengunjung diharapkan bisa lebih menikmati waktu mereka tanpa gangguan kemacetan atau lalu-lalang kendaraan.

Liputan6.com, Bandung - Setiap akhir pekan, Jalan Braga, Kota Bandung, akan dijadikan kawasan bebas kendaraan atau Braga Free Vehicle. Program tersebut diaku jadi upaya mengurai kemacetan sekaligus menunjang kegiatan pariwisata.

Penjabat Wali Kota Bandung, Bambang Tortoyuliono menyampaikan, Braga bebas kendaraan bermotor akan dilaksanakan pada Sabtu dan Minggu.

"Sejak diujicobakan dua bulan yang lalu, Braga Free Vehicle telah menjadi perhatian utama dalam upaya meningkatkan pariwisata dan kehidupan komunitas atau budaya lokal," katanya (23/4/2024).

Lewat pemberlakuan Braga Free Vehicle, pengunjung diharapkan bisa lebih menikmati waktu mereka tanpa gangguan kemacetan atau lalu-lalang kendaraan.

"Kami yakin bahwa Braga Free Vehicle akan menjadi langkah maju dalam memperindah Bandung dan memberikan pengalaman yang lebih baik bagi semua orang yang mengunjungi kota ini. Salah satunya bisa dengan menampilkan kekayaan budaya lokal kita," kata Bambang.

Selain itu, pemerintah kota juga berharap Braga Free Vehicle bisa semakin memastikan terselenggaranya acara-acara hiburan di Jalan Braga.

"Diharapkan bahwa melalui Braga Free Vehicle, Sabtu dan Minggu akan menjadi waktu yang lebih ramai dengan berbagai acara dan kegiatan yang akan menarik banyak pengunjung dari berbagai daerah datang ke Kota Bandung," imbuhnya.

2 dari 3 halaman

Jalan Braga

Jalan Braga diketahui merupakan salah satu ruas jalan kawasan ikonik bersejarah di Kota Bandung. Jalan yang memiliki panjang sekitar 700 meter ini didominasi dengan bangunan 90-an yang sampai saat ini masih dipadati para wisatawan lokal maupun mancanegara.  Kawasan ini sekarang dipenuhi dengan kafe, restoran, butik, toko buku, dan sebagainya.

Awalnya, Jalan Braga sering dilewati pedati pengangkut kopi. Oleh karena itu, jalan ini sering disebut sebagai Pedatiweg atau jalan yang sering dilalui pedati. Diketahui, arti “Weg” dalam bahasa Belanda yaitu jalan atau jalanan.

Para pedati ini mengangkut kopi hasil dari pemberlakuan Politik Tanam Paksa oleh pemerintah Hindia Belanda dari tahun 1831 sampai 1879, dikarenakan kopi sebagai salah satu hasil bumi dari tanah Priangan yang harus dikirimkan ke tempat pengemasan melalui Jalan Braga ini.

Sampai saat ini, asal mula nama Braga masih simpang siur. Kata Braga, menurut sastrawan Sunda MA Salmoen dalam buku Baruang Kanu Ngora, berasal dari kata "ngabaraga" yang artinya berjalan menyusuri sepanjang sungai. Selain itu, ada juga yang memaparkan bahwa Braga diambil dari nama sebuah minuman khas Rumania yang biasa disajikan di Societeit Concordia. 

3 dari 3 halaman

Kota Bandung Diakui Dunia

Status Bandung sebagai destinasi populer ternyata tidak hanya diakui dalam skala nasional, namun juga global. Ya, Kota Kembang masuk dalam daftar destinasi trending di dunia tahun 2024, menurut TripAdvisor, platform yang mengumpulkan ulasan pelancong dari berbagai negara.

Melansir situs webnya, Rabu (7/2/2024), para pemenang Travelers' Choice Awards Best of the Best adalah destinasi berupa hotel, restoran, dan aktivitas yang menerima ulasan dan opini luar biasa dalam jumlah besar dari komunitas mereka selama 12 bulan.

"Kurang dari satu persen dari delapan juta listing-an TripAdvisor mendapatkan Travelers' Choice Awards Best of the Best, yang menandakan tingkat keunggulan tertinggi dalam bidang perjalanan," sebut mereka.

Bandung berada di peringkat ke-15 sebagai satu-satunya kota di Indonesia yang masuk dalam daftar bergengsi tersebut. TripAdvisor menulis, "Bandung adalah kota terbesar ketiga di Indonesia, namun letaknya cukup dekat dengan Jakarta dan menawarkan cuaca lebih sejuk."

"Bandung menampilkan banyak koleksi arsitektur kolonial Belanda, serta taman botani yang indah, kebun binatang, lapangan golf, dan beragam sajian kuliner," imbuh mereka. Pihaknya juga menyoroti bahwa ibu kota Provinsi Jawa Barat ini terkenal akan kegiatan tur dan jalan-jalan, spa, serta pengalaman wisata kuliner lokal.

Sementara itu, di puncak daftar ada Tokyo, Jepang. "Tradisi berpadu budaya pop, tempat Anda dapat berjalan-jalan di kuil kuno sebelum bersantai di bar karaoke," kata TripAdvidor mendeskripsikan kota itu.