Sukses

Kisah Tiga Mahasiswi UBL Dapat Beasiswa Dana Desa, Lulus Langsung Mengabdi

Kembali mengabdi ke desa menjadi cara membayar utang budi yang positif atas pemberian beasiswa dana desa yang didapat oleh tiga mahasiswi di Universitas Bandar Lampung.

Liputan6.com, Lampung - Tiga mahasiswi Universitas Bandar Lampung (UBL) mendapatkan beasiswa dari dana desa tempat mereka tinggal. Tepatnya di Desa Wonomarto, Kotabumi Utara, Kabupaten Lampung Utara. Ketiga gadis itu selain diberi beasiswa berupa dana hingga lulus di perguruan tinggi swasta ini, mereka juga diberikan jaminan untuk kerja sekaligus mengabdi di desa setempat selama dua tahun.

Mereka berhasil merampungkan kuliahnya di UBL selama tiga tahun dan enam bulan dengan predikat pujian meraih IPK 4,0. Kelulusan itu dibuktikan dengan ketiganya telah menjalani wisuda strata satu pada Rabu 29 Mei 2024. 

Kisah ini diceritakan oleh Dinda Ayu Rosita (21), Putri Purwaningrum (22) dan Iin Ardiyanti (22). Mendapatkan beasiswa ketika baru lulus Sekolah Menengah Atas (SMA) oleh Pemerintah Desa (Pemdes) mereka, yang mencari pemuda desa yang serius ingin melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi.

"Saat itu saya dapat informasi dari tetangga kalau desa sedang mencari warganya yang baru lulus SMA mau dikuliahkan denga syarat ketika lulus harus mengabdi ke desa," kata Dinda saat diwawancarai usai melaksanakan wisuda di UBL, Rabu (29/5/2024).

Dia menyampaikan, beasiswa dana desa yang didapat itu berupa uang akomodasi pembiayaan tempat tinggal selama berkuliah. 

"Beasiswa dari dana desa itu yang kita dapat biaya akomodasi selama ngekost di Bandar Lampung. Sedangkan biaya uang untuk pembayaran kuliahnya melalui KIP (Kartu Indonesia Pintar)," ungkapnya.

Dengan dua orang temannya sedesa yakni Putri Purwaningrum dan Iin Ardi Yanti, Dinda lalu mendaftar ke UBL. Dinda lulus di prodi Manajemen, Putri masuk jurusan Administrasi Bisnis dan Iin di jurusan Akuntansi.

Menurut Dinda, di desa tempat tinggalnya itu jarang pemuda yang mau melanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi.

"Di sana lebih banyak yang stop SMA dibanding lanjut ke bangku perkuliahan," jelas dia.

Beasiswa dana desa tersebut didapat bukan tanpa syarat. Ketiganya harus mendapatkan IPK di atas 3,5 serta diwajibkan pulang untuk magang ketika libur semester tiba.

"Pekerjaan yang kita dapat itu, seperti membantu administrasi desa, kita bantu kelola sosial media tempat wisata di sana, mempromosikan desa intinya, supaya taraf kehidupan masyarakat di sana meningkat. Begitu lah gambaran nanti lapangan pekerjaan yang dijalani di desa," imbuhnya.

Selanjutnya, Putri menambahkan bahwa selain mempromosikan desa mereka juga diminta untuk memberikan motivasi kepada remaja setempat agar mau melanjutkan pendidikan. 

"Selain itu, kami juga turut serta memberikan pemahaman kepada remaja desa bahwa melanjutkan pendidikan itu sangat penting untuk kehidupan supaya lebih produktif," kata dia.

Putri mengungkapkan, awalnya ia dan dua temannya tidak mau melanjutkan perkuliahan karena terkendala oleh uang.

"Awalnya kami tidak mau kuliah, tapi alhamdulillah dengan adanya beasiswa dana desa ini keinginan untuk berkuliah bisa terwujud. Program beasiswa ini sangat membantu," pungkasnya.