Sukses

Upaya Adaptif Atasi Perubahan Iklim lewat ISRA 2024

Indonesia menjadi pusat biodiversitas padang lamun bagi dunia. Sehingga jika benar-benar diniatkan, Indonesia akan berperan lebih dalam mengurangi emisi tingkat dunia berbasis ekosistem melalui padang lamun

Liputan6.com, Solo - Conference of Indonesia Social Responsibility Award (ISRA) 2024 yang bertajuk "Confronting Climate Change: Survive to Revive" berhasil terselenggara di Grand Mercure Hotel Solo Baru pada Kamis (27/06/2024).

Conference of ISRA 2024 merupakan sebuah wadah bagi akademisi, praktisi, serta khalayak umum dalam diseminasi pengetahuan, utamanya yang berkaitan dengan kegiatan pemberdayaan masyarakat dan kegiatan tanggung jawab sosial dan lingkungan (TJSL) perusahaan. Berfokus pada isu perubahan iklim, gelaran Conference of ISRA 2024 ini diharapkan mampu menghasilkan gagasan-gagasan baru, serta kolaborasi inklusif dalam menghadapi dampak perubahan iklim.

Konferensi diawali dengan paparan pengantar terkait tema utama yang diusung, yakni "Confronting Climate Change: Survive to Revive" oleh keynote speaker Conference of ISRA 2024, Pramaditya Wicaksono, Guru Besar bidang Penginderaan Jauh Biodiversitas Pesisir Fakultas Geografi UGM.

Pada pidato pengantar, Pramaditya menyoroti kebermanfaatan padang lamun dalam penanggulangan perubahan iklim. Padang lamun 35 kali lebih efisien menyerap karbon dibandingkan hutan tropis. la menuturkan walaupun padang lamun tidak begitu karismatik seperti mangrove dan terumbu karang, tetapi nilai ekonominya lebih tinggi.

“Indonesia menjadi pusat biodiversitas padang lamun bagi dunia. Sehingga jika benar-benar diniatkan, Indonesia akan berperan lebih dalam mengurangi emisi tingkat dunia berbasis ekosistem melalui padang lamun,” kata Pramaditya.

Tak jauh berbeda dari gelaran Conference of ISRA tahun sebelumnya, pada gelaran kali ini, Conference of ISRA membuka penerimaan paper ilmiah dengan tiga topik penelitian bagi para pesertanya. Tiga topik penelitian tersebut adalah: Praktik Pengembangan Masyarakat untuk M nenghadapi Perubahan Iklim (Community Development Practices to Face Climate Change), Inovasi Berkelanjutan untuk Menghadapi Perubahan Iklim (Sustainable Innovation to Confront Climate Change), dan Pengelolaan Lingkungan Berkelanjutan untuk Merespon Dampak Perubahan Iklim (Sustainable Environmental Management to Respond to the Impacts of Climate Change). Dari 59 artikel yang telah terkumpul, terdapat penghargaan Best Paper untuk tiap kategorinya.

Penghargaan kategori pertama berhasil diraih oleh PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk sebagai best paper kategori Praktik Pengembangan Masyarakat untuk Menghadapi Perubahan Iklim (Community Development Practices to Face Climate Change) yang mengangkat judul Sustainable Livelihood Approach for Industrial Communities in Bergas Kidul Village in Mitigating Climate Change and Reducing the Effect of Greenhouse Gases.

Berangkat dari adanya lahan kosong akibat kekeringan dan terbatasnya lahan peternakan, PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk menyodorkan solusi terhadap perubahan iklim melalui pemberdayaan Masyarakat Bergas, Kabupaten Semarang yaitu Program Kebun Alpukat dan Kandang Komunal.

“Kami membangun kandang komunal yang mana kandang ini telah berkontribusi mengurangi gas rumah kaca sebesar 1,08 ton CO2 per tahun. Sedangkan untuk Kebun Alpukat, kami memberi 1.800 bibit. Saat ini sudah ada 50 pohon siap produksi dimana satu pohon berkontribusi mengurangi karbon sebanyak 42 kg CO2,” tutur Nurul Ardian Fitriani selaku perwakilan perusahaan.

Peraih best paper kategori kedua yaitu PT Pertamina Patra Niaga AFT Minangkabau sebagai kategori Inovasi Berkelanjutan untuk Menghadapi Perubahan Iklim (Sustainable Innovation to Confront Climate Change yang mengangkat judul Kampung Apar Innovation Center : Smart Farming Based on Technology Digitalization.

PT Bio Farma (Persero) peraih best paper kategori Pengelolaan Lingkungan Berkelanjutan untuk Merespon Dampak Perubahan Iklim (Sustainable Environmental Management to Respond to the Impacts of Climate Change) yang mengangkat judul Inventarisasi Macan Tutul Jawa (Panthera pardus melas) di Taman Buru Masigit Kareumbi, Jawa Barat.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini