Sukses

Varietas Unggul Padi Unsoed Tangguh di Tengah Cekaman Perubahan Iklim, Solusi Ketahanan Pangan

Unsoed sebagai lembaga bernaungnya akademisi tak henti menghasilkan karya nyata untuk mendukung ketahanan pangan. Perbaikan sifat terhadap varietas unggul padi yang telah ada sebelumnya terus dilakukan

Liputan6.com, Purwokerto - Peran strategis pangan yang tak bisa dilepaskan dari keberlangsungan hidup manusia menyebabkan upaya membangun ketahanan pangan menjadi isu yang tak pernah berhenti didengungkan. Indonesia sebagai negara yang memiliki jumlah penduduk sangat besar dan terus bertambah, sudah semestinya menempatkan ketahanan pangan sebagai prioritas utama dalam pembangunan nasional.

Demikian diungkapkan oleh Dosen Fakultas Pertanian yang juga Kepala Laboratorium Pemuliaan Tanaman dan Bioteknologi Fakultas Pertanian Unsoed, Dr Dyah Susanti, SP, MP.

Menurut Dyah, sektor pertanian menjadi sektor utama dalam membangun ketahanan pangan. Pemanfaatan segala sumberdaya sektor pertanian, baik sumberdaya alam, manusia, ilmu pengetahuan dan inovasi teknologi secara tepat, serta kebijakan pemerintah dalam membangun tata kelola yang sehat diperlukan dalam upaya membangun ketahanan pangan nasional.

"Kolaborasi berbagai pihak, baik akademisi, industri, pemerintah, lembaga nonpemerintah, media dan kelompok masyarakat perlu dilakukan secara sinergis untuk mendukung upaya mewujudkan ketahanan pangan," ucap dia, dalma keterangan tertulis, dicuplik Kamis (13/6/2024).

Dia menjelaskan, Unsoed sebagai lembaga bernaungnya akademisi tak henti menghasilkan karya nyata untuk mendukung ketahanan pangan. Perbaikan sifat terhadap varietas unggul padi yang telah ada sebelumnya terus dilakukan melalui rangkaian penelitian menghasilkan varietas unggul baru yang lebih tinggi daya hasilnya, lebih luas ketahanannya terhadap hama dan penyakit utama.

"Serta lebih tangguh menghadapi kondisi lahan yang kurang menguntungkan akibat perubahan iklim global," kata Dyah yang juga Sekretaris PERIPI/Perhimpunan Ilmu Pemuliaan Indonesia, Komda Banyumas.

Dyah mengungkapkan, varietas Padi Inpago Unsoed Protani dan Inpari Unsoed P20 Tangguh dirakit oleh Prof Ir Totok Agung Dwi Haryanto,MP.,PhD., Dr. Agus Riyanto,SP., MSi., dan Dr. Dyah Susanti,SP., MP. Mereka adalah para peneliti dari Laboratorium Pemuliaan Tanaman dan Bioteknologi Fakultas Pertanian Unsoed untuk mendukung ketahanan pangan sekaligus mendukung upaya peningkatan gizi masyarakat termasuk pencegahan stunting.

Kedua varietas unggul padi tersebut berdaya hasil tinggi yang juga berkandungan protein tinggi ini tangguh dalam menghadapi dampak perubahan iklim global, memiliki ketahanan terhadap kekeringan maupun genangan, tahan terhadap hama dan penyakit utama, serta tahan rebah, sehingga tidak hanya berdaya hasil tinggi di lahan-lahan subur, tetapi juga prospektif dikembangkan di lahan sawah maupun lahan kering pada kondisi lahan sub optimal.

"Daya hasil kedua varietas ini melebihi 9 ton per Ha Gabah Kering Giling (GKG), atau dapat mencapai lebih dari 11 ton per Ha Gabah Kering Panen (GKP)," ujarnya.

 

SImak Video Pilihan Ini:

2 dari 2 halaman

Dikembangkan di 10 Provinsi

Dia mengungkapkan, varietas Inpago Unsoed Protani dan Inpari Unsoed P20 Tangguh sedang ditanam di beberapa provinsi, di antaranya Merauke (Papua), Makasar (Sulawesi Selatan), beberapa kabupaten di Jawa Tengah (seperti Demak, Purbalingga, Purworejo, Banyumas), juga beberapa provinsi lain.

Selain itu, padi ini juga dikembangkan sebagai teknologi unggulan TNI Angkatan Darat, utamanya Korem 071/Wijaya Kusuma Banyumas, padi tersebut ditanam hampir di semua Kodim di wilayah Korem Banyumas (Batang, Pekalongan, Pemalang, Tegal, Purbalingga, Brebes, Banjarnegara), ungkap Dr.Dyah yang juga Tenaga Ahli pada PT. Matari Agro Indonesia (sebagai Pakar Pemuliaan Tanaman dan Bioteknologi, serta Pengembangan Varietas untuk Lahan Marginal) - Ref.Website matariagro.com

Dyah mengatakan bahwa sejak pelepasannya oleh Menteri Pertanian pada tahun 2020, Inpago Unsoed Protani sudah ditanam petani secara mandiri maupun melalui berbagai program kerja sama dengan lembaga pemerintah dan industri di lebih dari 15 provinsi di Indonesia.

"Sedangkan Inpari Unsoed P20Tangguh yang dilepas setelahnya berdasarkan SK Menteri Pertanian tahun 2021, telah dikembangkan di lebih dari 10 provinsi," ucap dia.

Desa Bojanegara yang terletak di Kecamatan Padamara, Kabupaten Purbalingga, Provinsi Jawa Tengah merupakan salah satu contoh desa yang berhasil memanfaatkan sumber daya manusia, lahan dan dananya untuk membangun ketahanan pangan dan kesehatan masyarakat melalui kolaborasi dengan akademisi Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed).

Pendayagunaan inovasi teknologi yang dihasilkan dari Unsoed dan dana desa yang diarahkan oleh Pemerintah Desa (Pemdes) bersama Badan Permusyawaratan Desa (BPD) secara maksimal untuk ketahanan pangan membuahkan hasil sesuai harapan.

Tahun ini merupakan tahun kedua kerja sama Desa Bojanegara dengan Universitas Jenderal Soedirman dalam program Pengabdian kepada Masyarakat Berbasis Riset (PKM Berbasis Riset) yang diketuai oleh Dr.Dyah Susanti,SP.,MP. beranggotakan Prof.Ir. Totok Agung Dwi Haryanto,MP.,PhD.,Dr.Ir. Rostaman,MP. dan dr.M.Zaenuri Syamsu Hidayat,MSi.,Med., Sp. KF. didukung peneliti dan praktisi bidang pertanian dan kedokteran, di antaranya Dr. Ir. Endang Warih Minarni, M.P., Muh.Munawar,SP.,MP. (PT.Matari Agro Indonesia), dr.Indah Rahmawati,SpP., dr. Ariadne Tiara Hapsari,MSi.Med., Sp.A,Subsp.Neo.(K) serta dr.Liza Dwianasari Susiawan,MKes., ujar Dr.Dyah.

Diseminasi Ipteks, Bimbingan Teknis, serta pendampingan teknologi tentang strategi pemanfaatan dan pengelolaan lahan untuk meningkatkan produktivitas hasil pertanian serta peningkatan kesehatan petani sebagai sumberdaya manusia di sektor pertanian dilaksanakan secara intensif mengiringi penerapan inovasi teknologi hasil riset di lahan-lahan petani, yaitu varietas unggul padi Inpago Unsoed Protani dan Inpari Unsoed P20Tangguh.

Teknologi budidaya ramah lingkungan yang ditujukan untuk membangun pertanian sehat yang berkelanjutan diharapkan tidak hanya mendukung peningkatan produktivitas lahan melalui peningkatan indeks pertanaman (IP) tetapi juga ragam produk pertanian yang dihasilkan melalui pengelolaan pola tanam dan teknologi budidaya padi alternatif.

"Teknologi pengendalian organisme pengganggu tanaman untuk mengurangi risiko kehilangan hasil yang sedang marak dialami petani di berbagai daerah dilakukan dengan mengoptimalkan deteksi dini dan pemanfaatan musuh alami secara optimal," jelas Dr Dyah.

Dyah menambahkan antusiasme masyarakat khususnya kelompok tani Tirto Margo Mulyo yang diketuai Munji Munir, beserta BPD dan Pemdes Bojanegara meningkatkan kualitas upaya kolaboratif yang dijalankan dalam membangun ketahanan pangan dan meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat.

Teknologi yang dikenalkan dan diterapkan kepada masyarakat disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan kelompok tani sebagai mitra program PKM Berbasis Riset, sehingga mampu menjawab dan menghadirkan solusi bebagai permasalahan yang dihadapi masyarakat.

Model kolaborasi berbasis hasil riset akademisi dengan Pemerintah Desa ini diharapkan menjadi model percontohan pemanfaatan teknologi berbasis varietas unggul Inpago Unsoed Protani dan Inpari Unsoed P20Tangguh dalam membangun ketahanan pangan yang sinergis dari desa sebagai pemerintahan terdekat dengan masyarakat dengan segala problematikanya, menjadi desa yang memiliki ketahanan pangan yang kuat yang mampu menjadi tumpuan bagi ketahanan pangan nasional yang tangguh dan berkelanjutan.