Sukses

Perjalanan Mohamad Pandu Ristiyono Raih Gelar Doktor Tercepat di Negeri Jiran

Perjalanan Mohamad Pandu Ristiyono tidak sekadar tentang prestasi akademik, namun juga tentang ketekunan, tekad, dan semangat untuk meraih keunggulan meskipun dihadapkan pada berbagai tantangan.

Liputan6.com, Jakarta - Mohamad Pandu Ristiyono atau yang akrab disapa Pandu Jonki bak tokoh-tokoh hebat dalam film laskar Pelangi (2008). Ia mewakili semangat pantang menyerah dan ketekunan dalam meraih mimpi serupa tokoh dalam film populer tersebut.

Berasal dari Depok, kisah Pandu Jonkin memulai dari seorang yatim sejak usia enam tahun. Ia hars menghadapi kerasnya kehidupan dengan menjual koran di jalanan.

Baginya, setiap penjualan koran adalah langkah kecil menuju impian yang besar. Pandu tidak pernah membayangkan dirinya melampaui pendidikan menengah.

"Bagi saya, hanya menyelesaikan pendidikan SMA saja sudah merupakan anugerah," ujar Pandu.

Pandu menghabiskan masa kecilnya sebagai pedagang koran di Depok dari 1980 hingga 1991. Setiap pagi, tanpa kenal hujan atau panas, ia menjajakan koran-koran seperti Pos Kota, Kompas, dan Sinar Pagi, dengan tekun menabung setiap rupiah yang ia dapatkan.

"Saya masih ingat betul bagaimana koran-koran itu laris manis berkat berita Edy Sampak, Ida Iasha, dan HR Darsono," ujarnya.

Seperti Ikal dan kawan-kawan di film Laskar Pelangi yang berjuang keras di Belitong, Pandu Jonki menempuh perjalanan panjang untuk mencapai pendidikan tinggi. Pandu mampu mengubah takdirnya dengan kegigihan dan semangat yang luar biasa.

Ia tidak hanya menyelesaikan pendidikan sarjana dan magister. Mohamad Pandu Ristiyono kini menempuh pendidikan doktoral di bidang Komunikasi di Asean University International Malaysia.

Ia mencatatkan prestasi dengan menyelesaikan studinya hanya dalam waktu singkat, 1 tahun 5 bulan. Jauh lebih pendek dibandingkan durasi normal 3 hingga 4 tahun.

Pada acara wisuda pascasarjana di Hotel Intercontinental Kuala Lumpur pada 6 Juli, Pandu bangga menerima gelar cum laude dengan IPK 3,7, sebuah pencapaian akademik yang sangat membanggakan. Pandu mengakui bahwa keberhasilannya itu hasil dari kerja keras dan disiplin yang tidak pernah kendur selama studinya.

Ia bahkan mengambil mata kuliah lanjutan yang ditawarkan Asean University International Malaysia sebelum semester pertama dimulai, sehingga berhasil menghemat waktu satu semester dalam studinya. Selain itu, penguasaan metodologi penelitian dan kemampuan berbahasa Inggris juga sangat membantunya dalam menyelesaikan disertasinya.

Pandu sebenarnya bisa lulus lebih cepat lagi, namun promotornya Adji Hoesodo dan Suhendar menyarankan untuk menunda ujian disertasi demi menghindari kontroversi. Ia telah meraih gelar magister dari IPB University di bidang Teknologi Informasi Perpustakaan pada tahun 2008.

Topik disertasinya, "Transformasi Digital Perpustakaan Pendidikan Jarak Jauh Universitas Terbuka menuju World Class University," bertujuan untuk mengevaluasi upaya transformasi digital Perpustakaan Pendidikan Jarak Jauh Universitas Terbuka Indonesia dalam meningkatkan kualitas layanan dan akses informasi bagi komunitas akademik menuju standar universitas kelas dunia.

Perjalanan Mohamad Pandu Ristiyono tidak sekadar tentang prestasi akademik, namun juga tentang ketekunan, tekad, dan semangat untuk meraih keunggulan meskipun dihadapkan pada berbagai tantangan.