Liputan6.com, Semarang - Dinamika industri bergerak sangat cepat. Kini kuliah dan mendapat gelar sarjana saja tidak cukup. Jika ingin lebih mampu berperan di dunia industri, sebaiknya mulai dipertimbangkan performa mental maupun fisik.
Performa itu bisa didapat dengan kebijakan pendidikan yang ramah pasar kerja. Program Studi Teknologi Rekayasa Kimia Industri (TRKI) Sekolah Vokasi Undip terus berinovasi dalam menumbuhkembangkan kreativitas lulusannya.
Baca Juga
Menurut Ketua Program Studi Teknologi Rekayasa Kimia Industri SV Undip, Mohamad Endy Julianto, perguruan tinggi saat ini mendapat tantangan dari dinamika industri.
Advertisement
"Penerapan Program Revitalisasi yakni melalui dual system, teaching factory, retooling (retraining), praktisi industri dan Lembaga Sertifikasi Kompetensi (LSP), salah satu cara merevitalisasi dunia pendidikan," katanya.
Yang disebut Endy mulai menunjukkan hasil, dimana banyak dari kalangan industri datang ke kampus untuk merekrut karyawan. Beberapa mahasiswa dengan bekal transkrip nilai 7 semester dan sertifikasi kompetensi bahkan diterima oleh perusahaan.
Endy lalu mencontohkan mahasiswanya yang sukses direkrut perusahaan besar. Misalnya Eternal Tsingshan Group (Rifnaldi Sadik, Faizal Pambayun), PT Jaya Trade Indonesia (Salsabila), PT Sutindo Chemical Indonesia Surabaya (Tesalonika Sitepu), PT Hailiang Nova Material Indonesia (Rhida Amalia Dewi Firdausi) dan PT LBM New Energy Indonesia (Desy Sonia Putri, Era Aristanto, Muhammad Zaki Riadhus Shalihin, Septi Enjelina Sitio).
Sementara itu, Muhammad Zaki Riadhus Shalihin menjelaskan bahwa pintu masuk perusahaan paling realistis adalah magang ke industri di luar negeri.
"Selama kuliah, aktif berbagai kegiatan, mulai organisasi mahasiswa, penelitian bersama dosen, lomba, hingga ikut sertifikasi kompetensi," katanya.
Contoh penelitian bersama dosennya mendapat 7 paten. Yakni 4 Paten Sederhana dan 3 HKI. Dengan bekal itu akhirnya bisa bekerja di perusahaan multinasional. Perusahaan multinasional ini berada dibawah naungan Lopal Group China. Perusahaan ini bergerak dibidang manufaktur komponen baterai kendaraan listrik yaitu LiFePO4; Litium Ferro Phosphate atau LFP.
''Baterai Litium-Ion ini berkembang secara pesat mengingat program pemerintah saat ini yang mendukung transfigurasi kendaraan BBM ke kendaraan listrik," katanya.
Zaki bersama beberapa orang dikirim Provinsi Sichuan, China untuk mendapatkan pelatihan mengenai pengujian kualitas LFP juga manajemen laboratorium.
'"Pesan kepada adik-adik mahasiswa, manfaatkanlah status mahasiswa dengan baik, salah satunya mengikuti berbagai kegiatan positif di kampus,'' katanya.
Ia mengaku selalu ingat pesan dosennya bahwa ilmu dari kampus hanya 10%, pengalaman di luar kampus yang akan menunjang sukses masa depan.