Â
Liputan6.com, Jakarta - Gunung Ibu kembali erupsi dahsyat pada Kamis pagi (27/6/2024), pukul 09.06 WIT. Laporan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menyebutkan, tinggi kolom letusan Gunung Ibu teramati mencapai 4.000 meter di atas puncak, atau sekitar 5.325 meter di atas permukaan laut.
Kolom abu erupsi Gunung Ibu teramati berwarna kelabu hingga hitam dengan intensitas sedang hingga tebal ke arah utara dan barat laut. Saat laporan ini dibuat, erupsi masih berlangsung.
Advertisement
Masyarakat dan wisatawan yang berada di sekitar Gunung Ibu dilarang beraktivitas di dalam radius 4 kilometer dan perluasan sektoral berjarak 5 kilometer ke arah bukaan kawah di bagian utara dari kawah aktif Gunung Ibu.
Jika terjadi hujan abu, masyarakat yang beraktivitas diluar rumah disarankan untuk menggunakan pelindung hidung, mulut (masker) dan mata (kacamata).
Sepanjang 2024, Gunung Ibu tercatat sudah meletus sebanyak 163 kali. Hingga hari ini, Kamis, 27 Juni 2024, pukul 09.30 WIB, Gunung Ibu masih berstatus Siaga (Level III).
Â
Kubah Lava Gunung Ibu
Â
Sebelumnya, Badan Geologi Kementerian ESDM melaporkan adanya kemunculan kubah lava di bagian barat kawah Gunung Ibu yang berlokasi di Pulau Halmahera.
Ketua Tim Gunung Api dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Heruningtyas Desi Purnamasari mengatakan bahwa itu kubah baru yang sebelumnya tidak ada di Gunung Ibu.
"Memang ada kubah lava itu, terbentuk dari erupsi-erupsi sebelumnya, bukan terjadi dalam sekejap," katanya.
Kubah lava adalah tonjolan berbentuk gundukan melingkar yang terbentuk dari ekstrusi lava kental secara perlahan dari gunung berapi.
Kubah lava terbentuk dari magma yang keluar dari dalam bumi, lalu mendingin secara cepat, karena ada interaksi dengan udara di permukaan.
Tyas mengungkapkan kemunculan kubah lava di Gunung Ibu terjadi akibat perpindahan lubang letusan dan fenomena perpindahan titik erupsi.
Advertisement