Liputan6.com, Bandung - Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Badan Geologi, melaporkan terjadi erupsi tiga gunung api pada hari yang sama, Minggu, 16 Juni 2024.
Ketiga gunung itu yakni Gunung Dukono (Maluku Utara) pukul 06:22 WIT, Gunung Lewotobi Laki-laki (Nusa Tenggara Timur) pukul 17:10 Wita, dan Gunung Semeru (Jawa Timur) pukul 09:22 WIB.
Advertisement
Baca Juga
Terdapat semburan abu vulkanik dengan ketinggian yang berbeda-beda. PVMBG Badan Geolog pun telah mengeluarkan rekomendasi untuk masing-masing wilayah.
Gunung Lewotobi Laki-laki
Pada erupsi Gunung Lewotobi, dilaporkan bahwa tinggi kolom abu teramati mencapai 1.000 m di atas puncak, berwarna kelabu dengan intensitas tebal condong ke arah barat daya dan barat.
Erupsi ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 47.3 mm dan durasi sementara ini ± 8 menit 10 detik. Saat ini Gunung Lewotobi Laki-laki ditetapkan berada pada Status Level III (Siaga).
PVMBG Badan Geologi pun telah menyampaikan sejumlah rekomendasi antara lain:
1. Masyarakat di sekitar G. Lewotobi Laki-laki dan pengunjung/ wisatawan tidak melakukan aktivitas apapun dalam radius 3 KM dari pusat erupsi G. Lewotobi Laki-laki serta sektoral 4 km pada arah Utara-Timur Laut dan 5 KM pada sektor Timur Laut.
2. Masyarakat agar tenang dan mengikuti arahan Pemda serta tidak mempercayai isu-isu yang tidak jelas sumbernya.
3. Masyarakat di sekitar G. Lewotobi Laki-Laki mewaspadai potensi banjir lahar hujan pada sungai-sungai yang berhulu di puncak G. Lewotobi Laki-Laki jika terjadi hujan dengan intensitas tinggi.
4. Masyarakat yang terdampak hujan abu G. Lewotobi Laki-laki memakai masker/penutup hidung-mulut untuk menghindari bahaya abu vulkanik pada sistem pernafasan.
5. Pemerintah Daerah senantiasa berkoordinasi dengan Pos Pengamatan G. Lewotobi Laki-laki di Desa Pululera, Kecamatan Wulanggitang, Kabupaten Folres Timur, Provinsi Nusa Tenggara Timur atau Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Becana Geologi, Badan Geologi di Bandung.
6. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi akan selalu berkoordinasi dengan BPBD Provinsi Nusa Tenggara Timur dan Satlak PB setempat dalam memberikan informasi tentang kegiatan G. Lewotobi Laki-laki.
Â
Simak Video Pilihan Ini:
Gunung Dukono
Pada erupsi Gunung Dukono kolom abu teramati mencapai 1.100 meter di atas puncak (± 2.187 meter di atas permukaan laut). Kolom abu teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas tebal condong ke arah timur.
"Erupsi ini terekam pada seismogram dengan amplitudo maximum 27 mm dan lama gemapa = 94.04 detik," dikutip Liputan6.com dari laporam tertulis tim PVMBG di Bandung, 16 Juni 2024.
Saat ini G. Dukono berada pada Status Level II (Waspada) dengan rekomendasi:
(1) Masyarakat di sekitar G. Dukono dan pengunjung/wisatawan agar tidak beraktivitas, mendaki, dan mendekati Kawah Malupang Warirang di dalam radius 3 km.
(2) Mengingat letusan dengan abu vulkanik secara periodik terjadi dan sebaran abu mengikuti arah dan kecepatan angin, sehingga area landaan abunya tidak tetap, maka direkomendasikan agar masyarakat di sekitar G. Dukono untuk selalu menyediakan masker/penutup hidung dan mulut untuk digunakan pada saat dibutuhkan guna menghindari ancaman bahaya abu vulkanik pada sistem pernafasan.
Â
Advertisement
Gunung Semeru
Sementara itu, tinggi kolom abu pada erusi Gunung Smeru teramati mencapai 700 meter di atas puncak. Kolom abu teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas sedang condong ke arah barat daya.
Erupsi ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 23 mm dan durasi sementara ini ± 1 menit 55 detik. Saat ini G. Semeru berada pada Status Level III (Siaga).
Adapun, rekomendasi Badan Geologi sehubungan dengan erupsi Gunung Semeru adalah sebagai berikut:
1. Tidak melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan, sejauh 13 km dari puncak (pusat erupsi). Di luar jarak tersebut, masyarakat tidak melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 17 km dari puncak.
2. Tidak beraktivitas dalam radius 5 Km dari kawah/puncak Gunung Api Semeru karena rawan terhadap bahaya lontaran batu (pijar).
3. Mewaspadai potensi awan panas, guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak Gunung Api Semeru, terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat serta potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan.