Sukses

Fakta Mobil Pelat Dinas TNI dan Sosok Pemilik Vila di Sukabumi yang Jadi Tempat Simpan Mesin Uang Palsu Rp22 Miliar

Keberadaan mobil pelat dinas militer, dan sebuah vila di Sukabumi jadi tempat simpan alat cetak uang, jadi sorotan publik. Dalam kasus sindikat peredaran uang palsu senilai Rp22 miliar.

Liputan6.com, Sukabumi - Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Ade Ary Syam Indradi menyampaikan pengembangan temuan uang palsu bernilai miliaran rupiah yang ditemukan di kantor akuntan publik Umar Yadi, Jalan Srengseng Raya, Srengseng, Kembangan, Jakarta Barat.

Penyidik mendapati kembali mesin pembuat uang palsu (upal) yang berada di vila daerah Sukaraja, Sukabumi. Hasil pemeriksaan, salah satu tersangka inisial FF memindahkan mesin cetak GTO dari Gudang Gunung Putri ke Villa Sukaraja Sukabumi.

"Penyidik sudah berangkat ke Sukabumi untuk menyita mesin GTO tersebut," ujar dia.

Namun, hasil penelusuran tim Liputan6.com di lapangan, keberadaan vila itu berlokasi di Kampung Pasir Ipis Desa Tegal Panjang, Kecamatan Cireunghas Kabupaten Sukabumi. Bangunan dengan dua lantai itu, berlokasi di pinggir jalan raya di antara lahan persawahan dan berjarak cukup jauh dari pemukiman warga. 

Warga sekitar, Asep AR alias Ade Kebo (60) menceritakan situasi vila tersebut bermula dari rasa penasaran terhadap keberadaan sebuah mobil berpelat dinas TNI yang kerap terparkir sepanjang waktu selama hampir dua pekan. 

Asep juga sempat coba bertegur sapa dengan seseorang yang dilihatnya mempunyai perawakan tinggi besar kerap berjaga di sekitar villa. Namun, kata dia, tak pernah mendapat sambutan baik dari orang tersebut.

“Saya penasaran itu bawa mobil dinas sambil standby jadi kan saya curiga itu gitu, saya coba ajak ngobrol, dijawab nanti nanti terus,” ujar Asep. 

Menurutnya, aktivitas di vila itu cukup tertutup dari warga sekitar sejak awal kedatangan mobil pelat dinas militer tersebut. Kecurigaan Asep memuncak ketika dirinya menanyakan identitas orang tersebut, hingga sempat terjadi cekcok. 

“Yang ditanya ya kita prosedur di sini saja pengin tahu identitasnya tentara itu gimana kalau dinas itu, orang sini atau bukan saya pengin tahu saja saya sebagai masyarakat di sini,” tuturnya. 

“Tertutup saja, terkunci, sama dia terus mobilnya ditaro sekadar melakukan lagi kegiatan dia jaga di sini orang TNI itu enggak tahu TNI gak tahu gimana enggak pake (seragam) dinas soalnya,” sambung dia.

Sebelumnya, Kapendam Jaya, Kolonel Inf Deki Rayusyah Putra membenarkan bahwa mobil tersebut teregister di dalam daftar Kapaldam Jaya (Kepala Peralatan Kodam Jaya). Deki mengatakan, pemilik mobil pelat dinas militer tersebut adalah Kolonel CHB yang sudah pensiun pada 2021 lalu. Sedangkan, nomor dinas terdaftar dari tahun 2020 dan masa berlakunya sudah habis di tahun 2021.

"Beliau (Kolonel Purn CHB) berada di wilayah Jawa Barat dan mobil tersebut berada di TKP (Srengseng, Kembangan, Jakarta Barat). Itu dipinjam untuk bertamu dan tidak tahu untuk apa," ujar Kapendam Jaya.

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

CCTV Vila Ditutup Lakban

Meski tak mengetahui kondisi di dalam vila, Asep menyebut, salah seorang penjaga vila itu pernah menyampaikan kejanggalan serupa. Terlebih saat CCTV yang ada di dalamnya ditutupi lakban.

“Katanya yang kerja di sini, ada (suara) cuman di sana suara mesin doang. Enggak tahu dia enggak bisa masuk dia juga ngebahas orang lain enggak bisa masuk. Jadi kuncinya diganti . Malah CCTV itu ditutup lakban, di dalam juga ditutup ada kamar rahasia katanya gitu,” ungkapnya. 

Penyitaan alat cetak uang palsu tersebut dilakukan oleh Polda Metro Jaya pada Selasa (18/6/2024) lalu. Dirinya juga turut menyaksikan bagaimana alat cetak itu diangkut menggunakan forklift. 

Kesaksian serupa juga diungkapkan Iwan alias One (30), ia mengaku sempat melihat awal kedatangan mesin itu. Kabar yang didengar warga sekitar, mulanya villa itu akan dijadikan bengkel. 

“Kalau aktivitas memang itu tertutup ya cuman di luarnya pas pertama bawa alat masukin alatnya, dengar-dengar mau dibuat bengkel awalnya mah. Emang barang-barang bengkel, mesin,” kata Iwan.

Dalam dua pekan itu pula, dia hanya berpapasan satu kali dengan sosok yang kerap terlihat memarkirkan mobil pelat dinas militer itu. 

“Pas malem pulang ngobor cari belut, saya sempat ditanya, abis darimana katanya, kata saya abis cari belut biasa buat masak, oh iya katanya. Digeledah? Enggak cuman ditanya doang. Iya, suka ada mobil tentara gitu, pelat tentara warna hijau TNI, orangnya tinggi tegap kaya aparat, pakai baju biasa,” ujarnya.

 

3 dari 3 halaman

Vila Milik Eks Kepala Dinas Kabupaten Sukabumi

Kabar mengenai identitas pemilik vila yang dijadikan tempat simpan alat cetak uang palsu bernilai miliaran itu, dikonfirmasi oleh Kepala Desa Tegal Panjang, Dadang Priatna. Ia membenarkan jika vila itu milik eks Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Sukabumi Muhammad Solihin. 

“Terakhirnya memang mantan kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Sukabumi. Memang kariernya dari dulu adanya di pendidikan sampai terakhir menjabat,” ujar Dadang.

Dadang menuturkan, dalam kasus tersebut pihak desa tak menerima laporan data keterangan tinggal penyewa vila tersebut. Bahkan, informasi yang didapat vila tersebut mulanya akan dijual oleh pemilik.

“Kaget ya karena memang kita tidak pernah dikasih tahu sama siapa pun baik yang katanya ngontrak saya juga enggak tahu, baik yang punya rumah atau yang ngontrak,” tuturnya.

Menurutnya, baik sewa maupun jual beli sebuah vila itu hak setiap pemilik bangunan. Adapun kapasitas pemerintah desa hanya pada memberikan keterangan administrasi jika diperlukan oleh notaris. 

“Tapi biasanya kalau notaris juga kalau membutuhkan surat pendukung dari desa misalnya surat keterangan tanah, riwayat tanah, tanda batas tanah, itu biasanya bikin ke desa juga sekalipun sama notaris,” jelasnya. 

Eks Kadisdik Kabupaten Sukabumi, Muhammad Solihin dinyatakan pensiun atau purnabakti setahun lalu tepatnya April 2023, setelah 4 tahun menjabat. M Solihin juga sempat mengalami sakit, ketika ia menjadi salah satu satu jemaah haji pada Juli 2023 lalu. 

“Pak Solihin ada di rumahnya biasanya, tapi pas saya tanya sama saudaranya itu lagi check up ke Jakarta karena emang penyakitnya kambuh lagi. Waktu haji-an kemarin aja dia sempat sakit, hari ini katanya lagi check up lagi ke Jakarta,” ungkapnya. 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini