Liputan6.com, Boyolali - Menari 18 jam nonstop. Itulah yang dilakukan ratusan warga Boyolali belum lama ini dalam rangka memperingati Hari Tari Sedunia atau International Dance Day. Ratusan warga Kabupaten Boyolali itu menari secara bergilir di tiga lokasi.
Selain memperingati Hari Tari Sedunia, kegiatan ini bertujuan untuk melestarikan dan mengenalkan budaya tradisional sebagai warisan leluhur.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Boyolali, Supana mengatakan festival tari itu ditayangkan live secara online.
Advertisement
"Hari ini kita mengundang 50 sanggar, jumlah penari semua 800. Bisa dilihat dari live streaming. Jadi kita sudah berekspresi dari tadi pagi," ujar Supana dalam program enamplus.liputan6.com.Â
Menurut dia, kegiatan ini digelar di tiga lokasi, yaitu di Alun-Alun Pancasila Kecamatan Cepogo pukul 06.00–13.00 WIB, Gedung Mahesa (Dome) di Boyolali Kota pukul 11.00–24.00 WIB dan Alun-Alun Pengging, Kecamatan Banyudono pukul 13.00–23.00 WIB.
Dia mengatakan beragam tarian tradisional ditampilkan dalam acara ini. Khususnya, lanjut dia, tari rakyat khas Boyolali.
"Tari rakyat di Boyolali kita ekspresikan semuanya," jelas Supana.
Â
Baca Juga
Kancah Internasional
Salah satu peserta, Yanis Masitoh, mengaku senang dapat berpartisipasi dalam perayaan tersebut. Dia dan tim, dalam acara itu menampilkan tari saman ratoh jaroe.
"Alhamdulillah kami senang sekali berpartisipasi atas kegiatan ini. Selain itu, kami juga ingin memperkenalkan bahwa di Indonesia itu banyak sekali berbagai jenis tari. Khasanah tari di Indonesia sangat banyak. Untuk memperkenalkan, kalau perlu ke tingkat internasional, kalau bukan kita, siapa lagi yang akan memperkenalkannya," tutur Yanis.
Dia berharap, dengan adanya acara ini, semakin banyak anak muda dan anak kecil yang semakin mencintai tari.
Advertisement