Sukses

3 Tantangan Perkembangan Literasi di Daerah, Butuh 'Role Model' Bangun Budaya Baca

Pembangunan infrastruktur perpustakaan desa atau Taman Baca Masyarakat (TBM) menjadi salah satu pelecut pembangunan literasi di daerah.

 

Liputan6.com, Jakarta - Pembangunan infrastruktur perpustakaan desa atau Taman Baca Masyarakat (TBM) menjadi salah satu pelecut pembangunan literasi di daerah. Pembangunan infrastruktur literasi ini menjadi penting demi menyambut generasi Indonesia Emas 2045. Apalagi Wakil Presiden Ma’ruf Amin pada 17 Mei 2024 telah mencanangkan Gerakan Literasi Desa, yang menjadi bukti bahwa anggaran desa bisa digunakan untuk pembangunan perpustakaan. 

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Sulawesi Selatan, Asriady Sulaiman, mengatakan momentum pencanangan harus benar-benar dimanfaatkan untuk peningkatan literasi masyarakat desa.

"Karena literasi mempunyai peranan penting dalam mencerdaskan kehidupan bangsa dalam menghadirkan SDM unggul dan berkualitas. Dan desa salah satu pilar penting mewujudkan hal tersebut," ujar Sulaiman pada kegiatan sosialisasi Gerakan Indonesia Membaca di Makassar, Kamis (20/6/2024).

Namun, upaya ini tidak akan maksimal jika tidak dibarengi dengan contoh teladan menumbuhkan budaya baca. Pemerintah memerlukan para orang tua, guru, tokoh masyarakat, juga ulama, sebagai role model kegiatan membaca.

Kepala Bidang Pendidikan Khusus, Dinas Pendidikan Provinsi Sulawesi Selatan, Sary Dyana Mualim, mengatakan perkembangan perpustakaan dan literasi akan selalu menemukan tantangan. Sary menyoroti saat ini, setidaknya ada tiga tantangan, yaitu kurangnya akses, rendahnya keterampilan literasi, dan kurangnya dukungan.

"Oleh karena itu, dibutuhkan strategi jitu untuk meningkatkan akses informasi dan pengetahuan, serta kolaborasi untuk mendukung literasi," kata Sary.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Gerakan Indonesi Membaca

Program Gerakan Indonesia Membaca merupakan bentuk inovasi Perpusnas dalam menumbuhkan budaya baca di berbagai kalangan.

Gerakan tersebut diformulasikan ke dalam empat kegiatan besar, antara lain Sepekan 1 Buku yang menyasar pada peserta didik kelas menengah, sosialisasi dan workshop Membacakan Nyaring (Read A Loud) yang menargetkan para orang tua muda, guru, pustakawan dan pegiat literasi, Duta Baca Berdaya Dengan Buku yang merupakan agenda rutin Duta Baca Indonesia Gol A Gong, serta Kepenulisan Daerah Berbasis Konten Lokal.

Pada kegiatan Sepekan 1 Buku, siswa diminta membuat akun pada laman indonesiamembaca.perpusnas.go.id. Kemudian, siswa memilih satu buku yang akan dibaca selama satu pekan. Setelah membaca, siswa melanjutkan dengan mengunggah naskah dan videonya ke dalam link media sosial yang sudah disediakan Perpusnas.

"Program Sepekan 1 Buku diharapkan dapat meningkatkan frekuensi membaca sehingga memacu tingkat kegemaran membaca masyarakat," pungkas Pustakawan Utama Perpusnas Abdullah Sanneng.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini