Sukses

Lahore 1947 Jadi Film Perdana Preity Zinta Usai Rehat 6 Tahun

Terakhir kali Preity Zinta membintangi film yakni pada 2018 bertajuk Bhaiaji Superhit karya Neeraj Pathak.

Liputan6.com, Bandung - Lahore 1947 menjadi film perdana aktris papan atas Bollywood Preity Zinta usai menjalani rehat selama 6 tahun.

Terakhir kali Preity Zinta membintangi film yakni pada 2018 bertajuk Bhaiaji Superhit karya Neeraj Pathak. Film tersebut dibintangi pula oleh Sunny Deol, Ameesha Patel, Pankaj Tripathi, Arshad Warsi dan Shreyas Talpade.

Saat hadir di ajang Festival Film Cannes 2024, aktris 49 tahun itu berbagi wawasan tentang keputusannya vakum dari dunia film setelah pernikahannya.

Preity Zinta menekankan akan pentingnya jam biologis bagi wanita dan menyatakan bahwa dia ingin memprioritaskan keluarganya selama masa istirahatnya tersebut.

Saat wawancara dengan DD India, Preity Zinta, mengungkapkan bahwa selain untuk keluarga, dirinya juga telah mendedikasikan waktunya untuk usaha bisnisnya selama enam tahun terakhir. Ia juga mengatakan ingin memprioritaskan keluarganya selama masa vakumnya itu.

"Saya tidak ingin bermain film. Saya fokus pada bisnis, saya ingin fokus pada kehidupan pribadi saya. Orang-orang lupa bahwa bagi perempuan, sebagai aktor, keahlian Anda itu penting, Anda menginginkan sebuah karya, tetapi ada juga jam biologisnya," ujar Preity Zinta dicuplik dari Bollywood Indonesia, Senin, 27 Mei 2024.

Lebih lanjut, Preity mengatakan, jika dirinya belum pernah pacaran dengan siapa pun selama bekerja di dunia film.

"Saya belum pernah berkencan dengan seorang aktor. Jadi hal yang logis adalah saya juga harus memiliki keluarga sendiri. Sangat menyenangkan memainkan berbagai kehidupan, tetapi Anda tidak boleh lupa untuk menjalani hidup Anda. Jadi saya ingin punya anak," tambah Preity Zinta.

Preity Zinta menjelaskan, bahwa dia juga sangat antusias dengan usaha bisnisnya, karena bisnis menawarkan jalan eksplorasi baru. Namun, fokus utamanya tetap pada membina kehidupan pribadinya.

"Saya sebenarnya tidak ingin menjadi artis berprestasi, tetapi menjadi orang yang kesepian," tambah bintang film di Kal Ho Naa Ho dan Koi Mil Gaya itu.

"Semua orang mengatakan kepada saya, 'kamu akan ketinggalan bus, truk, pesawat, dan kereta api,' dan saya berpikir, oke. Saya tertawa sekarang, tapi itu benar dan berlaku untuk setiap wanita yang bekerja di luar sana," ungkap Preity.

Preity juga mengungkapkan keinginannya untuk mencapai kesetaraan, berupaya untuk mengimbangi laki-laki, tetapi mengakui kurangnya kesetaraan dalam kenyataan.

Waktu untuk keluarga, mendorong seorang perempuan untuk mengalihkan perhatiannya. Lantas, saat disinggung tentang dua anaknya yang kini berusia dua setengah tahun, Preity tampak bahagia.

Preity menemukan kegembiraan dalam pekerjaan, tetapi merasa bersalah setiap hari, karena tidak bisa selalu hadir untuk dua buah hatinya.

Dia menambahkan bahwa permohonan putrinya, Gia dan putranya, Jai, 'Mumma, tolong tinggal bersama kami,' menimbulkan momen-momen penuh air mata.

Untuk kariernya, kini Preity Zinta kembali ke film. Untuk comeback-nya ini, Preity Zinta sedang mempersiapkan film terbarunya, Lahore 1947, di mana dia akan beradu akting dengan Sunny Deol. Film diproduksi oleh Rajkumar Santoshi, dan dijadwalkan akan dirilis pada akhir tahun ini.

 

2 dari 4 halaman

Profil Preity Zinta

Pada awal 2000-an, film ataupun serial drama luar negeri cukup banyak menghiasi layar kaca Tanah Air. Mulai dari drama Mandarin, Korea Selatan, ataupun Turki.

Bahkan, film-film Bollywood memiliki cukup banyak penggemar di Indonesia karena kerap tayang di televisi nasional. Salah satu artis India yang kerap mencuri perhatian penonton ialah Preity Zinta.

Dilansir kanal Hot, Liputan6, Wanita kelahiran 31 Januari 1975 ini telah dikenal luas sebagai seorang aktris Bollywood ternama dengan berbagai film yang ia bintangi. Bahkan, perannya sebagai ibu tunggal remaja di film Kya Kehna sukses membawanya pada puncak ketenaran.

Preity Zinta sendiri sering terlibat dalam berbagai pojek film India bersama berbagai aktor dan aktris Bollywood ternama. Bahkan, pada awal debut dirinya bermain dalam film berjudul Dil Se dengan lawan main Shahrukh Khan.

Lama tak membintangi berbagai film, Preity Zinta sendiri memilih untuk aktif di media sosial. Bahkan, terbaru ia diketahui tengah fokus menjalani kegiatan berkebun di kediamannya.

Namun, netizen sering kali salah fokus dengan penampilan Preity Zinta yang tetap terlihat awet muda di usia 49 tahun.

Setelah lulus dengan gelar dalam kehormatan bahasa Inggris dan psikologi kejahatan, Zinta memulai debut aktingnya dalam Dil Se.. pada 1998, diiringinya dengan sebuah peran dalam Soldier pada tahun yang sama.

Berbagai penampilannya tersebut memberikannya Penghargaan Filmfare untuk Debut Perempuan Terbaik, dan ia kemudian dikenal atas perannya sebagai seorang ibu tunggal remaja dalam Kya Kehna (2000).

Ia kemudian membangun sebuah karier sebagai seorang aktris terkemuka dalam perfilman Hindi dengan berbagai jenis karakter.

Beberapa perannya, yang dianggap menantang secara adat istiadat, bersama dengan persona layarnya yang inkonvensional telah disebutkan berkontribusi pada sebuah perubahan dalam konsep wanita perfilman Hindi, dan meraih beberapa penghargaan.

 

3 dari 4 halaman

Prestasi Preity Zinta

Dilansir laman Wikiwand, Setelah peran-peran yang diapresiasi secara kritis dalam Chori Chori Chupke Chupke (2001), Dil Chahta Hai (2001), Dil Hai Tumhaara (2002), dan Armaan (2003), Zinta meraih Penghargaan Filmfare untuk Aktris Terbaik untuk penampilannya dalam film drama Kal Ho Naa Ho (2003).

Ia kemudian memainkan peran-peran utama dalam dua film berkeuntungan tertinggi tahunan di India secara berturut-turut, film fiksi ilmiah Koi... Mil Gaya (2003) dan drama percintaan Veer-Zaara (2004).

Ia kemudian dikenal atas perannya sebagai seorang wanita India modern dan independen dalam Salaam Namaste (2005) dan Kabhi Alvida Naa Kehna (2006), produksi berkeuntungan tertinggi di pasar mancanegara.

Peran film internasional pertamanya adalah dalam film drama Kanada Heaven on Earth (2008), yang atas penampilannya ia dianugerahi Penghargaan Hugo Perak untuk Aktris Terbaik dan dinominasikan untuk Penghargaan Genie untuk Aktris Terbaik.

Ia mengiringinya dengan sebuah cuti dari pekerjaan akting selama beberapa tahun, dengan pengecualian dari film kekembalian yang diproduserinya sendiri, Ishkq in Paris (2013), yang gagal untuk menghasilkan sebuah kesuksesan.

Selain berakting, Zinta telah menulis serangkaian artikel untuk BBC News Online Asia Selatan, seorang aktivis sosial, seorang pembawa acara televisi, dan seorang pementas panggung reguler.

Ia adalah pendiri perusahaan produksi PZNZ Media, salah satu pemilik tim kriket Liga Primer India Kings XI Punjab sejak 2008, dan pemilik tim kriket Liga Global T20 Afrika Selatan Stellenbosch Kings sejak 2017.

Zinta dikenal dalam media India karena mengungkapkan pikirannya secara terbuka, dan akibatnya telah memicu kontroversi sesekali.

Kontroversi tersebut termasuk ketika ia menjadi satu-satunya saksi yang tidak mencabut pernyataannya dalam pengadilan terhadap mafia India selama kasus Bharat Shah 2003, yang atas kejadian tersebut ia dianugerahi Penghargaan Keberanian Nasional Godfrey Phillips.

 

4 dari 4 halaman

Lahir dari Keluarga Militer

Preetam Singh 'Preity' Zinta lahir pada 31 Januari 1975 dalam sebuah keluarga Rajput dari Shimla, Himachal Pradesh. Ayahnya, Durganand Zinta, adalah seorang perwira di Angkatan Darat India.

Ayahnya meninggal dalam sebuah kecelakaan mobil ketika ia berusia 13 tahun, yang juga melibatkan ibunya, Nilprabha, yang terluka parah dan akibatnya terbaring di tempat tidur selama dua tahun.

Zinta menyebut kecelakaan tragis dan kematian ayahnya tersebut sebagai tekanan besar dalam hidupnya, yang memaksanya untuk menjadi dewasa dengan cepat.

Ia memiliki dua saudara laki-laki yakni Deepankar dan Manish, yang masing-masing setahun lebih tua dan setahun lebih muda. Deepankar adalah seorang perwira yang ditugaskan di Angkatan Darat India, sementara Manish tinggal di California.

Zinta, yang menggambarkan dirinya sebagai seorang tomboi saat kecil, telah mewarisi latar belakang kemiliteran ayahnya serta telah memberinya kesan abadi tentang bagaimana kehidupan keluarga harus dilakukan.

Ia menegaskan pentingnya kedisiplinan dan ketepatan waktu bagi anak-anak. Ia belajar di sekolah asrama Biara Yesus dan Maria di Shimla.

Meskipun ia mengaku kesepian di sekolah asrama tersebut, ia menyatakan bahwa hal tersebut diimbangi ketika ia menemukan 'kumpulan teman yang sempurna' di sana.

Sebagai seorang pelajar, ia mengembangkan kecintaannya pada kesusastraan, khususnya pada karya-karya William Shakespeare dan puisi.

Dilansir dari Zinta dicuplik dari Wikiwand, ia menikmati belajar di sekolah dan mendapat nilai bagus pada waktu luangnya ia bermain olahraga, misalkan bola basket.

Setelah lulus dari sebuah sekolah asrama di Sanawar (Sekolah Lawrence) pada usia 18 tahun, Zinta mendaftar ke Kolese St. Bede di Shimla.

Ia lulus dari kolese tersebut dengan gelar kehormatan bahasa Inggris, dan kemudian memulai sebuah program pascasarjana dalam bidang psikologi.

Ia meraih gelar pascasarjana dalam bidang psikologi kejahatan, tetapi kemudian bekerja sebagai peragawati.

Iklan televisi pertama Zinta adalah untuk cokelat Perk, yang disebabkan dengan sebuah pertemuan yang kebetulan dengan seorang sutradara di pesta ulang tahun temannya pada 1996.

Sutradara tersebut membujuk Zinta untuk mengikuti audisi untuk jabatan tersebut, dan ia terpilih. Setelah itu, ia muncul dalam beberapa katalog dan iklan lainnya, seperti untuk sabun Liril.