Liputan6.com, Bandung - Pola dan gaya hidup saat ini menuntut serba cepat dan paktis tak terkecuali soal makanan. Dulu, jika perut keroncongan maka dengan sigap melangkah mencari lokasi makanan.
Namun, saat ini, tinggal menekan gawai yang kita gunakan atau menggunakan telepon, maka makanan yang kita pesan akan segera tiba tanpa tubuh kita bergerak sama sekali.
Jenis makanannya pun bermacam-macam. Mulai dari olahan hingga makanan kemasan. Menurut dr. Bobtriyan Tanamas di laman Klik Dokter, asupan makan harian kadang didominasi oleh makanan kemasan.
Advertisement
"Bila berlebihan, waspadai bahaya yang mengintai," ujar Bobtriyan dicuplik Jumat (26/7/2024).
Bobtriyan mengatakan tidak semua orang peduli terhadap pola makan yang dijalani, apalagi orang yang memiliki kesibukan.
Tak jarang, makanan olahan dalam kemasan, misalnya mi super pedas instan, menjadi pilihan saat perut keroncongan.
Makanan kemasan adalah makanan yang dibungkus dengan rapi, bersih, dan memiliki masa kedaluwarsa untuk dijual atau dikonsumsi dalam jangka waktu yang bisa diperkirakan.
Meski praktis, efek samping makanan kemasan tidak bisa Anda sepelekan. Bahaya makanan dalam kemasan yang perlu Anda waspadai, di antaranya:
1. Kandungan Nutrisi Hilang
Makanan kemasan mengalami serangkaian proses pengolahan yang mengubah bahan mentah atau segar ke dalam bentuk lain. Proses ini menurunkan kandungan gizi makanan. Contohnya, vitamin C dalam bahan pangan yang dapat rusak akibat proses pemanasan.
Makanan kemasan juga melewati proses pengolahan yang sering kali menambahkan bahan tambahan pangan (BTP). Proses ini dilakukan untuk memengaruhi sifat atau bentuk pangan, seperti pengawet, pewarna, atau pemanis buatan.
Bahan pengawet seperti nitrit atau sulfat yang ditambahkan pada proses pengolahan dapat berdampak buruk pada kesehatan. Penambahan bahan ini menjadi salah satu bahaya makanan kemasan.
Selain itu, untuk menambah rasa gurih, banyak juga produsen yang menambahkan lemak dan minyak. Campuran-campuran inilah yang mengakibatkan makanan kemasan (atau makanan olahan) tinggi kalori.
Efek samping makanan dalam kemasan jika dikonsumsi berlebihan dapat menyebabkan kegemukan dan timbulnya berbagai penyakit degeneratif, seperti diabetes melitus dan penyakit jantung koroner.
Advertisement
2. Mengandung Lemak Trans
Tahukah Anda bahwa lemak trans dua kali lebih berbahaya bagi jantung? Bahkan, lemak trans lebih buruk bagi jantung dibandingkan dengan lemak jenuh karena dapat meningkatkan kadar kolesterol jahat (LDL) dan menurunkan kadar kolesterol baik (HDL).
Itulah yang menimbulkan bahaya makanan dalam kemasan. Sebab, peningkatan kadar lemak jahat mengakibatkan masalah besar bagi pembuluh darah. Selain itu, lemak trans juga dapat meningkatkan kadar lipoprotein dan trigliserida.
Jika Anda menemukan kata-kata seperti ‘terhidrogenasi sebagian’, ‘difraksinasi’, atau ‘terhidrogenasi’, Anda harus waspada.
3. Mengandung Refined Grain
Refined grain adalah kebalikan dari whole grain (biji-bijian utuh). Jika whole grain tidak mengalami proses pengolahan, maka refined grain mengalami proses pengolahan sedemikian rupa sehingga biji-bijian kehilangan bagian kulit dan lembaganya.
Proses pengolahan membuat yang tersisa hanya bagian endosperma dengan kandungan rendah karbohidrat dan sedikit protein. Selain itu, zat gizi yang hilang, antara lain vitamin, mineral, dan serat.
Bahaya makanan kemasan yang mengandung refined grain dapat meningkatkan risiko kolesterol tinggi, tekanan darah tinggi, serangan jantung, resistensi insulin, diabetes, serta lemak pada perut.
Beberapa penelitian menunjukkan hasil bahwa wanita dan pria yang makan lebih banyak whole grains mengalami penurunan risiko penyakit jantung hingga 20-30 persen.
Advertisement
4. Tinggi Garam
Bahaya makanan kemasan diakibatkan oleh tingginya kandungan sodium. Meskipun tubuh membutuhkan sodium dalam jumlah sedikit, bila asupan menjadi berlebih, tentu kesehatan Anda menjadi taruhannya.
Garam berlebih dapat membuat tubuh hanya akan mempertahankan cairan untuk mengencerkan kelebihan sodium dalam aliran darah.
Kondisi ini dapat meningkatkan volume darah sehingga membuat kerja jantung lebih keras. Pada saat bersamaan, pembuluh darah dan arteri menyempit. Kombinasi tersebut mengakibatkan naiknya tekanan darah.
Bila ingin terhindar dari bahaya makanan kemasan tinggi garam, bacalah kolom ‘nutrition facts’ secara teliti untuk mengecek kadar sodium. Berikut label yang penting untuk Anda pahami:
- Sodium-free: masih mengandung 5 mg per penyajian.- Reduced sodium kandungan sodiumnya 25 persen lebih sedikit dari biasanya.- Light in sodium: kandungan sodiumnya setengah dari biasanya.
5. Mengandung Sirup Jagung Tinggi Fruktosa
Sirup jagung tinggi fruktosa (HFCS) banyak digunakan karena harganya lebih murah, rasanya lebih manis, dan lebih mudah tercampur dengan bahan-bahan lain. Contoh produk yang mengandung HFCS, antara lain makanan beku, bir, bacon, saus spageti, minuman bersoda, dan saus tomat.
Kandungan ini menjadi salah satu bahaya makanan kemasan. Menurut penelitian dari Universitas Princeton, Amerika Serikat, terlalu banyak mengonsumsi produk HFCS dapat mengalami peningkatan berat badan dan obesitas.
Selain itu, ada pula peningkatan risiko terkena diabetes, peningkatan kolesterol jahat (LDL) dan trigliserida sehingga mengarah pada penyakit jantung, stroke, serta kerusakan hati.
Cara terhindar dari efek samping makanan dalam kemasan ini adalah dengan mencermati kandungan fruktosa. Pada kemasan, cari kata-kata seperti ‘pemanis jagung’, ‘sirup jagung’, ‘sirup jagung padat’, dan tentunya ‘sirup jagung tinggi fruktosa’.
Advertisement
6. Kalori Tinggi Tanpa Nutrisi
Makanan kemasan biasanya hanya memiliki kalori tinggi tanpa nutrisi. Terkadang, makanan kemasan juga minim vitamin dan mineral yang sangat dibutuhkan tubuh. Padahal, vitamin dan mineral tidak dapat diproduksi sendiri oleh tubuh. Jadi, hanya bisa didapatkan dari makanan yang Anda konsumsi.
Jika makanan yang Anda konsumsi tidak mengandung nutrisi, organ dalam tubuh pun tidak dapat menjalankan fungsinya dengan baik sehingga akan mudah terkena berbagai macam penyakit.
Selain itu, bahaya makanan kemasan yang tinggi kalori dapat meningkatkan risiko obesitas, yang merupakan sumber dari penyakit metabolik, seperti diabetes, hipertensi, dan penyakit berbahaya lainnya.
7. Adanya Bahan Kimia
Saat diproses menjadi makanan kemasan, bahan makanan yang tadinya bernutrisi malah menjadi minim gizi. Begitu juga rasanya, setelah diolah makanan memiliki rasa yang berbeda dari aslinya.
Agar rasa makanan kemasan tersebut lebih enak, biasanya kebanyakan produsen akan menambahkan bahan kimia dan perasa tambahan. Inilah yang menjadi bahaya makanan dalam kemasan.
Meskipun ada bahan kimia yang disetujui Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), waspadai bahan kimia berbahaya dalam makanan kemasan yang dapat memicu gangguan penyakit, seperti tartrazin, butylated hydroxyanisole (BHA), propyl gallate, dan lain-lain.
Advertisement
8. Kemasan yang Tidak Aman
Efek samping makanan kemasan bisa muncul akibat wadahnya yang tidak aman, misalnya berbahan bisphenol A (BPA).
Penelitian menunjukkan bahwa BPA dapat larut dalam makanan atau minuman. Jika masuk ke dalam tubuh dalam dosis yang besar, BPA dapat meningkatkan risiko kanker payudara, kanker prostat, dan penyakit jantung.
9. Kandungan MSG, Kalium Benzoat, dan Kalsium Benzoat
Salah satu bahaya makanan kemasan adalah adanya kandungan MSG, kalium benzoat, dan kalsium benzoat.
Kandungan tersebut bisa meningkatkan risiko berbagai penyakit, seperti penyakit Parkinson, Alzheimer, dan kerusakan tiroid jika dikonsumsi setiap hari.
Itulah beberapa bahaya makanan dalam kemasan. Bila masih mengonsumsi, kombinasikan makanan kemasan dengan sayuran, buah-buahan, dan bahan-bahan segar lainnya.
Advertisement