Sukses

Kolaborasi The Mother Of Kombucha Indonesia dengan Ramu Racik Nusantara

Kombucha, yang dikenal sebagai minuman asam manis dari fermentasi teh, memiliki sejarah panjang yang bisa ditelusuri kembali ke era Dinasti Qin pada 221 SM melalui jalur sutera.

Liputan6.com, Malang - Guru Besar Universitas Brawijaya Elok Zubaidah menggandeng PT Ramu Racik Nusantara untuk atasi kanker. Keduanya sepakat untuk mengeksplorasi hingga menghilirisasi kombucha.

Langkah Profesor Elok untuk menggandeng Ramu Racik bukan tanpa alasan. Pasalnya, perusahaan yang didirikan oleh Rafii Priadji Megatama dan Annisa Indah Maharani tersebut memang terfokus pada pengembangan produk berbasis kombucha.

Kombucha, yang dikenal sebagai minuman asam manis dari fermentasi teh, memiliki sejarah panjang yang bisa ditelusuri kembali ke era Dinasti Qin pada 221 SM melalui jalur sutera. Di Indonesia, minuman ini mulai mendapatkan popularitas berkat khasiatnya bagi metabolisme tubuh.

Prof. Elok, yang dijuluki The Mother of Kombucha Indonesia, telah mengeksplorasi bahan baku lokal seperti rempah-rempah untuk pembuatan kombucha selama dua dekade terakhir. Kini, berkat kolaborasi dengan PT Ramu Racik Nusantara, penelitian ini akan diperluas untuk menguji manfaat kombucha pada penderita kanker dan penyakit autoimun.

“Saya berharap melalui kolaborasi dengan Ramu Racik akan membawa manfaat besar, tidak berhenti pada penelitian saja, namun bisa ter-deliver kepada mereka yang kini tengah mengidap kanker sebagai alternatif yang baik untuk proses penyembuhan,” ujar Prof. Elok dalam keterangan resmi, Kamis (16/5/2024).

Secara terpisah, Rafii dan Annisa melihat potensi besar dalam penelitian ini dan berkomitmen untuk mendukung penuh upaya Prof. Elok. Dengan latar belakang sebagai pakar mikrobiologi dan posisi sebagai dosen peringkat 53 se-Indonesia pada 2023, Prof. Elok membawa kredibilitas ilmiah yang signifikan ke dalam proyek ini.

Kerja sama ini resmi dimulai dengan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) pada 26 April 2024. Dalam perjanjian ini, kedua belah pihak sepakat untuk tidak hanya fokus pada manfaat kombucha bagi penderita kanker, tetapi juga menjelajahi pengaruhnya terhadap penyakit autoimun dan sektor genomik lainnya.

"Melalui riset terpumpun yang akan kami lakukan dalam dua tahun ke depan, kami berharap bisa menghilirisasi produk ini sehingga manfaat minuman sehat kombucha dapat lebih luas dirasakan," jelas Rafii.

Annisa menambahkan, dirinya melihat kerjasama ini sebagai langkah besar untuk memberikan solusi kesehatan berbasis warisan alam nusantara.

“Kombucha dari rempah-rempah lokal tidak hanya menawarkan manfaat kesehatan tetapi juga mendukung pelestarian budaya kita," ujar Annisa.

Melalui pendekatan ilmiah dan pemanfaatan bahan-bahan alami, mereka berusaha menciptakan solusi kesehatan yang tidak hanya efektif tetapi juga aman dan alami. Akhinya memberikan harapan baru bagi penderita kanker di Indonesia dan seluruh dunia.