Liputan6.com, Cirebon - Polemik kasus pembunuhan Muhammad Rizky alias Eky dengan kekasihnya Vina Cirebon terus bergulir. Sejumlah fakta baru mulai bermunculan.
Seperti diungkapkan Samsuri (40), seorang warga yang rumahnya berada di sekitar Jalan Perjuangan Kelurahan Karyamulya Kecamatan Kesambi Kota Cirebon.
Baca Juga
Ia memberi kesaksian merespons kesaksian Aep yang menjadi salah satu saksi kunci dalam pembunuhan Eky dan Vina Cirebon.
Advertisement
Diketahui, Aep dan Dede disebut kuasa hukum terpidana mengungkap para pelaku namun tidak pernah dihadirkan dalam persidangan.
Saat kejadian Aep yang mengaku melihat Pegi dan kawan-kawannya melempari motor Vina serta Eki. Ketika itu, Aep mengaku hendak membeli rokok di warung samping SMP 11 Cirebon atau dekat showroom cuci mobil tempatnya bekerja.
"Waktu tahun 2016, posisi situasi lokasi jalan Perjuangan sepi, enggak kaya sekarang ramai," kata Samsuri kepada media membantah pernyataan Aep, Kamis (30/5/2024).
Samsuri mengatakan, saat itu warung rokok hanya ada di perempatan wilayah pelandakan. Adapun warung yang lain biasanya tutup pada sore hari.
Tempat Aep bekerja itu menjadi perhatian setelah dua pelaku kasus pembunuhan Vina dan Eki, Hadi dan Eko, ditangkap oleh polisi.
Digerebek
"Di depan tempat cucian mobil yang waktu itu menjadi tempat kerja Aep tidak ada warung rokok sama sekali. Bukan enggak buka, tapi memang tidak ada," ujar Samsuri.
Samsuri mengungkapkan, bahwa dirinya mengenal sebagian dari para pelaku yang kini telah mendekam di penjara selama kurang lebih delapan tahun.
Beberapa pelaku yang dikenal oleh Samsuri adalah Hadi, Eko, Saka, dan Sudirman. Samsuri membantah pelaku yang ia kenal bagian dari geng motor.
"Mereka itu kuli bangunan bukan geng motor. Mereka kalau ada yang ngajak kerja (ada proyek), baru berangkat. Nah selama nggak ada proyek, ya mereka sering nongkrong, tapi hanya sekadar nongkrong saja, mungkin karena pekerja bangunan ya kumpul saja gitu, gitaran dan sebagainya," ucapnya.
Â
Ada yang Mesum
Â
Pada kesempatan itu Samsuri menceritakan kejadian sebelum penangkapan Hadi dan Eko terkait pembunuhan Eky dan Vina. Samsuri mengaku kedua terpidana itu sempat bertemu dengannya beberapa hari sebelum penangkapan.
Ia mengatakan, saat itu Hadi dan Eko mengatakan akan melakukan penggerebekan kepada seseorang.
"Kemudian saya tanya, apa permasalahannya, lalu keduanya jawab di tempat pencucian mobil tempat kerja Aep ada yang bawa perempuan (diduga mesum)," jelas dia.
Setelah mendapat informasi tersebut, Samsuri mengarahkan Hadi dan Eko melapor ke RT agar tidak main hakim sendiri.
"Waktu itu Pak RT namanya Pak Pasren. Saya pun ngomong sama Pak RT dan beliau menyanggupi untuk ikut penggerebekan itu. Jadi waktu itu yang ikut penggerebekan itu, Eko, Hadi, saya, adik ipar saya dua orang sama Pak RT, 6 orang dulu," sambungnya.
Setelah berkumpul, mereka jalan ke bengkel, mengetok pintu dan dibuka oleh Aep.
"Awalnya kami mengkonfirmasi menanyakan dulu ada nggak cewek di dalam, Aep dan temannya menyangkal. Kami nggak percaya dan kami geledah, ada 2 cewek di dalam kamar mandi," ungkap Samsuri.
"Barulah sejumlah warga emosi. Jujur, ketika melihat memang ada cewek, ada juga warga yang melempar kursi, namun saya dan Pak RT melarang warga untuk terus melakukan aksi-aksi yang merugikan," ujarnya.
Samsuri mengatakan, warga kemudian memanggil ketua RW untuk menjadi penengah. Ketua RW pun datang menanyai keberadaan dua perempuan di dalam showroom cuci mobil tempat aep bekerja.
Bahkan, katanya, warga sempat mewanti-wanti Aep agar tidak melakukan perbuatan tersebut. Sebab, katanya akan mencemari nama baik kampung.
"Penggerebekan itu saya tidak ingat di tanggal berapa. Tapi yang jelas sebelum Hadi dan Eko ditangkap, sekitar bulan Agustus lah dekat dari peristiwa penangkapan itu, tidak jauh waktu penggerebekan ke tempat cucian mobil itu baru Hadi dan Eko ditangkap," jelas dia.
Pada kesempatan itu, Samsuri menegaskan bahwa sosok Hadi dan Eko bukan bagian dari geng motor. Keduanya bekerja sebagai kuli bangunan dan dikenal sopan kepada warga sekitar.
"Waktu malam kejadian (27 Agustus 2016), saya nggak dengar ada keributan, disini aman saja tidak ada kejadian, tidak ramai. Kalau ramai pasti lapor RT dan RW," katanya.
Advertisement