Sukses

Cocopeat dan Biochar Hasil Olahan Limbah Kelapa Kreasi Mahasiswa UNY 

Sekelompok mahasiswa UNY melakukan kegiatan pengabdian pada Masyarakat dengan memanfaatkan limbah kelapa di Kalurahan Tayuban, Panjatan, Kulon Progo menjadi Cocopeat dan biochar. 

Liputan6.com, Yogyakarta - Mahasiswa UNY Sulis Insatul Mutakafi’ah (Pendidikan Ekonomi), Nabila Novitasari (Biologi), Putri Primadani (Pendidikan Teknik Busana), Rahma Primadani Putri (Pendidikan Kimia), dan Muhammad Shiddiq Wicahyo (Pendidikan Teknik Mekatronika) mengolah limbah kelapa di Kalurahan Tayuban, Panjatan, Kulon Progo menjadi Cocopeat dan biochar. Cocopeat dan biochar merupakan media tanah yang dapat digunakan untuk bercocok tanam, baik tanaman hias, sayuran, ataupun tanaman lainnya. 

Sulis mengatakan di Kalurahan Tayuban hasil buah kelapa yang sudah dipanen sebagian besar didistribusikan ke wilayah lain dengan kondisi buah yang sudah terkupas dan menghasilkan limbah kulit kelapa di lingkungan sekitar. Padahal buah, kulit, dan tempurung kelapa bisa diolah dengan berbagai karya yang bernilai ekonomis tinggi. 

“Untuk itu perlu upaya diversifikasi olahan bahan dan limbah kelapa untuk meningkatkan nilai ekonominya serta pendampingan digital marketing dan keuangan. Program pendampingan yang akan kami laksanakan berupa pembuatan biochar, cocopeat, dan lilin aromaterapi,” kata Sulis, Minggu 21 Juli 2024. 

Nabila melanjutkan pihaknya melakukan pelatihan pendampingan pembuatan biochar dari tempurung limbah kelapa dengan metode pyrolysis, pembuatan cocopeat dari serabut limbah kelapa dan pembuatan lilin aromaterapi dari buah kelapa dengan nama program ‘Cocobaroma’. 

“Melalui program Cocobaroma ini, kami memberi solusi bagi Kalurahan Tayuban untuk mulai memanfaatkan potensi wilayah dengan mengubahnya menjadi aneka macam produk yang tentunya bernilai ekonomis. Hal ini sejalan dengan visi Kalurahan Tayuban menjadi Desa Prima,” ujar Nabila.

Rahma menjelaskan pengolahan limbah kelapa dengan pembuatan biochar dan cocopeat, sementara pengolahan buah kelapa dengan pembuatan lilin aromaterapi. “Biochar adalah bahan padat kaya karbon hasil konversi dari limbah organic melalui proses pembakaran tidak sempurna atau suplai oksigen terbatas atau pyrolisis,” papar Rahma. 

Aplikasi biochar ke lahan pertanian bisa meningkatkan kemampuan tanah menyirnpan air dan hara, memperbaiki kegemburan tanah, mengurangi penguapan air dari tanah dan menekan perkembangan penyakit tanaman tertentu serta menciptakan habitat yang baik untuk mikroorganisma simblotik.    Alat dan bahan pembuatan biochar adalah tungku pembakaran, alat tumbuk, tempurung kelapa dan air. Cara membuatnya tempurung kelapa dikeringkan lalu masukkan dalam mesin. 

"Kayu bakar dimasukkan dalam drum lalu bakar tempurung kepala secara pyrolysis selama 3 jam. Arang dikeluarkan dan siram dengan air kemudian keringkan di bawah sinar matahari. Tumbuk hingga halus dan biochar siap digunakan." 

Muhammad Shiddiq cocopeat adalah serbuk dari serabut kelapa dengan pH antaran 5,0 hingga 6,8 dan sangat baik untuk pertumbuhan tanaman apapun. Media tanam menggunakan cocopeat biasanya digunakan dalam metode hidroponik. 

“Cocopeat dapat meningkatkan serapan unsur hara, mengurangi pencucian hara, menambah daya tampung air, mengurangi cucian hara dan degradasi kesehatan tanah, meningkatkan KTK, meningkatkan biomassa dan kelimpahan mikro organisme, dan membantu menetralkan pH tanah,” tegasnya. 

Bahan dan alat pembuatan cocopeat adalah toples, gelas ukur, sarung tangan, gula pasir, larutan starter dan air. Larutan starter dapat menggunakan pupuk organik cair. 

"Cara membuatnya pisahkan cocofiber dan cocopeat menggunakan sisir besi lalu masukkan serbuk cocofeat dalam larutan, aduk sampai rata. Campurkan 30 gr gula pasir dan 30 ml EM4 dalam 2 liter air, lakukan fermentasi selama 2-6 minggu dalam suhu ruang, pastikan wadah tertutup rapat. Cocopeat siap digunakan."

Putri mengatakan cocopeat dan biochar digunakan secara sendiri-sendiri dapat memberikan manfaat yang baik bagi tanaman, tetapi apabila keduanya digunakan secara bersamaan akan memberikan manfaat yang lebih untuk tanaman.   

“Namun terdapat perbedaan antar keduanya dimana cocopeat memiliki kemampuan dalam menahan air, sedangkan biochar memiliki kemampuan untuk menahan air, menaikkan pH tanah, meningkatkan ketersediaan unsur hara, dan mempercepat proses dekomposisi bahan organik sehingga mudah diserap oleh tanaman,” tegas Putri Primadani.  

Menurut anggota UKM Penelitian UNY itu komposisi yang tepat dalam penggunaan cocopeat maupun biochar dengan menggunakan tanah apabila tidak dicampurkan keduanya adalah 1:1, sedangkan apabila cocopeat dan biochar digunakan secara bersamaan maka komposisi antara tanah dengan keduanya adalah 2 : 1. 

Kegiatan dari limbah kelapa ini berhasil meraih pendanaan dari Direktorat Belmawa Kemendikbudristek dalam Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) bidang PKM-PM tahun 2024.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.