Sukses

Pengungkapan Polemik Nasab Habib Ba’Lawi Mulai Dapat Dukungan Kiai di Garut, Bagaimana Daerah Lain?

Bagi kami keberadaan para habib yang telah membelokan sejarah Nahdlatul Ulama (NU), termasuk memalsukan makam para wali jelas menjadi benalu yang merugikan.

Liputan6.com, Garut - Setelah Solo Raya, dukungan terhadap pengungkapan polemik nasab Ba'Alawi para Habaib di Indonesia bukan keturunan Nabi Muhammad SAW, kini muncul di Garut, Jawa Barat.

Para kiai, ustaz dan ajengan pengasuh pondok pesantren (Ponpes), madrasah dan majelis taklim yang tergabung dalam Perjuangan Walisongo Indonesia (PWI) dan Laskar Sabilillah, mendukung tesis Kiai Imaduddin Utsman Al Bantani dalam membongkar polemik nasab ba'alawi para habaib di Indonesia.

“Bagi kami keberadaan para habib yang telah membelokan sejarah Nahdlatul Ulama (NU), termasuk memalsukan makam para wali jelas menjadi benalu yang merugikan,” ujar Ketua PWI Jawa Barat KH Aceng Abdul Mujib, dalam silaturahmi pengurus dan pimpinan ponpes di Yayasan bani Nuryayi Garut, Rabu (19/6/2024).

Pengasul Ponpes Fauzan Garut itu menilai, tingkah dan pola para habaib di Indonesia yang kerap merugikan para kiai dan ulama nusantara, dengan dalihnya sebagai keturunan Nabi Muhammad SAW, harus mendapatkan perhatian pemerintah.

“Coba simak dalam setiap dakwahnya, hasutan, ujaran kebencian dan hinaan kepada pemerintahan yang sah, jelas ini berpotensi merongrong kedaulatan negeri,” kata dia.

Sebagai imigran Yaman yang dibawa Belanda saat penjajahan, seharusnya kehadiran para keturunan Ba'Alawi atau habaib di Indonesia, mampu memberikan rasa aman bagi masyarakat, bukan sebaliknya.

"Masa keturunan baginda Rusululloh dakwahnya menghasut dan memfitnah, bukannya itu bertentangan dengan sifat baginda Rosul Muhammad," ujar dia menyindir.

Tidak hanya itu, kebiasaan para habaib meminta paksa sejumlah materi kepada para pengasuh ponpes, dinilai sebagai perbuatan melawan hukum.

“Tidak hanya uang, terkadang meminta istri atau santri putri kepada para pengasuh pondok pesantren,” ujar dia berang.

Kemudian, upaya pembelokan sejarah pendirian NU dan NKRI yang dilakukan para habaib, berpotensi mengaburkan sejarah sebenarnya perjuangan para pahlawan Indonesia bagi generasi muda.

“Ini seolah-olah kemerdekaan Indonesia dan sejarah pendirian NU itu yang membuat semuanya para Habaib,” kata dia.  

2 dari 2 halaman

Komitmen PWI Bagi Negeri

Untuk itu, Ceng Mujib panggilan akrab dia berharap, hadirya PWI dan Laskar Sabilillah diharpkan mampu mengingatkan semua kiai, ulama nusantara bersatu melawan kesewenangan yang dilakukan kelompok habaib tersebut.

“Kehadiran kami untuk menguatkan perjuangan ahli sunah waljamaah dan kenegaraan dengan konsep tamatan lil lamin yang dibuktikan dengan dukungan kuatnya NKRI,” papar dia.

Ihwal semakin banyaknya dukungan mengenai tesis kiai Imaduddin dalam pengungkapan polemik nasab ba'alawi, Ceng Mujib meminta para habaib untuk menghentikan propaganda sebagai keturunan Nabi Muhammad SAW.

“Kalau benar keturunan baginda Rosul lakukan tes DNA sekarang dan tunjukan buktinya bagi masyarakat Indonesia jangan menjadi benalu di negeri kami,” pinta dia.

Terakhir, Ia meminta pemerintah termasuk Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) turun tangan menyelesaikan polemik masa Ba’lami menertibkan para oknum habaib.

“Kami ingatkan pemerintah jangan sampai para Habaib ini menjadikan bumi Indonesia seperti Palestina sekarang, dulu NU melindungi para Habib, sekarang malah mau menghancurkan NU dan menghancurkan kedaulatan Indonesia,” ujar dia mengingatkan.