Liputan6.com, Jakarta - Kepribadian pesimis adalah karakteristik di mana seseorang cenderung melihat sisi negatif dari setiap situasi dan merasa bahwa hal-hal buruk lebih mungkin terjadi daripada hal-hal baik. Orang dengan kepribadian pesimis sering kali menghadapi berbagai tantangan dalam kehidupan sehari-hari.
Dampaknya tidak hanya terbatas pada kualitas hidup tetapi juga berpengaruh signifikan terhadap kesehatan mental mereka. Dirangkum dari berbagai sumber, salah satu dampak utama dari kepribadian pesimis terhadap kesehatan mental adalah meningkatnya risiko depresi.
Orang yang selalu memandang hidup dari sudut pandang negatif cenderung lebih mudah merasa putus asa dan tidak berdaya. Mereka sering merasa bahwa usaha mereka sia-sia dan tidak ada yang bisa mereka lakukan untuk mengubah keadaan.
Advertisement
Baca Juga
Akumulasi perasaan seperti ini dapat menyebabkan gejala-gejala depresi seperti kehilangan minat pada aktivitas yang disukai, kelelahan berlebihan, dan perubahan pola tidur dan makan.
Selain depresi, kepribadian pesimis juga berkaitan dengan tingkat kecemasan yang lebih tinggi. Individu pesimis sering kali mengkhawatirkan hal-hal yang mungkin tidak pernah terjadi.
Kecemasan berlebih ini dapat mengganggu keseharian mereka, menghalangi mereka untuk menikmati momen-momen kecil dalam hidup, dan menyebabkan gangguan fisik seperti sakit kepala, gangguan pencernaan, dan masalah tidur. Kecemasan kronis yang tidak ditangani dengan baik dapat memperburuk kondisi kesehatan mental dan fisik seseorang.
Stres kronis juga merupakan salah satu dampak signifikan dari kepribadian pesimis. Sikap pesimis membuat seseorang lebih rentan terhadap stres karena mereka cenderung menganggap masalah sebagai hambatan yang tak teratasi.
Â
Simak Video Pilihan Ini:
Terapi Kognitif
Stres yang berlangsung lama dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh, meningkatkan risiko penyakit jantung, dan mempengaruhi fungsi kognitif seperti kemampuan berpikir dan memori.
Dalam jangka panjang, stres kronis dapat mengakibatkan gangguan kesehatan yang serius dan menurunkan kualitas hidup secara keseluruhan. Kepribadian pesimis juga dapat mempengaruhi hubungan sosial seseorang.
Orang yang selalu memandang negatif cenderung menarik diri dari interaksi sosial dan mengisolasi diri. Mereka mungkin merasa tidak ada gunanya berbicara dengan orang lain atau berbagi perasaan karena mereka yakin bahwa tidak ada yang bisa membantu mereka.
Isolasi sosial ini dapat memperparah kondisi kesehatan mental, karena dukungan sosial merupakan faktor penting dalam menjaga kesejahteraan psikologis.Selain itu, kepribadian pesimis dapat menghambat kemampuan seseorang untuk menghadapi dan mengatasi tantangan hidup.
Sikap pesimis cenderung membuat seseorang merasa tidak berdaya dan menyerah sebelum mencoba. Hal ini dapat mengurangi kemampuan mereka untuk mengembangkan strategi coping yang efektif dan menghambat pertumbuhan pribadi. Akibatnya, mereka mungkin merasa terjebak dalam siklus negatif yang sulit diubah.
Tidak hanya itu, orang dengan kepribadian pesimis sering kali mengalami penurunan kualitas tidur. Pikiran yang terus-menerus dipenuhi oleh kekhawatiran dan ketakutan dapat mengganggu tidur mereka, menyebabkan insomnia atau tidur yang tidak nyenyak.
Kurang tidur dapat memperburuk kondisi mental seperti depresi dan kecemasan, serta mempengaruhi kesehatan fisik secara keseluruhan, termasuk meningkatkan risiko penyakit kronis seperti diabetes dan hipertensi. Secara keseluruhan, dampak kepribadian pesimis terhadap kesehatan mental sangat signifikan. Penting bagi individu yang memiliki kecenderungan pesimis untuk mencari bantuan profesional jika mereka merasa sulit mengatasi pikiran dan perasaan negatif.
Terapi kognitif perilaku (CBT) adalah salah satu pendekatan yang dapat membantu mereka mengubah pola pikir negatif dan mengembangkan sikap yang lebih positif.
Dengan dukungan yang tepat, individu dengan kepribadian pesimis dapat belajar untuk melihat sisi terang kehidupan dan meningkatkan kesejahteraan mental mereka.
Penulis: Belvana Fasya Saad
Advertisement