Sukses

Tim Ahli Wantimpres: Luhut Ingatkan Soal Orang Toxic Karena Cinta Indonesia

Anggota tim ahli Wantimpres Prof Dr Henry Indraguna memahami peringatan menteri Luhut Panjaitan soal orang toxic.

Liputan6.com, Semarang - Anggota tim ahli Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) Prof Dr Henry Indraguna, SH sangat memahami pernyataan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan (LBP) agar Prabowo Subianto tidak membawa orang-orang toxic ke dalam pemerintahan.

Menurutnya, masyarakat juga menginginkan kondisi Indonesia harus tetap stabil baik di bidang politik, ekonomi, sosial, keamanan seperti sekarang ini. 

"Yang dikhawatirkan pak Luhut sangat bisa diterima. Beliau pasti juga paham bahwa rakyat menginginkan legacy pemerintahan Jokowi ini dilanjutkan dan ditingkatkan," katanya.

Prof Henry juga seorang politisi dari partai Golkar yang menjadi pendukung Prabowo. Ditambahkan bahwa jika Prabowo memasukkan orang yang bersifat toxic ke pemerintahan, kemungkinan akan menjadi duri dalam daging.

Secara umum yang dimaksud calon menteri toxic, mengacu kepada menteri yang menjadi racun bagi presiden dan dalam praktiknya sangat merugikan pemerintahannya. 

"Calon menteri toxic bisa berubah jadi serigala meski untuk saat ini ber-chasing atau bergaya seperti domba," kata Henry. 

Ciri-ciri calon menteri toxic yang berpotensi merugikan dan menjadi benalu di pemerintahan Prabowo-Gibran adalah mereka yang tidak loyal kepada presiden, tidak pro rakyat serta hanya bekerja untuk kelompoknya sendiri. Ditambahkan bahwa yang paling mengerikan kalau menjadi pemburu rente dari sebuah kekuasaan untuk keuntungan pribadi maupun golongan. 

“Saya mendefinisikan menteri toxic itu adalah siapa pun menteri yang jadi benalu presiden," katanya.

Anggota Dewan Pakar Partai Golkar ini berpendapat bahwa orang-orang toxic mengarah kepada mereka yang selama ini tidak sejalan dengan kebijakan pemerintahan Jokowi. 

Namun tidak menutup kemungkinan orang-orang toxic yang mau masuk ke dalam Kabinet Prabowo-Gibran adalah mereka yang selama ini tidak kelihatan berseberangan tapi justru punya agenda tersembunyi.

Istilah toxic di mata publik bisa saja dimaknai sebagai calon menteri baru atau sudah lama di pemerintahan sebelumnya. Secara umum toxic yang dimaksud Luhut mengarah pada orang-orang yang dinilai bisa merugikan pemerintahan.

Menurut Ketua PPK Kosgoro 1957 ini, LBP adalah Prajurit Sapta Marga dan seorang patriot bangsa. Luhut pasti menekankan pentingnya persatuan dan kesatuan dalam menjalankan program-program pemerintah.

"Jadi saya juga mengamini dan sangat menghargai pendapat dan pandangan Jenderal Luhut sebagai menteri senior, tokoh nasional berpengalaman yang berkiprah di pemerintahan Pak Harto hingga Pak Jokowi. Sebagai Prajurit Sapta Marga yang sangat mencintai negeri ini," katanya.