Liputan6.com, Gorontalo - Aktivitas abu vulkanik dari Gunung Ruang di Sulawesi Utara (Sulut) berdampak hingga ke Provinsi Gorontalo. Akibatnya, aktivitas bandara Djalaludin Gorontalo terpaksa ditutup sementara.
Erupsi Gunung Ruang tidak hanya berujung pada penutupan sementara Bandara Djalaludin Gorontalo. Akan tetapi, berimbas pada cuaca di tanah serambi madinah.
Sejak pagi, cuaca di Provinsi Gorontalo terlihat mendung tertutup awan pekat. Diduga kuat, awan tersebut merupakan abu vulkanik yang terbawa angin dari Sulut.
Advertisement
Baca Juga
Di Wilayah Gorontalo Utara (Gorut), abu vulkanik terlihat nyata mengotori sejumlah kendaraan yang terparkir. Sebab, wilayah Gorontalo utara merupakan lokasi terdekat dari Provinsi Sulut.
Partikel abu halus berwarna putih itu diduga kuat imbas letusan gunung ruang yang erupsi sejak semalam. Meski begitu, belum ada dampak serius di Gorontalo, karena aktivitas warga masih terlihat lancar.
"Motor saya hanya terparkir di halaman, tiba-tiba sudah banyak abu yang menempel," kata Aldin Laudengi salah satu warga Gorontalo Utara.
Menurut Aldin, di wilayah tempat tinggalnya, pekat abu vulkanik yang terbawa angin terlihat nyata. Terpaksa mereka harus memakai masker agar tidak menghirup udara kotor itu.
"Kami terpaksa memakai masker untuk menghindari abu vulkanik masuk ke dalam hidung," ujarnya.
Di tempat yang berbeda, Budiarto mengaku bisa merasakan langsung imbas erupsi gunung ruang. Hidung dan tenggorokan terasa berbeda saat beraktivitas di luar rumah.
"Tidak biasanya, hidung seperti menghirup sesuatu. Tiba-tiba tenggorokan seperti kering seperti menghirup debu," kata Budiarti warga Kota Gorontalo.
Dirinya menduga, bahwa yang dihirupnya adalah abu vulkanik Gunung Ruang yang tidak terlihat. Musabab, di Kota Gorontalo belum terlihat partikel abu vulkanik, tetapi cukup dirasakan.
"Kalau di Kota Gorontalo memang abu vulkanik itu tidak terlihat. Tapi begitu terasa di tenggorokan dan hidung," ia menandaskan.
Status Gunung Ruang
Status Gunung Ruang di Sitaro, Sulut, naik dari Level III Siaga menjadi Level IV Awas pada, Selasa (30/4/2024). Hal ini disampaikan Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Hendra Gunawan.
“Berdasarkan hasil pemantauan visual dan instrumental yang menunjukkan terjadinya peningkatan aktivitas vulkanik pada Gunung Ruang, maka tingkat aktivitas Gunung Ruang dinaikkan dari Level III Siaga menjadi Level IV Awas terhitung mulai tanggal 30 April 2024 pukul 01.30 Wita,” ujar Hendra Gunawan.
Dia mengatakan, pada tingkat aktivitas Gunung Ruang Level IV Awas, pihaknya mengeluarkan sejumlah rekomendasi. Masyarakat di sekitar Gunung Ruang dan pengunjung atau wisatawan agar tetap waspada dan tidak memasuki wilayah radius 6 km dari pusat kawah aktif Gunung Ruang.
“Masyarakat yang bermukim pada wilayah Pulau Tagulandang yang masuk dalam radius 6 km agar segera dievakuasi ke tempat aman di luar radius 6 km,” ujarnya.
Selanjutnya, masyarakat di Pulau Tagulandang, khususnya yang bermukim di dekat pantai, agar mewaspadai potensi lontaran batuan pijar, luruhan awan panas (surge), dan tsunami akibat material erupsi yang masuk ke laut atau runtuhnya tubuh gunung ke dalam laut.
“Kami menghimbau warga untuk selalu menggunakan masker, untuk menghindari paparan abu vulkanik yang dapat mengganggu sistem pernapasan,” ujarnya.
Dia mengatakan, tingkat aktivitas Gunung Ruang akan dievaluasi kembali secara berkala maupun jika terjadi perubahan aktivitas yang signifikan. Tingkat aktivitas dianggap tetap jika evaluasi berikutnya belum diterbitkan.
Advertisement