Sukses

Ekspedisi Rupiah Berdaulat di Pulau Terluar Perbatasan RI

Kondisi uang Rupiah tunai di daerah perbatasan seringkali sudah lecek, rusak dan tak layak edar karena jauh dari tempat penukaran. Akibatnya kadang mata uang asing negara yang berbatasan.

Liputan6.com, Semarang - Bank Indonesia perwakilan Kepri Bersama Tentara Nasional Indonesia (TNI) Angkatan Laut kembali menggelar Ekspedisi Rupiah Berdaulat (ERB) menyusuri pulau-pulau Terdepan, Terluar dan Terpecil (3 T) di Provinsi Kepulauan Riau sebagai wilayah yang berada di lintasan perbatasan negara-negara di Asean.

Sebagai kekuatan ekonomi mata uang rupiah menjadi simbol alat tukar yang resmi dan menjadi simbol kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang menjadi misi ERB.

Sekitar 12.5 miliar uang pecahan di sebar di pelosok NKRI siap menggantikan uang yang lusuh dan kucel dalam Program Bank Indonesia dalam Ekspedisi Rupiah Berdaulat, (ERB).

Ekspedisi ini merupakan kerja sama antara Bank Indonesia dengan TNI AL. ERB menjadi salah satu upaya memperkokoh kedaulatan negara melalui simbol uang Rupiah sebagai alat tukar Negara yang resmi di Perbatasan.

Ekspedisi ini menyusuri dan menjelajah Pulau Terdapan, Terluar dan Terpencil (3T) terutama di Provinsi Kepri dimana Kepri merupakan wilayah perbatasan yang bersentuhan dengan beberapa Negara di Asia Tenggra. Selain itu Kepri juga merupakan Wilayah Laut yang terdiri dari sekitar 2.400 Pulau.

Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Kepulauan Riau (Kepri), Suryono mengatakan bahwa ERB tahun 2024 merupakan kegiatan sinergi bersama TNI Angkatan Laut dalam menjaga kedaulatan NKRI.

"Di seluruh Indonesia ada 18 ekspedisi dan menjangkau sekitar 14 ribu pulau," kata Suryono.

Wilayah terluar Indonesia dengan salah satu sasaran di wilayah Kepulauan Riau, yang akan ditempuh ekspedisi yang sekarang yaitu Pulau Tarempa (Anambas) Pulau Midai , Pulau Subi Besar, (Natuna) Pulau Tambelan (Bintan) , dan Pulau Singkep (Lingga)

"BI diberi kewenangan mengelola rupiah. Mulai dari perencanaan, pencetakan, hingga pencabutan dan pemusnahan uang. Dan dalam pengelolaan uang rupiah, merupakan instrument kebijakan BI dengan tujuan untuk menjaga stabilitas rupiah,” kata Suryono saat melepas tim ekspedisi di Pelabuhan Batu Ampar.

BI Kepri berusaha menjaga ketersedian uang yang cukup dan dalam kondisi yang berkualitas.

“Wilayah Kepri berbatasan langsung dengan negara tetangga. Sehingga hal ini merupakan tantangan yang kita hadapi," kata Suryono.

 

2 dari 2 halaman

Penghargaan Internasional

Ekspedisi Rupiah Berdaulat tidak hanya menyebarkan dan menukar uang fisik saja. Akan tetapi juga melakukan sosialisasi dan edukasi terhadap rupiah. Selain itu, ada juga Program Sosial Bank Indonesia (PSBI) bekerja sama dengan pemerintah daerah setempat.

Ada pembagian 250 Paket Sembako yang berisi beras, gula, mie instan hingga minyak goreng; 10 televisi dengan ukuran 50 inc dan 18 Genset.

Inisiatif BI menggelar Ekspedisi Rupiah Berdaulat (ERB) ini meraih penghargaan internasional lingkup bank sentral yakni Central Banking Award (CBA) untuk kategori currency initiative.

Dalam penyelenggaraannya yang dilakukan tiap tahun, ekspedisi ini telah menjangkau ratusan pulau terpencil. CBA memahami tantangan unik Indonesia untuk mendistribusikan uang tunai ke lebih dari 14.000 pulau di NKRI, sehingga tidak mudah melakukan distribusi di tengah keterbatasan moda transportasi, kondisi cuaca ekstrem, dan konektivitas antarwilayah.

Kolaborasi ini tidak hanya terkait moda, tetapi juga proses pendistribusian, pengamanan, dan pengawalan. Kolaborasi dari tahun 2012 hingga 2023 ini telah menghasilkan 110 kegiatan penukaran kas keliling di 3T dengan jangkauan 565 pulau.

Sementra Itu Komandan Lantamal IV Batam Laksana Pertama TNI Tjatur Soniarto mengatakan Ekspedisi Rupiah Berdaulat merupakan bagian menjaga kedaulatan negara khususnya di perbatasan dan pulau-pulau terluar.

"Untuk armada satu kapal (KRI Krambit) sudah keliling ke pulau-pulau terluar dan melibatkan 50 orang awak kapal KRI Kerambit," kata Tjatur Komandan Lantamal IV saat pepasan Ekspedisi Rupiah.