Liputan6.com, Jakarta - Sushi, makanan tradisional Jepang yang telah mendunia, dikenal dengan kesederhanaan dan kehalusannya. Di balik kesederhanaan ini, ada satu elemen yang memberikan tendangan rasa yang kuat yakni wasabi.
Wasabi, atau yang sering disebut sebagai Japanese horseradish adalah pelengkap penting dalam penyajian sushi yang tidak hanya meningkatkan rasa tetapi juga memiliki sejarah dan manfaat yang menarik.
Wasabi berasal dari tanaman Wasabia Japonica, yang tumbuh liar di daerah pegunungan di Jepang. Menanam wasabi memerlukan kondisi khusus seperti air yang mengalir jernih dan tanah yang sejuk, sehingga tanaman ini sulit dibudidayakan secara massal.
Advertisement
Baca Juga
Karena proses penanamannya yang rumit dan lambat, wasabi asli sangat mahal. Banyak wasabi yang ditemukan di restoran sebenarnya adalah campuran dari lobak, mustard, dan pewarna makanan, yang meskipun memberikan sensasi pedas yang mirip, tidak bisa menandingi kompleksitas rasa wasabi asli.
Ciri khas wasabi adalah sensasi pedasnya yang berbeda dengan cabai. Pedas wasabi tidak membakar mulut, tetapi lebih memberikan sensasi panas yang tajam di hidung dan sinus.
Efek ini disebabkan oleh senyawa yang disebut allyl isothiocyanate yang dilepaskan ketika wasabi diparut. Senyawa ini tidak hanya memberikan rasa yang unik tetapi juga memiliki sifat antibakteri alami, yang berguna dalam konteks sushi mentah, membantu mengurangi risiko keracunan makanan.
Kehadiran wasabi dalam sushi bukan hanya soal rasa. Secara tradisional, wasabi dicampur dengan kecap untuk dicelupkan ke dalam sushi atau langsung dioleskan tipis pada nasi atau ikan.
Â
Simak Video Pilihan Ini:
Anti Inflamasi
Ini membantu mengurangi bau amis dari ikan mentah, memperkaya rasa, dan menambah kedalaman pada setiap gigitan sushi. Banyak sushi chef yang sangat menghargai keseimbangan ini, memastikan bahwa setiap elemen nasi, ikan, hingga wasabi saling melengkapi dengan harmonis.
Wasabi juga mengandung berbagai manfaat kesehatan. Wasabi kaya akan antioksidan yang membantu melawan radikal bebas dalam tubuh.
Ini juga dipercaya memiliki sifat anti-inflamasi dan dapat membantu mengurangi risiko kanker dan penyakit kardiovaskular. Senyawa antibakteri dalam wasabi juga menunjukkan potensi dalam memerangi bakteri yang resistan terhadap antibiotik, menjadikannya lebih dari sekedar bumbu pelengkap.
Dalam konteks modern, popularitas wasabi telah melampaui sushi. Penggunaannya kini meliputi berbagai inovasi kuliner seperti saus, snack, dan bahkan koktail. Walaupun banyak dari produk ini menggunakan wasabi imitasi, daya tarik dan rasa khas wasabi tetap bertahan.
Dengan semua ini, jelaslah bahwa wasabi adalah pendamping sushi yang tidak hanya lezat, tetapi juga sarat manfaat, memberikan pengalaman makan yang lengkap dan memuaskan.
Penulis: Belvana Fasya Saad
Advertisement