Sukses

Senyum Bahagia Bocah Penderita Gagal Ginjal di Polman dapat Bantuan untuk Berobat

Athala (6) menderita gagal ginjal sejak empat tahun lalu membutuhkan pengobatan, semakin hari perutnya semakin membesar

Liputan6.com, Jakarta Senyum bahagia seketika merona diwajah orang tua Athala Dwi Putra (6) bocah penderita gagal ginjal di Desa Tangnga-Tangnga, Polewali Mandar. Bocah yang seharusnya menikmati masa kecilnya dengan bermain itu mendapatkan bantuan untuk menjalani pengobatan dari Pj Gubernur Sulbar.

Rezki Amalia (36) ibu Athala tidak hentinya berucap syukur sebab anaknya yang menderita gagal ginjal sejak empat tahun lalu itu bisa mendapatkan pengobatan. Dia juga tidak menyangka sosok yang membantu keluarganya itu adalah seorang Pj Gubernur Sulbar Bahtiar Baharuddin.

"Saya berterima kasih sekali ke Pak Gubernur. Kasian sekali keluargaku, saya kasian anak ku ji. Yang penting bisa sembuh. Saya tidak sangka Pak Gubernur ke sini. Mudah mudahan anakku segera sembuh kembali," ucap Rezki dengan mata yang berkaca-kaca, Jumat (19/07/24).

Rezki mengungkapkan, dia bersama suami yang berprofesi sebagai supir angkot tidak bisa memberikan pengobatan terbaik untuk Athala. Faktor ekonomi menjadi kendala mereka, namun harapan untuk menyembuhkan Athala tidak pernah mereka padamkan.

"Kami sudah berusaha yang terbaik untuk Athala. Anak saya menderita gagal ginjal bocor sejak berusia 2 tahun dan semakin hari perutnya semakin membesar," ujar Rezki.

Pj Gubernur Sulbar, Bahtiar Baharuddin mengungkapkan dirinya mengetahui kondisi Athala melalui berita yang dia baca. Dia mengunjungi Athala untuk bercengkrama dan memberikan bantuan pengobatan kepada bocah yang tetap ceria meski tubuh mungilnya tengah melawan penyakit.

"Saya melihat dan membaca berita ada warga anaknya sakit ginjal. Saya sudah perintahkan dinas kesehatan untuk membantu segala perobatannya. Kita akan rujuk Athala ke RS di Makassar untuk mendapatkan perwatan intensif," ujar Bahtiar. 

Bahtiar mengngkapkan alasan merujuk Athala ke Makassar, sebab rumah sakit di Sulbar belum memiliki prasarana kesehatan yang memadai. Rumah sakit di Sulbar masih bertipe C, belum ada yang bertipe B, karena itu dia berharap dukungan Kementerian Kesehatan.

"Pasien dengan penyakit yang tidak bisa ditangani biasanya di rujuk ke Makassar. Jaraknya ini bisa 8 sampai 9 jam lewat darat, jadi bisa dibayangkan betapa terbatasnya infrastruktur kesehatan," ujar Bahtiar.

Namun, Bahtiar memastikan Athala akan mendapatkan pelayanan kesehatan yang memadai untuk penyakit gagal ginjal yang dia derita. Karena itu, dirinya memberikan bantuan untuk meringankan beban orang tuanya yang merupakan guru honorer dan supir angkot.

"Sehat nak Athala yah. Tetap semangat, saya akan mengurus hingga sembuh. Di sini ada Pak Bupati Polman, Kadis Kesehatan Sulbar. Di Makassar lengkap, bapak saya juga pernah ginjal lalu dirawat di RS Makassar. Insya Allah sembuh" kata Bahtiar kepada Athala.Â