Liputan6.com, Jakarta - Credit Bureau Indonesia (CBI) sukses menyelenggarakan event CBI Connect 2024 di Ballroom 3 Hotel Mulia Jakarta pada 16 Mei 2024. Acara ini merupakan penghargaan bagi para stakeholder dan key-member CBI atas kesetiaan dan kepercayaannya terhadap produk dan solusi yang dihadirkan oleh CBI.
Acara yang bertemakan "Membangun Kekuatan Kolaborasi dalam Industri Jasa Keuangan Pasca Pemilihan Umum" ini bertujuan untuk memperkuat relasi dengan key-member dan membangun kerja sama yang berkelanjutan dengan CBI.
Baca Juga
“CBI Connect diselenggarakan dengan tujuan sebagai sarana bagi pelaku industri jasa keuangan baik perbankan, perusahaan pembiayaan keuangan dan P2P Lending, untuk dapat saling berbagi informasi dan berdiskusi tentang Proyeksi Industri Jasa Keuangan Pasca Pemilu 2024. Tema ini kami pilih mengingat, kebijakan ekonomi di masa depan, akan memberikan dampak bagi industri jasa keuangan,” kata Direktur Utama CBI, Agus Subekti dalam keterangannya.
Advertisement
Salah satu acara utama yang menarik perhatian adalah panel diskusi mengenai "Proyeksi Industri Jasa Keuangan Pasca-Pemilihan Umum". Panel ini menghadirkan para pemimpin dari industri finansial di Indonesia seperti Aviliani Ketua Bidang Pengkajian dan Pengembangan Perhimpunan Bank Nasional (Perbanas), Suwandi Wiratno Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI), Entjik S. Djafar Ketua Umum Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI), Andry Asmoro Kepala Ekonom Bank Mandiri dan juga Anton K. Adiwibowo, Direktur Bisnis & Layanan CBI.
"Pertumbuhan ekonomi pasca pemilu kemarin mampu mencapai 5,1%, ini menunjukan bahwa pada kondisi pasca pemilu masyarakat masih membutuhkan kredit, namun di sisi lain penyerapan tenaga kerja menurun, ini jadi tantangan pemerintah agar investasi atau kredit mampu menyerap tenaga kerja," ujar Aviliani.
Sementara itu, Suwandi Wiratno menyampaikan, industri pembiayaan telah berkolaborasi dengan pihak penyedia jasa informasi teknologi untuk memanfaatkan data-data seperti SLIK, credit scoring, pencatatan aset dan platform lainnya sehingga pembiayaan bisa menjaga kualitas pembiayaan yang baik guna meningkatkan profitabilitas perusahaan.
“Melalui kolaborasi tersebut, industri pembiayaan optimis akan terus bertumbuh di tengah tantangan ketidakpastian perekonomian global dan menjadi industri jasa keuangan yang terpercaya,” ujarnya.
Sementara, Andry Asmoro mengungkapkan, tantangan Sektor Keuangan Indonesia semakin besar dengan banyaknya black swan event yang terjadi. Segala resiko perlu diantisipasi dengan kolaborasi antara regulator dan pelaku bisnis serta inovasi dan ketersediaan data yang sangat lengkap.
“Penguatan infrastruktur sektor keuangan dari sisi data, sumberdaya manusia dan capital akan membuat sektor keuangan semakin kuat dan efisien dalam bertumbuh dan berkontribusi bagi Pembangunan Indonesia,” kata Andry.
Ketua Umum Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) Entjik S. Djafar menyatakan, industri fintech P2P lending telah menunjukkan ketangguhan dan inovasi selama beberapa tahun terakhir. Dengan regulasi yang semakin matang dan peningkatan kepercayaan masyarakat terhadap teknologi finansial, kami yakin sektor ini akan terus berkembang dan berkontribusi lebih besar dalam inklusi keuangan di Indonesia.
“Kami juga berharap adanya sinergi yang lebih kuat antara pelaku usaha di sektor ini dan pemerintah untuk menciptakan ekosistem yang kondusif bagi pertumbuhan industri,” ujarnya.
Anton K. Adiwibowo juga menyampaikan, pasca-pemilihan umum, stabilitas politik memainkan peran vital dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi, salah satunya melalui dapat terciptanya pertumbuhan kredit yang baik. Di sisi lain, dukungan regulator terhadap penguatan peran biro kredit sebagai pendukung industri jasa keuangan merupakan hal yang sangat penting untuk mendorong inklusi keuangan yang berkelanjutan.
“CBI berkomitmen mendukung regulator dengan menyediakan solusi-solusi inovatif yang dapat membantu lembaga jasa keuangan dalam menjaga dan meningkatkan kualitas kredit, sehingga tangguh untuk menghadapi tantangan dunia usaha yang semakin dinamis," ungkapnya.