Liputan6.com, Banjarnegara - Ada sebagian masyarakat di Indonesia yang kebingungan mencari gas LPG untuk bahan bakar, lantaran kadang gas tersebut menghilang dari peredaran.
Namun kesulitan-kesulitan itu tak dirasakan oleh peternak kambing komunal di Banjarnegara ini. Peternak kambing di Banjarnegara mampu mengubah kotoran kambing menjadi bahan bakar alternatif yang menjanjikan.
Selama ini umumnya kotoran kambing ini hanya dimanfaatkan sebagian petani sebagai pupuk organik saja. Memang bermanfaat, namun nilai ekonomisnya masih kurang. Lalu para petani ini berfikir dan melakukan aksi mengubah kotoran menjadi gas untuk bahan bakar.
Advertisement
Banjarnegara sebagian wilayahnya pegunungan, bagian sisi utara kabupaten ini masyarakatnya banyak yang bergelut kesehariannya dengan tani dan ternak.
Salah satu pengelola ternak komunal yang memanfaatkan kotoran kambing menjadi gas sebagai bahan bakar adalah Kelompok Tani 'Tani Mulya' di Desa Kalibombong, Kecamatan Kalibening, Kabupaten Banjarnegara.
Baca Juga
Simak Video Pilihan Ini:
Dua Manfaat Kotoran Kambing Bagi Petani
Ahmad Rojikun, pengelola ternak kambing komunal Kelompok Tani 'Tani Mulya' yang sudah mengolah kotoran kambing dari kotoran hingga memiliki manfaat ganda ini mengatakan, kotoran kambing adalah salah satu jenis limbah hewan yang paling banyak digunakan sebagai pupuk organik karena mereka mengandung banyak nutrisi penting seperti nitrogen, fosfor, dan kalium.
"Selain sebagai bahan baku pupuk organik, kotoran kambing juga dapat diolah menjadi energi alternatif," katanya.
Rojikun mengatakan, cara yang digunakan dirinya beserta sejumlah rekannya di kelompoknya adalah dengan mengolahnya dari kotoran kurang bermanfaat menjadi biogas. Proses dasarnya adalah proses penguraian kotoran kambing.
Meski sudah bisa menikmati gas tersebut saebagaiu bahan alternatifm ternyata cara yang digunakan masih sangat sederhana. Termasuk instalasinya.
Advertisement
Begini Proses Pembuatannya
Menurut Rojikun, proses pembuatan biogas dari kotoran kambing ini menggunakan sebuah instalasi yang disebut dengan biogas digester yang bisa dibuat dengan bak penampung sederhana.
Bak ini akan menguraikan kotoran kambing secara anaerobik dan menghasilkan biogas yang dapat digunakan sebagai sumber energi alternatif.
Ternyata tidak butuh bak yang banyak, mereka hanya membutuhkan 3 bak saja sebagai tempat penghasil biogas ini.
"Butuh 3 bak yaitu bak penampung kotoran awal, bak pemisah gas dan pupuk serta bak pembuangan," katanya.
Sayangnya, untuk sementara, pemanfaatan kotoran kambing menjadi biogas belum dapat disalurkan ke masyarakat karena faktor jauhnya kandang komunal dari perkampungan.
"Kami sedang merencanakan akan membuat instalasi bio gas kotoran kambing lebih sederhana lagi agar bisa dibangun di pemukiman warga mengingat banyak warga Kalibombong memiliki kambing sehingga tidak bingung bahan bakunya. Dari petani oleh petani untuk petani dan operasional peternak akan lebih murah bahkan malah bisa mendatangkan keuntungan dari sisi kotoran hewan," katanya.
Ternyata selain biogas, limbah kotoran kambing yang sudah diserap bio gasnya sedang diujicobakan ke kebun cabai sebagai pupuk organik. Lahan uji coba ini ada merupakan milik kelompok tani. Jika memang berhasil, baru akan disampaikan kepada masyarakat luas.
Pemanfaatan Limbah Ini Bisa Mengurangi Ketergantungan
Kepala Dinas Pertanian Perikanan dan Ketahanan Pangan Kabupaten Banjarnegara, Firman Sapta Ady mengatakan, memang di kelompok tani 'Tani Mulya' Kalibombong Kalibening sudah berdiri unit pengolahan pupuk organik (UPO). Dinas dalam hal ini juga sedang mengembangkan UPO di beberapa kelompok tani lainnya.
"Pupuk organik dari kotoran kambing selain sebagai bahan alternatif untuk dimanfaatkan sebagai gas bahan bakar, juga memiliki banyak manfaat untuk meningkatkan kesuburan tanah dan membantu tanaman tumbuh dengan lebih baik termasuk memperbaiki struktur tanah. Pupuk tersebut sangat cocok untuk tanaman kopi dan juga untuk tanaman lainnya," katanya, Senin (29/4/2024).
Artinya, kata Firman, kotoran kambing adalah sesuatu yang sangat berharga yang dapat dimanfaatkan sebagai pupuk organik dan sumber energi alternatif yang memiliki nilai ekonomi tinggi.
Dengan memanfaatkan kotoran kambing secara efektif dan tepat dengan tehnologi sederhana dapat membantu mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil, meningkatkan produktivitas pertanian, dan menciptakan sumber penghasilan yang baru bagi petani dan peternak. "Kotoran sapi juga bisa dimanfaatkan seperti kotoran kambing," katanya.
Penulis: Nugroho Purbo
Advertisement