Sukses

Kondisi Terkini Gunung Marapi di Sumbar, Masih Meletus Tiap Hari dan Ancaman Banjir Lahar Dingin

Saat meletus 3 Desember 2023, Gunung Marapi dikatakan memiliki karakteristik letusan, reaktif. Namun setelah beberapa saat, berubah menjadi magmatik.

Liputan6.com, Jakarta - Gunung Marapi kembali meletus pada 3 Desember 2023. Usai letusan besar itu, bagaimana kondisi Gunung Marapi saat ini? Kontributor Liputan6.com di Sumatera Barat, Novia Harlina melaporkan secara langsung kondisi terkini Gunung Marapi, pada Rabu 24 April 2024.

Menurut dia, Gunung Marapi masih meletus hampir tiap hari. Namun, fluktuatif. Ada hari di mana gunung tersebut hanya erupsi 2 kali, kadang 1 kali, ada pula saatnya tenang. Ketika meletus, abu vulkanik turun dan aktivitas masyarakat sedikit terganggu.

Saat meletus 3 Desember 2023, Gunung Marapi dikatakan memiliki karakteristik letusan, reaktif. Namun, setelah beberapa saat, berubah menjadi magmatik.

"Jadi di akhir Desember 2023, meletus dengan pijaran api. Makanya status Gunung Marapi berubah dan potensi bencana menjadi lebih besar. Januari status berubah waspada jadi siaga atau level 3. Tipe magmatik ini risiko bencana lebih besar karena dia menyemburkan batu, api, dan gas beracun yang berisiko untuk masyarakat sekitar," tutur Novia seperti ditayangkan dalam program enamplus.liputan6.com. 

Dia mengatakan gas beracun yang disemburkan Gunung Marapi sudah menurun. Hal ini diduga karena erupsi Gunung Marapi terjadi sudah lama, tidak seperti Gunung Ruang.

Saat ini, pihak terkait telah mengeluarkan rekomendasi jarak aman sejauh 4,5 kilometer dari kawah.

"Memang ada wilayah yang masuk wilayah ini. Dalam beberapa bulan terakhir, BPBD dan tim gabungan melakukan siaga bencana. Mendirikan posko-posko di daerah yang bersinggungan langsung di batas 4,5 km. Imbauan juga sudah dilakukan pihak terkait," kata Harlina.

2 dari 2 halaman

Banjir Lahar Dingin

Dia juga melaporkan soal potensi bencana yang masih menghantui masyarakat, yakni banjir lahar dingin. Dalam satu bulan ini beberapa kali banjir lahar dingin melanda wilayah di sekitar Gunung Marapi karena hujan deras di puncak gunung.

Hujan ini kemudian membawa abu dan bebatuan di jalur material letusan gunung. Air pun membawa material ini ke pemukiman penduduk.

Pada Maret 2024 lalu, terjadi banjir lahar dingin yang besar. Beruntung tidak ada korban jiwa. Namun, beberapa rumah warga hancur dan kendaraan hanyut.