Liputan6.com, Padang - Oktarina tampak bersemangat di depan anak-anak TK Pembina Padang. Tangan kirinya memegang buku cerita. Tangan kanannya bermain peran menirukan alur cerita. Hari itu Oktarina mencoba mempraktikkan teknik Membaca Nyaring (read a loud) dihadapan anak didiknya.
Aktivitas Membaca Nyaring merupakan salah satu bagian dari program Gerakan Indonesia Membaca sebagai upaya menumbuhkan kegemaran membaca sejak dini dan kecintaan anak-anak terhadap buku cerita. Guru-guru di tingkat PAUD/TK, orang tua, dan pustakawan menjadi target utama dari program tersebut.
"Membaca Nyaring memiliki banyak manfaat untuk anak-anak. Mulai dari menstimulus otak mereka, merangsang imajinasi anak, melatih kemampuan mendengar, berbicara, membaca, dan menulis, membantu anak-anak menambah perbendaharaan kosa kata dari buku bacaan, hingga menciptakan momen kedekatan premium antara orang tua dengan anak-anak," kata Julia Budiharja dari Komunitas Read A Loud, pada saat pembekalan peserta di Kota Padang, Jumat (3/5/2024).
Advertisement
Arah pembangunan menuju Indonesia Emas 2045, menitikberatkan pada upaya peningkatan budaya literasi, inovasi dan kreatifitas sebagai sasaran strategis dalam pemajuan dan pelestarian kebudayaan.
"Keluarga, satuan pendidikan, dan masyarakat merupakan trilogi pembangunan dalam pengembangan literasi,” ucap Kepala Pusat Analisis Perpustakaan dan Pengembangan Budaya Baca Perpusnas, Nurhadisaputra.
Pembekalan
Sebelum mempraktikkan, peserta pelatihan Membaca Nyaring diberikan pembekalan teknik Membaca Nyaring. Pelatihan terbagi ke dalam tiga kelas, yaitu kelas orang tua, kelas guru dan kelas pustakawan/pegiat literasi. Pelatihan teknik Membaca Nyaring diikuti tidak kurang dari 150 peserta.
Pelatihan Membaca Nyaring ini merupakan salah satu tahapan kegiatan Membaca Nyaring. Setelah itu, para peserta pelatihan akan mengikuti Tantangan 21 Hari Membaca Nyaring dengan tujuan untuk pembiasaan melakukan membaca nyaring.
Advertisement