Sukses

Tari Kain, Tari Tradisi Kabupaten Pesisir Selatan yang Berawal dari Silek

Meski demikian, penyajian tari kain tidak melulu berkiblat pada pakem 21 gerak. Penari tari kain bisa mengulangi kembali gerak-gerak yang ada setelah menyelesaikan satu kali repertoar utuh.

Liputan6.com, Padang - Tari kain merupakan tarian tradisi dari Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatra Barat. Tarian yang dipentaskan oleh dua penari laki-laki dengan diiringi vokal dan instrumen musik adok ini berawal sari seni bela diri tradisional yang bernama silek.

Seperti tarian pada umumnya, tari kain penuh dengan gerakan. Dikutip dari kebudayaan.kemdikbud.go.id, setidaknya ada sekitar tujuh ragam dan 21 jenis gerak tari.

Meski demikian, penyajian tari kain tidak melulu berkiblat pada pakem 21 gerak. Penari tari kain bisa mengulangi kembali gerak-gerak yang ada setelah menyelesaikan satu kali repertoar utuh.

Gerakan dalam tari kain terdiri dari pembukaan, pasambahan depan, pasambahan samping, pasambahan belakang, salam, ambiak langkah, langkah satu, gelek, langkah tarik belakang, langkah tigo, langkah maju, pisawek gantuang, langkah gantuang, langkah mereng, gelek kaduo, kipeh kain, gerak ampun, maagiah umpan, umpan, manjapuik umpan kanan, dan manjapuik umpan kiri. Gerakan kemudian ditutup dengan salam penutup.

Secara umum, gerakan tari kain hampir mirip dengan gerakan-gerakan silek (seni bela diri khas Sumatra Barat). Secara visual, tari kain memang dapat dimaknai sebagai silek yang menggunakan kain panjang.

Selama ini, kain panjang dalam silek berfungsi sebagai pamutuih kaji (ujian terakhir) bagi murid silek di depan umum. Masa dahulu, silek yang tidak diajarkan secara terbuka dibutuhkan pembuktian khusus dengan menampilkan di depan umum sebagai syarat lulus.

Namun, pembuktian silek di depan umum ditampilkan dalam bentuk tarian yang lebih mengutamakan keindahan gerak. Dalam penampilannya, para penari juga menggunakan pisau yang disembunyikan di balik kain.

Dengan penampilan silek dengan cara demikian, orang lain pun tidak bisa meniru atau mengambil ilmunya. Tari kain kemudian menjadi tarian milik dan pamenan (hiburan) orang-orang dalam dunia silek.

Dahulu, tari kain menjadi hiburan yang ditampilkan untuk menyambut tamu-tamu nagari atau kerajaan. Tarian ini dulu juga ditampilkan dalam acara pelepasan prajurit yang akan berangkat bertugas.

Seiring perkembangan zaman, tari kain pun menjadi kesenian bagi masyarakat luas yang ditampilkan dalam acara alek (perhelatan) umum. Tari kain biasanya ditampilkan pada paro akhir malam dan merupakan hiburan penutup dalam sebuah alek.

(Resla)

 

Simak Video Pilihan Ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.