Liputan6.com, Yogyakarta - Sutradara ternama Joko Anwar baru saja membagikan cerita inspiratif untuk memberikan semangat kepada para calon filmmaker. Cerita tersebut ia tuangkan melalui cuitan di platform X.
"Pengin kirim semangat ke teman-teman yang pengin jadi filmmaker profesional. I know it's hard dan bisa bikin frustrasi. Tapi jangan nyerah!" tulis Joko Anwar mengawali ceritanya.
Sejak kecil, Joko Anwar sangat mencintai film dan bermimpi menjadi sutradara. Mimpi yang telah berhasil diraihnya itu telah melalui berbagai proses panjang dalam hidupnya. Untuk menjadi sebesar sekarang, Joko Anwar harus melewati berbagai kesulitan.
Advertisement
Baca Juga
Ia mengatakan, kenyataan hidup yang berkaitan dengan kondisi ekonomi membuat cita-citanya terasa jauh untuk digapai. Ayahnya adalah seorang penarik becak, sedangkan ibunya sehari-hari mencari nafkah di pasar.
Semasa kuliah, Joko Anwar mengatakan secara spesifik dirinya ingin kuliah film. Namun, tak mampu membayar. Akhirnya, ia masuk ke kampus yang memiliki UKM film. Sayangnya, ia tidak lolos dan tidak diterima di UKM tersebut.
Setelah lulus, dirinya mencoba melamar pekerjaan ke beberapa rumah produksi film dan sinetron. Lagi-lagi, tak ada satupun yang membalas lamarannya.
"Saya cari jalan lain dengan jadi wartawan. Bertemu dengan beberapa orang yang buka pintu masuk industri," katanya.
Joko Anwar kemudian memulai kariernya sebagai sutradara dengan menjadi asisten sutradara 2 sekaligus script continuity dan clapper di film Biola Tak Berdawai (2002). Sampai akhirnya, ia mendapat kesempatan menjadi sutradara.
"Film pertama, kedua, dan seterusnya. Kadang nyampe, kadang gagal. Belajar dan belajar. Saya selalu nonton film. Film yang hebat kasih pelajaran untuk diikuti. Film yang gagal kasih pelajaran buat dihindarin," kata Joko Anwar.
Menurutnya tak perlu menertawakan proses belajar. Dirinya juga banyak belajar dari kesalahan-kesalahannya sendiri.
Hal terpenting yang ia pegang adalah seorang filmmaker harus bercerita di film sesuai suaranya. Itu merupakan hasil dari pengalaman dan pemahaman hidup seseorang sejak bayi. Menurut Joko Anwar, mencoba menyenangkan semua orang adalah kesia-siaan.
"I'm not the most creative, certainly not the smartest. But I work hard, think hard, dan gigih enggak mau menyerah," ujarnya.
Dari berbagai kerja keras yang dilalui, ia bersyukur karena sekarang bisa bekerja dengan idola-idolanya dalam jajaran kru dan pemain. Melalui ceritanya tersebut, Joko Anwar berharap para calon filmmaker bisa memiliki semangat dan kesempatan yang sama seperti dirinya dan tidak menyerah dengan cita-cita.
Â
Penulis: Resla