Sukses

Deretan Gedung Seni Pertunjukan Legendaris di Indonesia, Masih Eksis hingga Kini

Berikut deretan gedung seni pertunjukan legendaris di Indonesia yang masih eksis hingga kini.

Liputan6.com, Yogyakarta - Seni pertunjukan merupakan salah satu kekayaan nusantara yang tersebar hampir di seluruh pelosok negeri. Tak heran, jika terdapat banyak gedung seni pertunjukan yang masih eksis hingga kini.

Sebagai salah satu subsektor ekonomi kreatif di Indonesia, eksistensi seni pertunjukan memang tak bisa dilepaskan dari kehadiran gedung-gedung seni pertunjukan. Tak hanya sebagai lokasi hiburan, gedung-gedung itu juga menjadi wadah bagi para insan kreatif.

Meski terus digempur dengan berbagai pertunjukan di era modern, gedung-gedung pertunjukan legendaris ini masih terus eksis menggelar berbagai seni pertunjukan. Mengutip dari kemenparekraf.go.id, berikut deretan gedung seni pertunjukan legendaris di Indonesia yang masih eksis hingga kini:

1. Gedung Kesenian Cak Durasim

Gedung Kesenian Cak Durasim di Surabaya mampu menampung hingga 600 penonton. Nama gedung ini diambil dari nama seniman ludruk kesohor, Cak Gondo Durasim.

Ia selalu menyelipkan kritik-kritik untuk pemerintahan kolonial Belanda pada masa penjajahan dahulu. Hingga saat ini, Gedung Kesenian Cak Durasim masih rutin menggelar seni pertunjukan, mulai dari tari, gending tradisi, ludruk, hingga kethoprak.

2. Gedung Kesenian Gajayana

Gedung Kesenian Gajayana berdiri sejak 1934. Gedung ini berlokasi di Jalan Nusakambangan No. 19, Klojen, Kota Malang.

Dahulu, gedung ini bernama Gedung Tjendrawasih. Kemudian pada 1989 berganti nama menjadi Gedung Kesenian Gajayana.

Gedung ini kerap menggelar pertunjukan kethoprak siswobudoyo, komedi lokaria, wayang orang pancabudi, dan Kwartet S. Bahkan, gedung ini juga pernah menjadi venue konser musisi legendaris Indonesia, seperti Titik Puspa, Koes Bersaudara, hingga The Rollies.

 

2 dari 3 halaman

3. Gedung Kesenian Miss Tjitjih

Berlokasi di Cempaka Baru, Kemayoran, Jakarta Pusat, Gedung Kesenian Miss Tjitjih menjadi salah satu gedung seni pertunjukan legendaris di Jakarta. Gedung yang dibangun pada 1986 ini hadir sebagai bentuk apresiasi kepada kelompok sandiwara Sunda asal Sumedang, Miss Tjitjih.

Dengan kapasitas penonton hingga 250 orang, gedung ini dilengkapi fasilitas lengkap, seperti audio dan tata pencahayaan standar seni pertunjukan. Gedung Kesenian Miss Tjitjih diprioritaskan untuk pelestarian dan pengembangan seni pertunjukan Sunda maupun gelaran seni pertunjukan lainnya.

4. Gedung Wayang Orang Bharata

Gedung Wayang Orang Bharata terletak di Senen, Jakarta Pusat. Gedung ini sudah ada sejak 1961.

Dahulu, gedung ini merupakan gedung bioskop yang kemudian digunakan sebagai gedung seni pertunjukan wayang orang pada 1972. Adapun nama bharata diberikan oleh seorang seniman senior bernama Jadup Jaya Kusuma. Bharata merupakan akronim dari bhawa rasa tala, yakni gerak yang muncul dari dalam lubuk hati dan disertai nada.

Gedung Wayang Orang Bharata hadir sebagai lokasi digelarnya seni pertunjukan, termasuk pelatihan seni, lokakarya, latihan tari dan teater, hingga diskusi budaya. Beberapa seni pertunjukan yang pernah dipentaskan di sini, di antaranya Gatutkoco Lahir, Durno Gugur, Punokawan Murca, Karno Tanding, hingga Taliroso Rosotali.

5. Purawisata

Purawisata berlokasi di Jalan Brigjen Katamso, Kota Yogyakarta. Gedung yang sudah ada sejak 1975 ini berhasil mendapatkan rekor MURI karena mementaskan Sendratari Ramayana selama 43 tahun nonstop setiap malam.

Kini, Purawisata Yogyakarta tak hanya mementaskan Sendratari Ramayana. Berbagai seni pertunjukan bisa disaksikan di gedung ini, mulai dari ketoprak humor, komedi tunggal, hingga musik dangdut.

 

3 dari 3 halaman

Rumentang Siang

6. Rumentang Siang

Kota Kembang juga memiliki gedung seni pertunjukan legendaris, yaitu Rumentang Siang. Gedung ini berlokasi di Jalan Baranang Siang No. 1, Sumur, Kota Bandung.

Dibangun pada 1935, awalnya gedung ini difungsikan sebagai bioskop. Namun pada 1975, beralih fungsi menjadi gedung seni pertunjukan Rumentang Siang.

Saat ini, Rumentang Siang memiliki program rutin yang sudah ada sejak 1990, yakni Festival Drama Basa Sunda. Selain itu, berbagai acara seni, pameran, hingga pertunjukan teater juga rutin digelar.

7. Taman Budaya Yogyakarta

Gedung seni pertunjukan legendaris yang sudah ada sejak 1977, Taman Budaya Yogyakarta, diperuntukan sebagai salah satu laboratorium seni di Indonesia. Taman Budaya Yogyakarta yang berlokasi di Jalan Sriwedani No.1, Gondomanan, Kota Yogyakarta, ini memiliki dua bangunan utama, yakni Concert Hall dan Societet Militair.

Concert Hall memiliki arsitektur Belanda yang difungsikan sebagai tempat diskusi sastra, pameran, dan pelatihan. Sementara Societet Militair digunakan untuk keperluan pementasan teater, tari, musik, dan seni pertunjukan lainnya.

8. Taman Sriwedari

Taman Sriwedari berlokasi di Jalan Slamet Riyadi, Laweyan, Solo. Terdapat gedung seni pertunjukan wayang orang di dalam Taman Sriwedari yang sudah ada sejak 1910. Gedung tersebut tercatat sebagai salah satu gedung seni pertunjukan tertua di Indonesia.

Memiliki kapasitas penonton hingga 1.000 orang, hingga kini gedung tersebut masih rutin menggelar pentas. Para penonton bisa menyaksikan pertunjukan setiap Kamis, Jumat, dan Sabtu.

(Resla)

Video Terkini