Liputan6.com, Sukabumi - Perbaikan ruas Jalan Tol Bogor Ciawi Sukabumi (Bocimi) Seksi II, yang ditutup usai bencana longsor pada April 2024 lalu di Kilometer 64+600A, masih ditinjau perkembangannya oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui PT Waskita Karya.
Hal itu disampaikan Kepala Seksi Pengadaan Tanah dan Pengembangan pada Kantor Agraria Tata Ruang-Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) Kantah Kabupaten Sukabumi, Enang Sutriyadi. Dia mengatakan, baru-baru ini pihaknya diundang untuk melakukan peninjauan ke lokasi longsor jalan Tol Bocimi, bersama PUPR, BPJT dan Staf Kepresidenan.
Baca Juga
“Saat kemarin atau minggu lalu kita meninjau ke lokasi itu, kondisi badan jalan di KM 64+600 A masih menganga akibat longsor. Iya, itu jalan satu arah habis kebawah karena longsor. Tapi, untuk material longsoran sudah dibersihkan semua,” kata Enang dalam keterangannya, Selasa (14/5/2024).
Advertisement
Menurutnya, bencana longsor itu terjadi karena di bawah badan jalan tol terdapat mata air. Saat ini, Kementerian PUPR tengah melakukan perencanaan anggaran untuk perbaikan Tol Bocimi Seksi 2 yang tergerus bencana alam tersebut.
“Jadi perlu ada kajian-kajian lagi, karena dulu itu tidak terdeteksi ada mata air. Kan di musim kemarau dulu proses pendataannya, mata air kita enggak lihat ternyata besar. Pihak tol lagi rancang anggaran, tanahnya itu sepertinya ada mata air di bawah (area longsor). Jadi, kemungkinan besar itu dibuat jembatan, karena tidak bisa diurug,” ujarnya.
Dia menyebut, material tanah yang amblas akibat longsor itu telah dibersihkan. Kendati demikian, pihaknya menilai perbaikan jalan tol iti tak bisa dilakukan pada bagian atas saja. Ada beberapa opsi perbaikan yang dibahas pihak PUPR dan BPJT, salah satunya pembangunan jembatan.
“Kalau jembatan lumayan mahal biayanya. Iya, itu permeternya bisa sampai miliaran kalau nggak salah. Mereka ini sekarang sedang menghitung dan melakukan kajian mendalam lagi. Tapi, kayanya besar kemungkinan dibangun jembatan, karena di bawahnya ada mata air. Tapi, kalau konstruksi kita tidak ikut, artinya kita dalam rangka ketika mereka membutuhkan tanah kita fasilitasi,” terang dia.
Perluasan Lahan untuk Perbaikan
Dalam peninjauan bersama PUPR dan Staf Kepresidenan, di lokasi jalan tol Bocimi longsor itu, pihaknya menilai perbaikan tersebut membutuhkan kembali perluasan lahan sekitar 2.000 sampai 3.000 meter persegi.
“Iya, karena memang di bawahnya sudah dibebaskan, hanya dia butuh ruang lagi dan ini sedang dihitung. Tunggu penghitungan dari mereka karena itu ranahnya BPJT,” tuturnya.
“Tapi, kalau dari Staf Kepresidenan, mintanya secepat mungkin jalan tol itu, bisa digunakan. Tapi, ya kembali lagi ke PUPR. Kalau sekarang kan jalan tol masih ditutup untuk umum,” sambung dia.
Advertisement