Sukses

Kisah Haru Bocah Tahfiz Disabilitas Netra Lantunkan Ayat Suci Al-Qur'an Saat HUT Bhayangkara di Sukabumi

Rangkaian acara HUT ke-78 Bhayangkara dibuka dengan lantunan Alquran oleh bocah laki-laki penyandang disabilitas netra berusia 12 tahun.

Liputan6.com, Sukabumi - Muhammad Raehan Khoiri (Rafa) (12) seorang anak disabilitas netra, menunjukkan kemampuannya melantunkan ayat suci Al-Qur'an dalam peringatan HUT ke-78 Polres Sukabumi Kota.

Bocah laki-laki yang akrab disapa Rafa ini melantunkan ayat suci Al-Qur'an selepas upacara HUT Bhayangkara, yang berlangsung di Gedung Juang Kota Sukabumi, Senin (1/7/2024).

Rafa mengatakan, bahwa ia telah belajar menghafal Al-Qur'an sejak usia 2 tahun. Kini, hafalan Al-Qur'an itu sudah memasuki 15 juz. Dia menghafal Al-Qur'an dengan cara mendengarkan murotal.

“Karena dengerin saja pake handphone waktu dari kecil. Pakai braille? Enggak, cuma dengerin saja. Kadang suka muroja'ah (mengulang hafalan),” ujar Rafa. 

Ditanya soal kesulitan, hafidz Al-Qur'an usia 12 tahun itu mengaku tak mengalami kendala berarti selama menghafal Al-Qur'an, meskipun memiliki keterbatasan penglihatan.

“Yang ngajarin, kalau di sekolah itu dari At-Tartil ustazah Rita. Alhamdulillah mudah. Murojaahnya, kadang satu kali waja pas magrib cuman beberapa menit paling, setengah jam,” ungkapnya.

Anak yang lahir pada 15 Mei 2012 ini masih duduk di sekolah dasar SLB Budi Nurani. Rafa menyebut jika kemampuan menghafal Al-Qur'an itu didapat dari dukungan kedua orangtua. 

“Alhamdulillah sudah hafal 15 juz ini karena dorongan dan motivasi dari bunda sama ayah. Kalau juz itu aku tahu menghafal (mulai) dari juz 30 terus ke juz 29, 28, 27, 26 gitu,” tuturnya. 

Rafa menyebut mempunyai cita-cita menjadi seorang alim ulama. Selain itu, juga berkeinginan menjadi imam besar masjid di tanah suci Mekkah dan Madinah.

 

2 dari 2 halaman

Sang Ibu Ungkap Kebiasaan Mendengarkan Al-Qur'an Diterapkan Sejak Bayi

Ibunda Rafa, Hera Yuliani (48) mengatakan, saat kehamilan putranya itu berjalan lancar hingga kelahiran di usia 9 bulan, Rafa didiagnosis terkena virus rubella. 

Hera mengaku bangga dengan kemampuan anaknya yang mampu menghafal Al-Qur'an di tengah keterbatasan penglihatan yang dimiliki.

“Bangga, soalnya kan jarang ya anak, biasanya cita-citanya yang maksudnya bukan ulama, mungkin karena dia sering melihat mendengar dari ceramah ustaz Adi Hidayat mungkin dia tergugah dengan hafalan Al-Qur'an, dia ingin menjadi ulama besar,” ungkap Hera, warga asal Sriwedari, Gunungpuyuh, Kota Sukabumi

Dia berharap, kelak buah hatinya itu bisa memberikan manfaat bagi banyak orang. Menurutnya, tak ada kesulitan dalam membantu Rafa mengenalkan pelafalan Al-Qur'an. Kebiasaan mendengarkan lantunan murotal diterapkan kepada Rafa sejak bayi. 

“Terus bermanfaat untuk orang banyak tetap mandiri dan sebagai support untuk orang lain, bahwa yang tidak melihat juga masih bisa bermanfaat untuk diri sendiri juga untuk orang lain, dan bekal untuk dunia akhirat,” tuturnya.

“Pertama sih Alhamdulillah enggak ya, soalnya kan dia dari lahir suka didengerin (lantunan Al-Qur'an) jadi sudah biasa. Jadi pas sudah besarnya pas sudah 2 tahun setengah dia kan sudah hafal juz amma terus kita kembangkan. Pas sekolah jadi tiap hari menghafal terus setoran saja ke sekolah. Dari situ baru saja kita masuk ke braille Al-Qur'an,” sambung dia.