Sukses

Yakini Prabowo Subianto Berkarakter Mulia dan Berbudi Luhur, Socrates Rela Terima Kritikan Pedas

Hal ini dirinya sampaikan karena Socratez mengetahui dan menyadari bahwa keyakinannya tentang Prabowo banyak yang tidak akan terima dan akan banyak kritik yang datang langsung kepada dirinya

Liputan6.com, Jakarta - Pendiri sekaligus Pengurus dan Anggota Dewan Gereja Papua (WPCC) Dr. A.G. Socratez Sofyan Yoman, M.A. menyakini bahwa Presiden terpilih Jenderal (Purn) Prabowo Subianto memiliki karakter mulia dan berbudi luhur. Keyakinan ini sengaja dia tanamkan dalam hatinya, bahkan Socrates ikhlas menerima segala konsekuensinya.

Hal ini dirinya sampaikan karena Socratez mengetahui dan menyadari bahwa keyakinannya tentang Prabowo banyak yang tidak akan terima dan akan banyak kritik yang datang langsung kepada dirinya.

Dia juga mengaku sudah menganalisa jika keyakinannya tersebut berbuah pada berbagai bentuk penilaian, opini, pendapat, komentar dan kritik yang akan mengalir deras hingga bermuara kepada dirinya. Semua itu akan disampaikan dengan analisa-analisa sesuai daya nalar, daya tanggap dan persepsi masing-masing.

"Kemungkinan juga ada orang yang akan memunculkan komentar dan pendapat bernada pesimis dan kecewa, bahwa Gembala Yoman terjebak dalam kata-kata manis dari Prabowo Subianto. Socratez dengan senang hati menyambut dan menerima dari seluruh bentuk kritik, saran, ejekan, dan penghinaan. Tetapi, Socratez memiliki pijakan, pedoman, pertimbangan dan hidup, sehingga dapat mengambil keputusan iman dan moral untuk menulis tulisan ini," kata Socrates dalam keterangan tertulisnya, Minggu (21/7/2024).

Socratez membeberkan, keyakinannya tentang Prabowo Subianto yang merupakan pemimpin bangsa berkarakter mulia dan berbudi luhur karena dia melihat bahwa Presiden terpilih tersebut memiliki karakter jujur, berhati mulia, tulus, ikhlas, pemaaf, pemersatu, nasionalis sejati, tidak munafik, dan tindakannya nyata.

 

Simak Video Pilihan Ini:

2 dari 2 halaman

Penyelesaian Isu Papua

Socratez yang juga sebagai Presiden Persekutuan Gereja-gereja Baptis West Papua (PGGBP) berharap semua masyarakat bisa melihat Prabowo Subianto secara utuh seperti Tuhan Allah melihatnya, tetapi bukan seperti manusia menilainya.

Artinya, tidak berada dalam kerangka berpikir kebanyakan orang yang melihat Prabowo Subianto dari sisi gelapnya, tetapi melihat dari karakter-karakter mulia, talenta, karunia, kemampuan, dan keluhuran budi yang ada dalam hidupnya.

“Saya berdiri pada keyakinan, kita boleh berbeda secara ideologis dan nasionalisme, tetapi kita bersahabat atau bersaudara dalam kemanusiaan untuk mencari jalan penyelesaian urusan Papua Barat dengan jalan damai, terhormat, bermartabat dan manusiawi,” ucap Socratez.

Anggota Konferensi Gereja-gereja Pasifik (PCC) mengaku syarat utama untuk penyelesaian urusan Papua adalah harus membebaskan diri dari perasaan dendam, benci, sakit hati, kepahitan hati, tidak senang dan tidak suka kepada orang lain. Seperti biasanya orang sakit tidak biasa menolong orang sakit. Hanya orang sehat yang selalu menolong orang-orang sakit

“Saya mau menyampaikan kepada bapak Prabowo Subianto bahwa alasan-alasan atau dasar-dasar rakyat dan bangsa Papua melakukan perlawanan terhadap Pemerintah Republik Indonesia selama ini, dan saya siap membantu bapak Prabowo,” tegas Socratez.