Sukses

Ternyata Ini Alasan Kota Bandung Dipilih Jadi Tuan Rumah Konferensi Nasional Pengendalian Tembakau

Kota Bandung terpilih menjadi tuan rumah Indonesia Conference on Tobacco or Healty (Ictoh) dalam rangka peringatan Hari Tanpa Tembakau Sedunia.

Liputan6.com, Bandung - Kota Bandung bakal menjadi tuan rumah Konferensi Nasional Pengendalian Tembakau atau Indonesia Conference on Tobacco or Healty (Ictoh), bagian Hari Tanpa Tembakau Sedunia.

Penunjukan Kota Bandung sebagai tuan rumah Ictoh salah satunya karena presentase perokok di Kota Bandung sangat tinggi.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Bandung, Anhar Hadian menyampaikan, Jawa Barat merupakan provinsi tertinggi dengan presentase perokok paling banyak ketiga di Indonesia yaitu 32,78 persen.

Sedangkan tertinggi yaitu Lampung (34,08 persen) disusul Nusa Tenggara Barat (32,79 persen). Sementara itu, kata Anhar, presentase perokok di Kota Bandung bahkan lebih tinggi dibandingkan Jawa Barat.

"Bandung lebih tinggi dari Jawa Barat, hasil survei yang kami laksanakan Kota Bandung itu 33,3 persentase perokoknya," jelas Anhar saat jadi pembicara Bandung Menjawab di Balai Kota Bandung (22/5/2024).

Anhar mengatakan, kegiatan Ictoh akan dilaksanakan pada pada 28-30 Mei 2024. Anhar mengaku menyambut baik penunjukan Kota Bandung sebagai tuan rumah Ictoh.

"Ini kesempatan amat baik untuk menyampaikan pesan kepada masyarakat tentang bahaya merokok," katanya.

 

2 dari 2 halaman

Melindungi Anak Muda

Ketua TCSC-IAKMI (Tobacco Control Support Centre-Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia), Sumaryati Amin Arjoso menyampaikan, alasan lain dari penunjukan tersebut yakni karena Kota Bandung sudah memiliki sejumlah Kawasan Tanpa Rokok (KTR).

"Bandung memiliki KTR, sudah ada Perdanya Nomor 4 tahun 2021. Ini menarik, maka kita ke Bandung supaya pemuda-pemuda menyadari merokok tidak baik," katanya.

Sumaryati menyampaikan, Ictoh sudah dilaksanakan sejak 2014. Tahun ini, Ictoh mengangkat tema terkait perlindungan anak muda dari dampak industri tembakau. "Tahun ini temanya dari WHO," katanya.

Menurut dia, indutsri tembakau khususnya rokok memang kerap menyasar anak muda. Melalui Ictoh, harapannya akan turut mendorong agar anak muda tidak tumbuh menjadi perokok.

"Karena kalau anak muda sudah jadi perokok, maka dia akan menjadi perokok seumur hidup karena nikotinnya adiktif, kecanduan dan tidak berhenti. Industri tembakau memengaruhi anak-anak lewat iklan. WHO melihat bagaimana pengaruh industri rokok ini memengaruhi anak muda, sehingga bagaimana melindungi mereka," katanya.