Liputan6.com, Cirebon - Pada sebuah gang sempit di Desa Sasak Karangwangun Kecamatan Babakan Kabupaten Cirebon, tampak dari jauh seorang pria bernama Sodikin (40) tengah sibuk membuat warisan seni leluhur.
Dengan terampil, tangan Sodikin merangkai kerangka kepala Burok Cirebon berbahan kayu randu. Burok merupakan salah satu kesenian masa lampau yang dicetuskan oleh leluhur khususnya di wilayah Cirebon Timur.
Kerangka kepala burok yang sudah dirangkai dengan sabar oleh pak sodikin kemudian disatukan dengan pahatan wajah berbentuk wanita cantik berhidung mancung berdagu lancip, dan bermata lentik.
Advertisement
Baca Juga
"Dalam membuat Burok, orang zaman dahulu harus melakukan puasa, tetapi sekarang tidak demikian," ujar Sodikin, Rabu (12/6/2024).
Agar semakin jelas kecantikannya dempulan berbahan bubur kertas ia bubuhi pada wajah Burok dengan rata. Setelah kering, diamplas, selanjutnya adalah pewarnaan dengan menggunakan cat.
"Bagian terakhir adalah penambahan aksesoris umpama kerudung, mahkota, anting, dan bulu mata. Untuk Kerangka badan Burok dibuat oleh Opik Bunder sahabat karib saya sendiri," ujarnya.
Sementara itu, Opik Bunder mengatakan, kecintaannya pada kesenian Burok tak tergerus oleh zaman. Dalam 1 pekan, Sodikin bisa membuat sedikitnya 2 Kepala Burok.
Harga satu kepala Burok berkocek Rp. 2-3 juta. Jika ingin ditambah satu set perlengkapan Burok, konsumen bisa menghubungi rekannya Opik Bunder dan dibanderol Rp 6-7 juta.
Ide pembuatan seni Burok digagas oleh salah seorang pemuka agama dari Desa Kalimaro kecamatan Gebang kabupaten Cirebon bapak Ta'al pada tahun 1920. Sodikin tak pernah lelah, letih, dan putus asa melestatikan warisan seni dan budaya Cirebon.
"Tanah liat pernah menjadi bahan percobaan saat pertama kali saya buat Burok," ujar Sodikin, Rabu (12/6/2024).
Media Dakwah
Terhitung 14 tahun lamanya Sodikin menggeluti produksi kesenian Burok yang melegenda di Cirebon. Bahkan, Ia menjadikan kerajinan Burok sebagai salah satu sumber ekonomi di tengah kesibukannya menjadi pekerja buruh di sebuah pabrik gula kawasan Babakan Kabupaten Cirebon.
Sembari mengingat, Sodikin menjelaskan terciptanya Seni Burok merupakan pengaruh dakwah dari Sunan Kalijaga yang menggunakan metode wayang golek dalam menyebarkan agama Islam di tanah Jawa.
"Bapak Ta'al pengrajin Burok pertama di wilayah Cirebon, dahulu membuat Kerajinan ini untuk acara keagamaan yaitu Isra Mi'raj. Burok adalah representasi kesenian islam," ujar Sodikin.
Seiring dengan perkembangannya, kesenian Burok Cirebon sering dijumpai dalam berbagai acara. Seperti pernikahan, pengantin sunat hingga pesta budaya lain yang ada di Cirebon.
Tabuhan genjring atau rebana yang menjadi musik pengiring Burok pun, kini berakulturasi dengan alat musik lain. Seperti tiupan suling, petikan gitar, pukulan gendang, ditambah merdunya suara biduan.
Burok buatan pak Sodikin sudah melanglang buana. Dibuktikan dengan pemesanan Burok tersebut sudah sampai ke luar Cirebon bahkan luar pulau Jawa.
"Handphone yang saya punya, saya manfaatkan untuk alat pemasaran, saya menggunakan Aplikasi Facebook sebagai media untuk mempromosikan Burok. Jika ada yang memesan di luar Cirebon saya biasa mengirimkannya melalui JNT atau JNE" Terang pak Sodikin.
Pada kesempatan tersebut, Sodikin mengatakan, Kesenian Cirebon timur butuh wadah untuk menampung kreatifitas para warganya. Ia mencontohkan salah satu desa di Kabupaten Cirebon yaitu Desa keseniam Gesik Kulon.
"Kami ingin, Wilayah Cirebon timur seperti Desa Gesik Kulon. Kalau bisa, Buatkan Monumen Burok. Agar kesenian Burok yang merupakan kesenian otentik dari Cirebon ini tak lekang oleh waktu" Ujar pak Sodikin penuh harap.
Penulis: Sharla Putri
Advertisement