Sukses

Bukan Cuma Joget-Joget, TikTok Juga Bisa Bangun Minat Baca Masyarakat

TikTok yang populer di kalangan anak muda, sering dianggap hanya sarana hiburan semata. Tapi di tangan pustakawan bernama Anastasia, TikTok bisa diubah jadi alat edukasi. Bagimana caranya?

Liputan6.com, Jakarta - Anastasia Santi Delliana, seorang pustakawan berprestasi dari Universitas Kalbis, Jakarta, telah berhasil mencuri perhatian melalui inovasi yang ia gagas: optimalisasi platform media sosial TikTok untuk meningkatkan kebiasaan membaca di perpustakaan dengan konsep Digital Habitus.

Sebagai finalis Pustakawan Berprestasi Tingkat Nasional 2024, Anastasia menunjukkan dedikasi dan inovasi yang luar biasa dalam pelayanan perpustakaan kepada masyarakat.

Wanita berusia 41 tahun asal di Klaten, Jawa Tengah, ini menyelesaikan pendidikan terakhirnya di bidang Ilmu Perpustakaan dan Informasi dengan gelar S3 dari Universitas Sahid Jakarta. Dia tidak hanya seorang pustakawan, tetapi juga seorang dosen yang berdedikasi di Universitas Kalbis.

Berdasarkan paparannya, Anastasia melihat potensi besar dari media sosial, terutama TikTok, dalam mengubah paradigma membaca di kalangan masyarakat. TikTok, platform media sosial yang sangat populer di kalangan remaja dan anak muda, sering kali dianggap sebagai sarana hiburan semata. Namun, Anastasia melihat potensi besar dalam penggunaan TikTok sebagai alat edukasi.

Ia berpendapat bahwa konten video pendek yang menarik dapat digunakan untuk memperkenalkan buku, merekomendasikan bacaan, dan bahkan memberikan ringkasan singkat dari buku-buku populer.

"Kita harus beradaptasi dengan perkembangan teknologi. Jika ada produk AI atau media sosial yang cukup mumpuni, harus dicoba digunakan. TikTok, yang saat ini sangat populer, bisa digunakan sebagai alat bantu untuk meningkatkan pengetahuan dan cara berpikir anak-anak Indonesia," katanya.

Salah satu kunci keberhasilan inovasi ini adalah pembuatan konten yang kreatif dan kolaboratif. Anastasia mengajak para guru, dosen, dan pustakawan untuk bekerja sama dengan siswa dan mahasiswa dalam menciptakan konten yang edukatif.

Melalui kolaborasi ini, tidak hanya siswa yang belajar, tetapi juga para pendidik mendapatkan wawasan baru tentang cara menggunakan teknologi untuk tujuan pendidikan.

"Jangan malu untuk mencoba dan belajar dari siswa kita. Beberapa konten kreator yang berasal dari guru atau dosen telah berhasil berkolaborasi dengan anak didik mereka, menciptakan konten yang edukatif sekaligus menghibur," ujarnya.

Adapun, program optimlisasi TikTok untuk meningkatkan Habitus Membaca sebagai terobosan dan inovasi perpustakaan yang telah dilakukan Perpustakaan Kalbis diharapkan dapat menjadi role model bagi perpustakaan-perpustakaan yang lain dalam konteks menumbuhkan, mempertahankan dan meningkatkan Habitus Membaca.

Selain itu, inovasi Perpustakan Universitas Kalbis ini diharapkan menjadi inspirasi bagi munculnya inovasi inovasi yang lain dalam konteks menumbuhkan, mempertahankan dan meningkatkan Habitus Membaca.

Melalui konten TikTok perpustakaan Universitas Kalbis, dengan nama akun @lrckalbis, mempromosikan seluk beluk perpustakaan termasuk juga mempromosikan materi informasi yang dimiliki perpustakaan baik buku baru, jurnal yang up to date, dan juga program-program lain terkait dengan program literasi serta menambahkan musik dan filter yang sedang viral.

"Konten-konten TikTok perpustakaan Universitas Kalbis ini dibuat sedemikian rupa sehingga menumbuhkan rasa ketertarikan dan rasa ingin tahu," ujar Anastasia.

Secara umum dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan signifikan dari ketiga indikator dalam waktu 2022-2023 yang merupakan kontribusi dari program peningkatan Habitus Membaca melalui TikTok. Peningkatan ini dilakukan dengan membandingkan data angka tahun 2022 dan angka tahun 2023.

 

2 dari 2 halaman

Upaya Meningkatkan Minat Baca

Kecintaan Anastasia pada buku dan perpustakaan ditunjukkan lewat jalur pendidikan, mulai D3 Universitas Indonesia pada 1999, lulus S1 pada 2006 dan Pendidikan Magister Ilmu Komunikasi pada 2016 dengan bidang ilmu Informasi dan Perpustakaan, Fakultas Komunikasi Universitas Padjajaran.

Sambil terus menjalin jaringan dan kolaborasi, Anastasia diamanahkan menjadi Humas dan Promosi selama 2 periode pada kepengurusan FPPTI DKI dan menjadi tim publikasi dan jurnal ilmiah periode kepengurusan FPPTI Pusat.

Beberapa kali Anastasia juga diundang menjadi pembicara dalam Bimbingan Teknis Pengembangan Perpustakaan Perguruan Tinggi yang diselenggarakan beberapa kali oleh Perpustakaan Nasional.

Anastasia juga menekankan pentingnya kolaborasi antara pustakawan, sekolah, dan orang tua dalam meningkatkan minat baca anak-anak Indonesia. Ia berpendapat bahwa minat baca harus terus diaktifkan dan dipertahankan hingga jenjang pendidikan yang lebih tinggi.

Penggunaan gadget dan produk AI, menurutnya, tidak perlu dianggap sebagai musuh. Sebaliknya, gadget bisa dijadikan alat bantu edukasi yang efektif jika digunakan dengan bijak.

"Orang tua dan pustakawan harus terus mengikuti perkembangan zaman. Dengan bantuan mereka, anak-anak bisa menggunakan produk teknologi informasi dengan lebih bijak," kata Anastasia.

Meskipun kini juga berperan sebagai dosen, Anastasia tetap memiliki passion yang kuat sebagai pustakawan. Ia percaya bahwa pustakawan harus terus belajar dan beradaptasi dengan perkembangan baru.

"Buku yang datang pertama kali harus segera dibaca oleh pustakawan sebelum pengguna memakainya," ujarnya.

Anastasia mengajak seluruh pustakawan Indonesia untuk tidak takut memulai inovasi dan tidak malu bertanya. Baginya, terus melakukan inovasi adalah kunci untuk perkembangan Indonesia secara menyeluruh.

”Jadi memang orang tua dan pustakawan itu diharapkan tidak gaptek, terus mengikuti perkembangan zaman. Karena dengan bantuan orang tua dan bantuan pustakawan, anak-anak bisa menggunakan produk teknologi informasi dengan lebih bijak,” ujarnya.

 

 

Video Terkini