Sukses

Satu Perusahaan di Purwakarta Kembali Tumbang, Kini Giliran Produsen Sepatu Ternama

PT Sepatu Bata di Kabupaten Purwakarta, berhenti produksi karena merugi sejak 2020 lalu. Imbasnya, sebanyak 233 karyawannya terpaksa di-PHK.

Liputan6.com, Purwakarta - Di awal Mei 2024 ini, kembali terjadi pemutusan hubungan kerja (PHK) massal di Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, akibat perusahaan tempat mereka bekerja mengalami kolaps. Kini giliran PT Sepatu Bata, yang berlokasi di Jalan Raya Cibening, Kecamatan Bungursari.

Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Kabupaten Purwakarta, Didi Garnadi membenarkan terkait hal itu. Bahkan, kata dia, pihaknya pun telah menerima laporan secara tertulis dari menejemen perusahaan sepatu ternama itu.

"Awal Mei kemarin kami sudah terima laporan terkait kondisi perusahaan Sepatu Bata tersebut," ujar Didi saat dikonfirmasi Liputan6.com, Sabtu (5/5/2024).

Sebenarnya, kata Didi, menejemen dari produsen sepatu tersebut telah melaporkan jika mereka akan menghentikan aktivitas produksinya di Kabupaten Purwakarta sejak pertengahan Ramadan 2024 kemarin secara lisan.

Alasannya, kata dia, karena selama empat tahun terakhir atau terhitung sejak 2020 produsen sepatu Bata ini mengalami kerugian akibat sepi order. Sehingga, terpaksa harus melakukan penghentian aktivitas di pabrik dikarenakan tidak mampu lagi melanjutkan proses produksi.

Didi menjelaskan, dari laporan yang diterima jajarannya, sejak mengalami kolaps PT Sepatu Bata ini telah melakukan PHK para pegawainya secara bertahap (terminasi). Untuk jumlah pegawainya sendiri, dilaporkan ada sebanyak 233 orang.

"Pihak perusahaan tersebut, juga melaporkan akan menyelesaikan dan membayarkan seluruh hak-hak karyawannya yang di PHK ini sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku," kata dia.

 

 

Simak Video Pilihan Ini:

2 dari 2 halaman

8 Perusahaan di Purwakarta Kolaps

Dengan gulung tikarnya PT Sepatu Bata, otomatis menambah daftar panjang jumlah perusahaan di Kabupaten Purwakarta yang mengalami kolaps. Sebelumnya, Disnakertrans setempat mencatat ada sebanyak delapan perusahaan di wilayah ini gulung tikar selama periode 2022-2023 kemarin.

Imbasnya, terjadi gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) secara besar-besaran di wilayah tersebut. Dari laporan yang diterima Disnakertran Kabupaten Purwakarta, ada beberapa faktor yang menjadi penyebab terjadinya PHK massal ini.

Di antaranya, karena perusahaan yang menjadi tempat mereka bekerja itu merugi gara-gara sepi ada order, sehingga terpaksa harus tutup. Sebagian besar, perusahaan tersebut bergerak di sektor padat karya.

Adapun ke delapan perusahaan sebelumnya, masing-masing, PT NSS Indonesia, PT HS Apparel, PT Starpia dan PT Sripri Wiring Systems yang kolaps pada 2022 lalu. Kemudian, PT Eins Trend, PT Seyang Activeware, PT Karya Yasantara Cakti, serta Alfa Aotomotive Part Indonesia yang berhenti produksi pada 2023.

Sedangkan, dampak dari tutupnya delapan perusahaan tersebut ada sebanyak 3.486 orang karyawan yang di PHK. Rinciannya, sebanyak 2.826 karyawan yang terkena PHK dari empat perusahaan yang tutup pada 2022. Serta, 660 karyawan terimbas PHK empat perusahaan yang kolaps pada 2023.