Sukses

Ampuh Mengobati Malaria, Yuk Kenali 4 Manfaat Kayu Ular

Penyakit malaria merupakan penyakit serius, tapi penyakit ini dapat dicegah serta disembuhkan

Liputan6.com, Bandung - Malaria merupakan penyakit endemik di Indonesia. Menurut data yang dihimpun dari World Health Organization (WHO), penyakit ini merupakan ancaman serius.

Penyakit malaria adalah penyakit yang disebabkan oleh parasit. Parasit ditularkan kepada manusia melalui gigitan dari nyamuk yang terinfeksi.

Penyakit ini merupakan penyakit yang dapat dicegah serta disembuhkan. Namun, Anda tetap harus berhati-hati pada penyakit malaria karena penyakit ini juga dapat membahayakan tubuh.

Namun, saat ini terdapat berbagai obat tradisonal yang dapat mengobati malaria. Salah satunya adalah tanaman kayu ular yang dimanfaatkan pada bagian batang dan getahnya.

Tanaman ini sudah digunakan sebagai pengobatan alami di Papua dan negara bagian lain. Dilansir dari Herbpathy, dicuplik dari laman Good Doctor, kayu ular merupakan pohon yang hijau sepanjang tahun.

Tanaman kayu ular ini dapat tumbuh di iklim tropis atau subtropis dan memiliki ketinggian hingga di atas 15 meter.

Kayu ular atau memiliki nama latin Strychnos lucida R. Br. atau Loganiaceae menjadi obat asli yang terkenal di Timor Leste di mana telah digunakan untuk pengobatan beragam penyakit.

Biasanya, bagian tumbuhan yang digunakan untuk pengobatan adalah batang, kulit batang, ranting, dan daunnya.

Beberapa bagian pohon ini diekstraksi dengan pelarut non polar atau heksana dan polar atau etil asetat serta metanol. Karena itu, secara khusus tanaman kayu ular menunjukkan hubungan antara aktivitas antimikroba, antioksidan, dan antikanker.

 

Simak Video Pilihan Ini:

2 dari 5 halaman

4 Manfaat Kayu Ular bagi Kesehatan

Mengutip Kementerian Pertanian Balai Karantina Pertanian Kelas I Jayapura, tanaman kayu ular dipercaya dapat mengobati malaria dengan direbus dan diminum airnya. Namun, ada pula berbagai manfaat kayu ular lainnya yang perlu diketahui, yakni sebagai berikut:

1. Menjaga kesehatan pencernaan

Aktivitas antimikroba dalam kayu ular telah banyak digunakan sebagai pengobatan untuk pencernaan. Perlu diketahui juga, ekstrak kloroform dan etanol memiliki aktivitas antibakteri terhadap S. aureus dan Salmonella thypi secara intro.

Dalam sebuah penelitian menunjukkan bahwa kayu ini mengandung alkaloid, fenol, flavonoid, saponin, steroid, tanin, dan triterpenoid.

Berbagai kandungan tersebut dapat membantu menghambat pertumbuhan bakteri dengan cara merusak membran sel serta kemampuannya sebagai antibakteri.

2. Menurunkan Demam

Selain bagus untuk pencernaan, manfaat kayu ular juga dapat membantu menurunkan demam. Seperti yang sudah diketahui, demam merupakan salah satu gejala dari penyakit malaria.

Dengan mengonsumsi kayu ular, demam akibat malaria bisa turun sehingga dijadikan sebagai tanaman obat yang dipercaya di NTT. Secara ilmiah, S. Lucida terbukti menunjukkan aktivitas antimalaria yang cukup kuat.

3. Mencegah Risiko Kanker

Meski memiliki rasa pahit, namun manfaat kayu ular ini sangat efektif dalam menghambat sel pembentuk kanker. Hal ini diketahui karena adanya aktivitas antikanker dalam tanaman kayu ular.

Aktivitas antikanker telah diselidiki terhadap garis sel HepG2, HuCCA-1, A549, dan Molt-3. Secara khusus, ekstrak etil asetat menunjukkan aktivitas penghambatan terhadap sel Molt-3, yakni sel yang ditemukan pada pasien leukimia atau kanker darah.

4. Melawan Radikal Bebas

Manfaat kayu ular selanjutnya adalah sebagai antioksidan yang mampu membantu melawan radikal bebas. Radikal bebas sendiri merupakan spesies yang sangat reaktif dan diproduksi dalam tubuh selama fungsi metabolisme normal.

Antioksidan dapat melawan radikal bebas dengan mengikatnya sebelum menyebabkan kerusakan pada tubuh. Perlu diketahui, buah-buahan dan sayuran merupakan sumber utama antioksidan dalam bentuk makanan, termasuk tanaman kayu ular.

3 dari 5 halaman

Cara Mengonsumsi Tanaman Kayu Ular

- Bagian kulit batang atau cabang

Bagian tanaman ini biasanya digunakan untuk mengobati sakit pinggang dan darah tinggi. Cara penggunaannya adalah kulit batang atau cabang diserut, kemudian dikeringkan dengan cara dianginkan atau dijemur. Setelah itu, rebus lalu minum secara rutin.

- Bagian batang kayu

Untuk bagian ini, khasiatnya adalah untuk mengobati malaria dan darah tinggi. Cara penggunaannya dengan memotong batang kayu menjadi 4 bagian, kemudian rebus hingga mendidih. Setelah itu, saring air rebusan dan minum selagi hangat.

 

4 dari 5 halaman

5 Obat Alami Malaria dari Bahan Rumahan

Seperti yang telah disebutkan, malaria tidak hanya bisa diobat dengan obat medis, tapi juga bahan-bahan alami rumahan. Didukung oleh sejumlah penelitian, berikut obat alami malaria yang efektif untuk proses penyembuhannya:

1. Jahe sebagai obat alami malaria

Selain dipakai sebagai bumbu dapur, jahe juga bermanfaat sebagai obat alami malaria. Ini tidak lepas dari kandungan senyawa aktif yang dimiliki. Selain menghambat perkembangan parasit, jahe juga dapat secara perlahan membasminya.

Manfaat jahe untuk menyembuhkan malaria bukan hanya isapan jempol belaka. Menurut sebuah penelitian yang melibatkan puluhan pasien malaria di Kongo, Afrika Tengah, diketahui sebuah fakta bahwa efektivitas jahe dalam penyembuhan penyakit itu mencapai 92 persen.

2. Kayu manis

Demam, sakit kepala, dan diare merupakan gejala paling umum dari malaria. Beberapa keluhan tersebut bisa diredakan dengan konsumsi kayu manis. Ini tak lepas dari sifat antiinflamasi yang dimilikinya.

Menurut sebuah studi yang terbit di Journal of Tropical Medicine, kandungan yang ada pada kayu manis bisa membasmi parasit Plasmodium dengan cara mengacaukan sistem metabolismenya.

Tak hanya itu, melalui uji in-vitro yang dilakukan, senyawa asam amino pada kayu manis cukup efektif untuk menghambat proses biosintesis (berhubungan dengal sel) yang ada pada parasit tersebut.

3. Kemangi sebagai obat alami malaria

Daun basil atau yang kerap dikenal sebagai kemangi bisa menjadi obat alami malaria. Hal itu tak lepas dari senyawa aktif bersifat terapeutik yang dimiliki, salah satunya adalah eugenol. Daun basil sangat mudah ditemukan di banyak negara tropis, termasuk Indonesia.

Sebuah publikasi yang terbit di International Journal of Scientific and Engineering Research memaparkan, daun basil cukup efektif dalam meredakan gejala akibat malaria. Bahkan, tanaman itu juga bisa dipakai sebagai langkah pencegahan jika diminum setiap hari.

4. Buah-buahan sitrus

Selain menyegarkan, buah-buahan sitrus ternyata bisa dipakai sebagai obat malaria, lho. Senyawa asam yang mampu memberikan efek alkalisasi di dalam tubuh dipercaya dapat membasmi parasit penyebab malaria.

Sebuah riset di Nigeria menyebutkan, dari 120 anak yang diteliti, sekitar 75 persennya mengalami penurunan kadar parasit di dalam tubuhnya setelah rutin mengonsumsi buah-buahan sitrus, seperti lemon dan jeruk nipis.

5. Cuka apel

Obat malaria dari bahan alami yang terakhir adalah cuka apel. Selain membantu membasmi parasit di dalam tubuh, cuka apel dipercaya bisa meredakan berbagai gejala akibat malaria, terutama demam.

Berdasarkan sebuah penelitian yang dilakukan di Long Island University, Amerika Serikat, cuka apel bisa dipakai untuk mengatasi sejumlah infeksi yang disebabkan oleh parasit. Hal itu tak lepas dari senyawa antimikroba dan antibakteri yang dimiliki, termasuk unsur asam fenoliknya.

 

5 dari 5 halaman

Sekilas Tentang Malaria

Malaria adalah salah satu penyakit akibat gigitan nyamuk yang dapat membahayakan nyawa. Penyakit tersebut biasanya mewabah di satu daerah atau kawasan.

Obat alami malaria kerap dipakai untuk mengatasi penyakit itu, selain menggunakan obat-obatan medis.

Malaria adalah penyakit yang ditularkan oleh nyamuk Anopheles yang telah terinfeksi parasit bernama Plasmodium.

Ketika nyamuk tersebut menggigit manusia, parasit akan dilepaskan ke aliran darah. Kemudian, parasit berjalan menuju organ hati dan bertahan hingga tumbuh dewasa.

Setelah beberapa hari, parasit dewasa masuk ke aliran darah lagi dan mulai menginfeksi sel darah merah. Hanya dibutuhkan waktu sekitar 48 hingga 72 jam agar parasit berkembang biak. Sel yang terinfeksi akan pecah, lalu memunculkan gejala dalam waktu dua atau tiga hari sesudahnya.

Malaria ditularkan melalui darah, sehingga penyebarannya bisa terjadi lewat transplantasi organ, transfusi, dan penggunaan jarum suntik bersama.

Kasus malaria lebih sering ditemukan di negara beriklim tropis. Menurut data World Health Organization (WHO), pada 2016, diperkirakan ada 216 juta kasus malaria di 91 negara seluruh dunia.