Liputan6.com, Bandung - Terdapat beberapa tanda atau ciri-ciri yang dapat diketahui saat seseorang berbohong. Hal itu dapat terdeteksi mulai dari gerak-gerik tubuh, ekspresi wajah, sampai tatapan mata. Namun, ini belum tentu berlaku untuk semua orang secara umum.
Anda mungkin sering menonton dan menemukan sebuah serial film bertemakan aksi dengan tokoh detektif yang harus memecahkan sebuah masalah dengan mencari pelaku.
Beberapa cara yang dilakukan salah satunya dengan memberikan beberapa pertanyaan saat mengintrogasi target sasaran yang menyembunyikan sesuatu.
Advertisement
Detektif tersebut biasanya dapat mendeteksi pelaku hanya dengan melihat sebuah ekspresi wajah mulai dari kerutan, lirikan mata, dan juga dahi.
Namun, mendeteksi kebohongan tidak semudah yang ditampilkan di serial-serial film, apalagi jika orang awam yang melakukannya.
Tidak mudah bagi seseorang untuk memanipulasi emosi yang dimunculkan karena akan memicu timbulnya konflik batin dalam tubuh, hati, dan pikiran bawah sadar secara tidak sinkron untuk mengatakan hal lain.
Menurut keterangan dr. Vina Setiawan di laman Honest Docs, dicuplik Senin, 29 April 2024, terdapat beberapa tanda atau ciri-ciri yang dapat diketahui saat seseorang melakukan sebuah kebohongan.
Dapat saja mengajukan beberapa pertanyaan pada lawan bicara, kemudian Anda dapat memperhatikannya apabila terjadi beberapa hal yang sebelumnya tidak biasa ia tunjukan.
Berikut beberapa hal yang dapat dideteksi saat orang berbohong dengan beberapa faktor di bawah ini:
1. Gerakan bola mata
Mata merupakan jendela hati, sebuah pepatah yang sering dikatakan ini memang benar. Anda dapat mendeteksi bola mata seseorang yang sedang berbohong dengan memperhatikannya. Biasanya, orang normal berkedip sekitar 5-6 kali setiap menitnya.
Tapi, saat seseorang berbohong maka akan lebih sering berkedip dari biasanya dan kerap kali menutup mata beberapa kali dalam satu obrolan. Hal ini terjadi akibat seseorang sedang merasa tidak nyaman atau sedang mengalami stres fisiologis.
Seseorang yang mengontrol kedipannya secara sengaja, biasanya akan memunculkan reaksi bola mata yang jarang berkedip.
Tetapi, Anda harus berhati-hati menyimpulkannya karena beberapa orang memiliki gerakan bola mata tertentu akibat gangguan kesehatan, khususnya penderita penyakit Parkinson berkedip lebih lambat dan penderita skizofrenia yang berkedip agak cepat.
2. Arah pandangan mata
Anda dapat memperhatikan arah pandangan seseorang yang sedang berbohong. Jika saat Anda bertanya pada seseorang mengenai suatu hal dan ia menjawabnya dengan arah pandangan ke arah kiri, maka orang tersebut bisa dikatakan sudah jujur.
Pandangan ke arah kanan menandakan bahwa ia sedang mengingat-ngingat hal tersebut di pikirannya. Namun, jika sebaliknya dengan pandangan ke arah kiri, ia bisa dipastikan sedang berbohong karena menandakan ia sedang membuat sebuah imajinasi untuk menjawab pertanyaan Anda.
Namun, penting untuk Anda ketahui, khusus untuk orang yang kidal, respon yang dimunculkan berlawanan dengan orang yang normal.
Selain itu, ada beberapa orang yang memandang lurus ke depan untuk mencoba mengingat-ngingat sesuatu.
3. Senyuman yang berbeda
Anda pasti akan merasakan antara senyum yang tulus dengan senyum yang sengaja dibuat-buat. Senyuman memang bisa membantu seseorang menyamarkan perasaannya, namun senyuman yang dibuat-buat oleh pembohong memiliki ciri.
Senyuman tulus seseorang akan memunculkan kerutan di sekitar mata, sedangkan orang berbohong hanya di mulut saja.
Anda juga dapat memperhatikan perbedaan senyuman orang berbohong orang sinis, dan juga orang yang merasa optimis karena bentuk senyuman bibirnya sama-sama melengkung ke atas.
Bagi pembohong, senyuman ini adalah kesombongan yang ditunjukan karena telah berhasil membohongi atau menyembunyikan sesuatu.
4. Ekspresi wajah yang berubah seketika
Anda dapat memperhatikan wajah atau ekspresi seseorang yang berbohong secara tiba-tiba, misalnya saja ketika Anda sedang berinteraksi dengan seseorang wajahnya seketika memerah, menggigit bibir, muncul keringat, dan juga menghela dan menarik napas dalam-dalam.
Reaksi dari ekspresi yang muncul merupakan gerakan reflek yang secara paksa ditimbulkan oleh sistem saraf simpatis untuk mengaktifkan respon pelepasan adrenalin.
5. Gerak-gerik
Percaya atau tidak, jika Anda sedang berbohong pasti wajah akan seketika merasa gatal akibat terjadi sebuah reaksi kimia tertentu.
Akibatnya, orang yang sedang berbohong akan sering menyentuh wajahnya. Namun, Anda harus memperhatikan faktor lainnya selain hal ini.
Beberapa tanda lainnya dapat Anda deteksi mulai dari lengan dan kaki. Ketika seseorang menyilangkan lengan di dada artinya ia sedang menunjukan sikap melindungi diri.
Selain itu, kaki yang disilangkan menjauh merupakan tanda rasa ketidaknyamanan seseorang terhadap lingkungan sekitar dan berusaha untuk bersikap tertutup.
Sebelum Anda memutuskan seseorang telah melakukan kebohongan, pastikan kembali hal itu benar. Ciri-ciri yang telah disebutkan di atas juga bisa menjadi faktor lain yang dialami oleh seseorang, seperti tanda rasa gugup atau orang tertutup.
Pastikan Anda tetap memperhatikan perkataan dari lawan bicara Anda disamping memperhatikan ekspresi, gerak-gerik, dan tatapan matanya.
Penyebab Orang Kecanduan Berbohong
Berbohong merupakan salah satu cara dan tindakan yang terkadang dilakukan oleh beberapa orang untuk mengatasi situasi tertentu. Tapi, apakah Anda tahu?
Ternyata sebuah pepatah yang menyatakan jika orang sudah berbohong sekali, maka akan berbohong terus menerus bukan sekadar mitos, bahkan dapat dijelaskan menggunakan ilmu pengetahuan.
Orang yang berbohong bisa kecanduan untuk melakukannya lagi dan lagi, tidak cukup sekali, pasti berkali-kali.
Ilmu psikologi merupakan salah satu ilmu yang dapat menjelaskan mengapa orang bisa berbohong dan apa alasan yang menyebabkannya terus dilakukan berkali-kali.
*Salah satu tanda pembohong, banyak alasan *
Berbohong biasanya dilakukan oleh beberapa orang dalam keadaan terancam demi menyelamatkan dirinya dari kondisi buruk.
Juga ada beberapa orang yang melakukannya untuk sebuah keuntungan pribadi yang dapat merugikan hidup orang lain.
Istilah 'the power of kepepet' ternyata dapat menjadi pemicu munculnya beberapa pertanyaan yang terlintas dipikiran orang yang melakukannya, seperti mengenai keuntungan apa saja yang didapatkan.
Dampak apa yang akan dihadapi, berapa banyak masalah atau keuntungan setelah melakukan hal tersebut, dan banyak hal lainnya yang menjadi pemicu dari alasan orang untuk melakukan kebohongan yang diiringi dengan rasa kekhawatiran.
Beberapa alasan lainnya ternyata tidak selalu bertujuan negatif, tetapi faktanya orang melakukan kebohongan demi menjaga perasaan orang yang lain, mengendalikan situasi agar tidak semakin keruh, dan bahkan ada orang yang rela membohongi dirinya sendiri untuk menetralkan keadaan.
Namun, alasan-alasan tersebut pada dasarnya bukan merupakan sebuah pembenaran untuk melakukan kebohongan.
Kejujuran tetap merupakan hal yang paling baik untuk disampaikan, tidak peduli apapun alasannya. Karena jika Anda berhasil berbohong sekali, maka Anda akan melakukannya lagi.
Advertisement
Penjelasan ilmiah kecanduan berbohong
Menurut sebuah penelitian yang berasal dari jurnal Nature Neuroscience, para ahli melakukan analisis terhadap otak orang-orang yang melakukan kebohongan. Penelitian ini cukup membuktikan bahwa orang tidak cukup sekali untuk melakukan kebohongan.
Metode yang dilakukan dalam penelitian tersebut dengan cara membuat beberapa skenario yang akan dilakukan oleh relawan berjumlah 80 orang untuk di tes tingkat kebohongan dari tiap individu.
Hasilnya menyatakan bahwa kebiasaan berbohong tergantung dari respon otak seorang individu. Para ahli menjelaskan terdapat bagian otak yang bernama “Amigdala” yang bekerja paling aktif saat berbohong.
Selain itu, bagian amigdala merupakan area penting yang memiliki peran untuk mengatur tingkat emosi, perilaku dan motivasi yang dimiliki seseorang.
Sebenarnya saat seseorang berbohong, maka amigdala akan menolak perilaku tersebut yang mengakibatkan timbulnya sebuah respon emosi.
Respon emosi yang ditimbulkan seperti munculnya rasa takut atau khawatir saat kebohongan pertama kali dilontarkan.
Namun, ketika perasaan takut tersebut tidak terjadi, maka amigdala akan menangkapnya dan tidak akan mengeluarkan respon emosi yang dapat mencegah seseorang untuk melakukan kebohongan lagi.
Otak beradaptasi ketika kebohongan berhasil
Semua orang tentu saja pernah berbohong, termasuk Anda pernah melakukannya. Kebohongan merupakan hal yang manusiawi dilakukan oleh manusia, tetapi Anda tidak terlahir dengan kemampuan tersebut.
Berbohong dapat mengubah fungsi-fungsi di tubuh Anda. Tubuh Anda akan mengalami detak jantung yang sangat cepat, keluarnya keringat secara berlebihan, hingga membuat tubuh bergemetar secara tiba-tiba.
Tubuh Anda artinya memberikan respon dari kebohongan yang telah dilakukan, seperti timbulnya rasa takut yang muncul jika ketahuan sehingga dapat memberikan kondisi lebih buruk bagi diri Anda.
Lalu, akibat otak melawan, maka muncul sebuah reaksi dari perubahan fungsi tubuh tersebut. Berbeda jika Anda ternyata berhasil melakukan kebohongan, maka tubuh Anda tentu saja akan beradaptasi dengan hal itu.
Akibat kebohongan yang pertama berhasil, maka otak menangkap jika tidak masalah melakukannya lagi, sehingga otak melakukan adaptasi dan tidak akan menimbulkan lagi perubahan-perubahan pada fungsi tubuh saat Anda berbohong berkali-kali.
Respon emosional yang ditimbulkan pun kian lama semakin berkurang dan membuat Anda menjadi biasa aja saat melakukannya lagi.
Jadi dapat dipastikan candu berbohong dapat melekat dalam diri Anda. Maka dari itu mulai sekarang tanamkan pada diri Anda untuk mengungkapkan hal dengan jujur meski pada kenyataannya pahit.
Advertisement