Liputan6.com, Gorontalo - Banjir yang melanda Kota Gorontalo telah memaksa ratusan warga untuk mengungsi, Sabtu (13/7/2024). Para pengungsi banjir tersebut berasal dari beberapa Kelurahan yang ada di Kota Gorontalo.
Di antaranya, Kelurahan Bugis, Ipilo, Tenda hingga Biawu. Tiga Kelurahan tersebut merupakan lokasi yang paling terdampak banjir akibat intensitas hujan yang tinggi.
Advertisement
Baca Juga
Salah satu pengungsi, Hadija Naduo(56) mengatakan telah lebih dari empat hari berada di pengungsian Rumah Dinas (Rudis) Wali Kota beserta keluarganya.
Sebab, kondisi rumah mereka sampai dengan hari ini, masih dalam kondisi terendam air. Meski begitu, sebagian warga ada yang sudah kembali.
"Sudah pulang ke rumah mereka, tapi ada juga yang saat ini masih mengungsi karena banjir belum juga surut," kata Hadija.
Saat ini, jumlah mereka yang mengungsi di tempat pengungsian berjumlah 430 jiwa. Untuk penanganan pemerintah kepada para korban banjir masih lancar.
"Makan alhamdulillah lancar, sehari 2 kali makan," katanya.
Ibrahim Daud (53) pengungsi lain mengatakan bahwa, untuk siang dan makan malam itu sudah disediakan pemerintah. Untuk sarapan mereka kerap kali mendapat bantuan dari para donatur.
"Kadang pagi kami sarapan dengan makanan dari para donatur, kadang juga tidak sarapan pagi," kata Ibrahim.
Tidak hanya itu, kesehatan mereka sering di kontrol oleh Dinas Kesehatan. Sejauh ini sudah ada warga yang masuk rumah sakit karena diserang asam lambung.
Ibrahim bilang, saat ini banyak anak balita dan lansia yang harus dievakuasi ke tempat pengungsian mereka. Sehingganya, mereka sangat membutuhkan keperluan seperti popok dan susu.
Menurut data dari pemerintah Kota Gorontalo, saat ini total pengungsi berjumlah 430 jiwa. Dari jumlah itu, 30 orang lansia dan 56 anak balita.
Â
Simak juga video pilihan berikut:
Lokasi Banjir
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Gorontalo Mahmud Baderan mengatakan, banjir Gorontalo terparah menggenangi wilayah Kecamatan Dumbo Raya dan Kota Barat dengan ketinggian air mencapai di atas 50 sentimeter.
Menurutnya, banjir disebabkan curah hujan tinggi yang memicu meluapnya Sungai Bone dan Bolango, ditambah aliran sungai dari Danau Limboto.
"Seluruhnya bertemu di Kota Gorontalo sehingga berdampak terjadinya banjir," kata Mahmud.
Ia menjelaskan banjir di Kota Gorontalo terjadi karena curah hujan tinggi sejak 23 Juni 2024, kemudian banjir lagi pada 27 Juni, hingga berulang pada 3 dan 4 Juli.
"Kemarin pada tanggal 8, 9 dan 10 dan hingga kini banjir masih melanda, bahkan meluas menggenangi hampir seluruh wilayah Kota Gorontalo," katanya.
Advertisement