Liputan6.com, Gianyar - Sepak bola Indonesia baru saja dihadiahi Timnas Indonesia yang akan berjuang di level Asia menembus kualifikasi Piala Dunia Zona Asia 2026.
Alih-alih persiapan menghadapi babak pembagian grup putaran selanjutnya, Timnas Indonesia yang ditukangi pelatih asal Korea Selatan Shin Tae-Yong atau yang karib disapa STY itu sukses mengukir sejarah baru.
Namun, sinyal Timnas Indonesia harus siap kehilangan STY itu disampaikan oleh Ketua Umum (Ketum) PSSI, Erick Thohir saat hadir di pembukaan turnamen usia muda Bali 7s di Pantai Purnama, Sabtu sore (22/6/2024).Â
Advertisement
Erick Thohir mengisyaratkan Timnas Indonesia akan kehilangan peraciknya Shin Tae-Yong, lantaran belum ada kesepakatan perpanjangan kontrak STY dengan PSSI. Diketahui, kontrak STY akan berakhir pada akhir Juni 2024 mendatang.Â
Baca Juga
"Mengenai coach shin tae-yong, simpel buat saya. Pembangunan tim nasional Indonesia bukan pembangunan berdasarkan satu dua individu," ucap Erick di Pantai Purnama, Gianyar, Bali, Minggu (23/6/2024).
Â
Simak Video Pilihan Ini:
Meracik Timnas Korea Selatan
Meski begitu, Erick Thohir melanjutkan hasil pada sepak bola itu berdasarkan kerja sama banyak pihak, dari mulai tim, tim pelatih, organisasi, dan juga pemain yang mempunyai kontribusi.
"Timnas kita maju karena bukan karena saya, bukan karena Jay Idzes, tidak mungkin. Tentu pelatih juga dan kita harus punya pelatih standar dunia. saya yakin Coach STY tau dukungan PSSI hari ini. Tanpa kualitas pemain hari ini, tidak mungkin kita sampai di sini," ujar dia.
Dalam kesempatan tersebut, Erick Thohir bahkan menyebut pihaknya tidak akan melarang Shin Tae-Yong untuk kembali ke negaranya Korea Selatan yang memintanya untuk menukangi negara tempatnya berasal tersebut.
"Beliau sedang dalam perawatan di rumah sakit, kita berikan waktu. Kalau dari Korea menginginkan Coach Shin Tae-Yong saya tidak bisa melarang. Sama juga ketika pelatih bulutangkis kita diinginkan negara lain. Saya tidak bisa melarang," ujar dia.
Menurut dia keberhasilan Timnas Indonesia bukan hanya karena satu individu, melainkan adanya kekuatan bersama, mulai dari pemerintah, PSSI, official, tim pelatih, dan juga karena suporter yang memberikan dukungan untuk Timnas Indonesia.
"Timnas Indonesia dibangun karena sebuah kekuatan bersama. Semua hadir dalam pembangunan Timnas kita," pungkas dia.
Advertisement