Sukses

Strategi UMKM Lokal Tembus Pasar Internasional ala Desainer Sutardi

Sutardi berharap melalui workshop Peningkatan Citra Produk Unggulan Ekspor DIY ini dapat meningkatkan dan menguatkan ekosistem sektor fesyen di DIY.

Liputan6.com, Yogyakarta - Yogyakarta, sebagai salah satu pusat budaya dan pariwisata di Indonesia, juga dikenal dengan industri fesyen yang berkembang pesat. Sayangnya, di balik gemerlapnya panggung mode, terdapat masalah yang tidak bisa diabaikan yakni buruknya kualitas produk UMKM fesyen di Yogyakarta.

Masalah ini menjadi perhatian pemilik brand fesyen STRD, Sutardi. Ia menilai, rendahnya kualitas produk fesyen membuat para pelaku UMKM sulit menjangkau pasar internasional.

Untuk mengurai masalah tersebut, desainer Sutardi bersama Dinas Perdagangan Daerah istimewa Yogyakarta (DIY) menggelar workshop Peningkatan Citra Produk Unggulan. Workshop yang digelar pada 14 Juni 2024 ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas produk UMKM fesyen agar dapat menjangkau pasar internasional.

Dalam kesempatan ini, Sutardi bersama  Isa Setyawan,Winanti Karyati, Neni Rahmadiyanti, dan Disperindag DIY berbagi informasi mengenai cara meningkatkan citra produk layak ekspor dengan lebih dari 40 UMKM fesyen di DIY. Dalam kesempatan tersebut, para pelaku UMKM juga dibekali informasi mengenai kualitas produk ekspor.

"Umumnya para pelaku UMKM kurang memperhatikan kualitas produk karena persaingan pasar," kata Sutardi.

Padahal, kualitas produk yang rendah tidak hanya mempengaruhi daya tahan produk, tetapi juga berdampak buruk pada reputasi produk fesyen Yogyakarta di mata konsumen lokal maupun internasional.

"Inilah yang sedang coba kami perbaiki, kami mengajak seluruh UMKM fesyen untuk bersama-sama meningkatkan kualitas produk,"

Menurutnya, dengan meningkatnya kualitas produk UMKM fesyen di Yogyakarta persaingan akan lebih sehat. Tak hanya itu, peluang untuk merambah ke pasar internasional pun semakin besar.

Dalam kesempatan ini, Sutardi turut mengajak para pelaku UMKM fesyen untuk membuat produk berciri khas budaya Yogyakarta. Ia sempat menyayangkan, banyaknya produsen lokal cenderung meniru tren tanpa adanya upaya signifikan dalam menciptakan identitas dan gaya unik mereka sendiri.

Hal ini membatasi kemungkinan untuk bersaing di pasar global yang semakin kompetitif. Sutardi berharap melalui workshop Peningkatan Citra Produk Unggulan Ekspor DIY ini dapat meningkatkan dan menguatkan ekosistem sektor fesyen di DIY.

Tidak hanya itu, Sutardi selaku inisiator berharap adanya kolaborasi dari hulu ke hilir, sehingga dapat meningkatkan merk lokal sesuai cita-cita menuju Yogyakarta sebagai kota fesyen dunia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.