Liputan6.com, Jakarta - Nasabah binaan PNM Mekaar Cirebon, Yani Risnawati sempat merasa hidupnya berakhir ketika ia terserang stroke. Tubuhnya terbujur di tempat tidur. Namun, rengginang membantu semangatnya bangkit dari keterbatasan.
Tidak punya pengalaman, Yani gagal dua kali dalam membuat rengginang. Hingga percobaan berikutnya, Ia berhasil mengubah 5 kilogram beras ketan menjadi rengginang.
Rengginang dibuat dengan tangan kirinya, mulai dari proses cetak, jemur bahkan sampai menggorengnya. Dari kebiasaan itu tercetus nama usaha Rengginang Kidal.
Advertisement
Selalu ada jalan terang bagi mereka yang tidak mau menyerah. Yani membawa produk rengginang olahannya saat reuni sekolah. Teman-temannya pun memberi komentar dan respon positif setelah mencoba merasakan Rengginang Kidal.
"Banyak yang kasih saran untuk coba mulai produksi banyak abis itu jual lewat online biar makin banyak yang tahu," jelasnya.
Perlahan tapi pasti, usaha rengginang kidal pun mulai banyak pesanan. Selain dari mulut ke mulut akhirnya Ia juga mulai berjualan lewat Instagram, WhatsApp dan Facebook.
Melihat peluang semakin terbuka ia membutuhkan modal yang lebih besar. Yani bergabung menjadi nasabah PNM Mekaar dan mengikuti pelatihan usaha yang diberikan oleh PNM. Ia pun terus melakukan inovasi dengan memproduksi variasi rasa atau bumbu dari cemilan khas Cirebon tersebut.
Rengginang Kidal juga telah mendapat kesempatan untuk unjuk gigi dalam kegiatan kunjungan Wakil Presiden Iran ke Indonesia beberapa waktu silam.
"Saya juga pernah diundang PNM untuk menampilkan Rengginang Kidal kepada tamu dari luar negeri. Ngga pernah terbayang produk saya bisa eksis seperti ini kalau tidak ikut bazar PNM," katanya.
PNM berkomitmen untuk melakukan pendampingan usaha agar dapat naik kelas dan bersaing dengan produk global. Salah satu yang kerap dilakukan adalah memfasilitasi nasabah PNM Mekaar untuk mengikuti bazar dengan target pasar yang lebih luas.
Â
Â
Â