Sukses

18 Juli Memperingati Hari Lahir Nelson Mandela, Begini Asal Usulnya

Pada tahun 1948 Nelson Mandela dipilih sebagai Sekretaris Nasional dalam African National Congress Youth League (ANCYL) yang didirikannya

Liputan6.com, Jakarta - Setiap tahun pada tanggal 18 Juli diperingati sebagai Hari Nelson Mandela. Hari yang dianggap bersejarah karena Nelson Mandela merupakan mantan presiden berkulit hitam pertama dari Afrika Selatan.

Dirangkum dari berbagai sumber, sejarah peringatan tersebut ditetapkan pada November 2009 oleh Majelis PBB. Peringatan pertama Hari Nelson Mandela adalah pada 2010 di New York.

Nelson Mandela sendiri lahir pada 18 Juli 1918 di Mvezo, Afrika Selatan. Kakek buyut dari ayahnya, Ngubengcuka, adalah penguasa suku Thembu di Teritori Transkei yang saat ini menjadi provinsi Eastern Cape di Afrika Selatan.

Pada tahun 1944, Nelson Mandela bergabung dalam Kongres Nasional Afrika atau ANC. Setelah itu, pada 1948 Nelson Mandela dipilih sebagai Sekretaris Nasional dalam African National Congress Youth League (ANCYL) yang didirikannya.

Hingga pada tanggal 10 Mei 1994, Nelson Mandela dilantik sebagai Presiden Pertama melalui pemilihan demokratis. Ia menjabat sampai 14 Juni 1999.

Penetapan Hari Nelson Mandela di dunia merupakan bentuk pengakuan atas kontribusi sang mantan Presiden Afrika Selatan mengenai budaya, kebebasan dan perdamaian.

Mandela dikenal sebagai pejuang kemerdekaan, pejuang hak sipil, pemimpin politik serta simbol integritas dan rekonsiliasi, tak hanya untuk Afrika Selatan, tetapi juga untuk dunia.

2 dari 2 halaman

Perjuangan Nelson Mandela

Misinya untuk mengakhiri apartheid dimulai ketika ia keluar dari bangku sekolah dan bergabung dengan African National Congress (ANC). Perayaan Hari Nelson Mandela pertama berlangsung pada tanggal 18 Juli 2010, ketika Nelson Mandela berusia 92 tahun.

Mantan presiden dan penerima Hadiah Nobel Perdamaian ini meninggal pada 5 Desember 2013 pada usia 95 tahun. Hingga pada Desember 2015 Majelis Umum PBB memutuskan perluasan cakupan Hari Internasional Nelson Mandela.

Di seluruh dunia, Mandela dianggap sebagai otoritas moral dengan kepedulian terhadap kebenaran yang besar. Dianggap ramah ketika ia berbicara dengan orang lain, termasuk tamu-tamu penting dari saingannya, dan senang mengobrol dengan staf mereka saat berada.

 

Penulis: Belvana Fasya Saad