Sukses

Sosok Putri Handayani, Orang Indonesia Pertama Menapakkan Kaki di Titik Paling Selatan Bumi

Pendaki Gunung asal Serdang Bedagai, Sumatera Utara (Sumut), Putri Handayani menjadi orang Indonesia pertama yang berhasil menapakkan kakinya di Ujung Kutub Selatan, titik paling selatan bumi.

Liputan6.com, Medan Pendaki Gunung asal Kabupaten Serdang Bedagai, Sumatera Utara (Sumut), Putri Handayani menjadi orang Indonesia pertama yang berhasil menapakkan kakinya di ujung Kutub Selatan, titik paling selatan bumi.

Berbagai rintangan seperti dinginnya suhu, sulitnya berjalan di tengah salju, cuaca ekstrem, hingga angin kencang yang menerjang, tak mampu mematahkan tekad Putri untuk mengibarkan Sang Saka Merah Putih.

Diketahui, Kutub Selatan ini menjadi titik ekstrem ke-6 yang dijejaki Putri Handayani. Sebelumnya, 5 titik lain adalah Gunung Kilimanjaro (Februari 2016), Gunung Cartensz Pyramid (Agustus 2016), Gunung Elbrus (Juli 2017), Aconcagua (Februari 2018), dan Denali (Juni 2022).

"Sungguh bersyukur bisa sampai ke titik ini. Apalagi setelah mengalami sendiri angin dingin yang ekstrem, berjalan tertatih-tatih menggunakan ski dan akhirnya sampai ke Ceremonial South Pole. Lelah, haru dan bangga, semua perasaan itu campur aduk, apalagi kalau ingat belum pernah ada orang Indonesia yg sampai sini," ujar Putri, seperti diposting di Instagram @pendakisunyi.id, dipantau Liputan6.com, Senin (29/7/2024).

Sementara itu, dipantau di akun pribadi Putri Handayani @putri.handayani22, membagikan video ringkasan perjalanannya, dengan caption, "Rekap perjalanan mengibarkan Sang Saka Merah Putih di Kutub Selatan (90°S), setelah 8 hari berjalan menggunakan ski dan menarik sled dari (89°S). Semoga Indonesia selalu berkibar di penjuru dunia…!!! ?"

Kemudian, di video lainnya, Putri Handayani menuliskan caption, "SANG MERAH PUTIH DI KUTUB SELATAN…!!! ? Alhamdulillah… Setelah 8 hari berjalan menggunakan ski dari 89°S, menarik sled serta menembus terpaan angin dingin, pada hari Kamis, 28 Desember 2023, pukul 13:00 waktu Punta Arena, Chili, saya berhasil mengibarkan Sang Merah Putih di Kutub Selatan (90°S)"

"Terima kasih kepada para sponsor saya, Bapak Prabowo Subianto (@prabowo), KEMENPORA RI (@kemenpora), dan Eiger Adventure (@eigeradventure). Terima kasih juga kepada para supporter saya, ILUNI UI (@iluni.ui), ILUNI FTUI (@iluniftui), Yayasan KAPA FTUI (@yayasan.kapa), dan KAPA FTUI (@kapaftui); serta Strategic Media Partner saya, National Geographic Indonesia (@natgeoindonesia). Semoga Indonesia tetap berkibar di penjuru dunia! ?

 

2 dari 5 halaman

Hobi Sejak Remaja

Pada 13 Agustus 2023, Liputan6.com berkesempatan mewawancarai Putri Handayani. Saat itu, Putri mengaku mendaki gunung sudah menjadi hobi yang digeluti sejak berusia 13 tahun. Wanita kelahiran Kabupaten Serdang Bedagai, Sumatera Utara ini mulai menyukai aktivitas mendaki gunung ketika berkecimpung di Pramuka.

Saat itu, Putri mengaku masih mengenyam pendidikan di Sekolah Menengah Pertama (SMP). Bagi seorang anak SMP, menikmati senja, tidur di tenda, hingga berbagai kegiatan alam bebas lainnya merupakan suatu kepuasan tersendiri yang dirasakan Putri.

"Pertama kali naik gunung, Sibayak, di Kabupaten Karo, saat Pramuka. Mulai dari saat itu, aktif terus sampai saat ini," kata Putri kepada Liputan6.com usai Sharing Session "Road to The Explorer's' Grand Slam" di Sekata Kopi, Jalan Sei Batu Gingging, Kota Medan, Minggu, 13 Agustus 2023.

Disinggung soal tujuannya masih aktif naik gunung hingga saat ini, secara pribadi Putri Handayani mengaku sangat filosofis. Karena jika berbicara soalmotivasi, tergantung pada stage atau fase-fase kehidupan seseorang. Namun, bagi Putri ada 3 hal yang perlu dipahami.

Pertama adalah otonomi, yaitu kebebasan melakukan yang disukai. Jika fase-fase kehidupan seperti anak kecil, melakukan sesuatu suka-suka saja. Di tataran ini tidak bisa bilang kenapa harus melakukan, karena jawabannya suka aja.

"Nah, saat umur 13 tahun naik Gunung Sibayak, jawabannya suka aja, gitu, kan," ujarnya.

Kemudian yang kedua mastery, yaitu memaksimalkan potensi diri. Sebab, apapun yang disukai pasti ada kepuasaan tersendiri. Apalagi melakukannya berulang dan bisa lebih baik dari sebelumnya, lama-lama mendaging dalam diri.

"Tadinya naik Gunung Sibayak, lalu Semeru, lalu Kilimanjaro, jadinya ada semangat untuk terus memaksimalkan potensi diri," Putri menuturkan.

Ketiga, purpose atau tujuan. Sebenarnya untuk apa ini semua. Untuk menjawab hal ini, Putri Handayani menegaskan bahwa sebaik-baiknya manusia adalah yang bermanfaat buat orang lain.

"Tapi, itu kita merasa punya impact terhadap orang lain, bisa termotivasi untuk orang lain, itu jadi penyemangat," ujarnya.

3 dari 5 halaman

Taklukan Puluhan Gunung di Dunia

Sejak pertama kali mendaki gunung pada usia 13 tahun hingga saat ini, Putri Handayani mengaku banyak yang sudah ditaklukkannya. Bahkan, gunung-gunung tersebut tidak hanya yang berada di Indonesia, tetapi juga yang ada di berbagai belahan dunia.

"Kalau di luar negeri, gunung yang pertama kali saya daki adalah Gunung Fuji di Jepang, tahun 2015. Ketinggiannya hampir sama dengan Gunung Rinjani, sekitar 3.600-an MDPL. Kalau sampai saat ini, bisa dibilang sudah puluhan, beberapa diantaranya Gunung Denali, Himalaya, Snowdon, dan masih banyak lagi," ucapnya.

Menurut Putri, sangat banyak pengalaman yang dirasakannya ketika melakukan pendakian gunung yang ada di berbagai negara di dunia. Mulai dari Visa, urus permit, ngecek lokasi dari berbagai sumber informasi, dan lain sebagainya.

"Intinya, manajemen perjalanan harus disesuaikan dengan gunung yang mau didaki, tidak boleh sembarangan dan asal-asal," ujar wanita lulusan Universitas Indonesia (UI) Fakultas Teknik Sipil, yang juga Anggota KAPA.

Berbagai keseruan mendaki gunung yang dilakukan Putri Handayani juga sering dibagikannya di platform media sosial yang dimilikinya, seperti Instagram pribadinya @putri.handayani22 lalu di @jelajahputri, dan TikTok @jelajahputri serta website jelajahputri.com.

Putri yang membagikan kegiatannya melalui platform berharap dapat mendorong wanita Indonesia untuk berani bekerja dan bertualang dalam bidang-bidang yang umumnya masih didominasi oleh laki-laki.

"Ketika ada anak-anak atau remaja yang melihat (Jelajah Putri), harapannya mereka bisa berpikir 'Oh, ini Kak Putri perempuan. Kak Putri bisa (beraktivitas) di pengeboran migas lepas pantai, di gunung. Saya juga bisa seperti itu'," papar Putri.

4 dari 5 halaman

Harapan dan Rencana

Jelajah Putri diproyeksikan untuk terus mendorong normalisasi keterlibatan perempuan di bidang-bidang non-konvensional. Menurut Putri Handayani, hal tersebut wajib dimulai dengan keinginan kaum Hawa untuk bermimpi dan mengeksplorasi minat.

Itu karena masih banyak perempuan yang terlalu cepat terintimidasi serta mempertanyakan kesanggupan diri sebelum mencoba bidang-bidang yang hingga kini masih didominasi oleh laki-laki.

Bersamaan dengan upaya menormalisasi keberadaan wanita di ‘ruang’ pria, Putri masih mencurahkan fokus untuk menuntaskan sisa tantangan The Explorer’s Grand Slam. Persiapan yang terbagi menjadi empat aspek utama, yaitu fisik, teknikal, mental dan finansial sudah direncanakan dan rutin diimplementasikan untuk menuntaskan misi jangka panjang ini.

"Mau latihan apapun, fisik, teknikal, mental, kita akan bisa menjadi lebih baik dalam hal-hal tersebut, setelah melakukannya berkali-kali," Putri menegaskan.

5 dari 5 halaman

Road to The Explorer's Grand Slam

Ketika berbincang dengan Liputan6.com di Medan, saat itu Putri Handayani mengaku, di tengah kesibukannya sebagai perempuan yang bekerja di perusahaan gas Qatar, serta berpengalaman bekerja di wilayah lepas laut (offshore), dia sedang menjalani ekspedisi mendaki sejumlah puncak gunung tertinggi di dunia, yaitu The Explorer's' Grand Slam.

Dijelaskannya, alasan memutuskan untuk memulai The Explorer's' Grand Slam, yaitu tantangan di dunia mountaineering, menyelesaikan 7 puncak tertinggi di 7 benua serta kutub utara dan selatan. Sejak pertama kali memulai ekspedisi pada 2016, sampai saat ini Putri sudah menyelesaikan 5.

Disebutkannya, 5 puncak itu adalah Kilimanjaro di Tanzania, puncak tertinggi di Afrika. Cartensz Pyramid di Papua, Indonesia, yang tertinggi di Benua Australia dan Oceania. Elbrus di Rusia, yang tertinggi di Benua Eropa. Gunung Aconcagua di Argentina, yang tertinggi di Amerika Selatan, dan Denali, gunung di Alaska, tertinggi di Amerika Utara.

"Selanjutnya, insya Allah Desember 2023, Vinson Massif tertinggi di Antartika dan Kutub Selatan. Rencananya, insya Allah juga, April 2024 di Kutub Utara, dan Everest di Nepal atau China, belum ditentukan rutenya dari mana, sebagai puncak tertinggi di Asia dan dunia," Putri menjelaskan.

Diakui Putri, keputusannya untuk mengambil tantangan The Explorer's' Grand Slam ini bicara kepada motivasi hidupnya, yaitu otonomi, mastery, dan purpose.

"Nah, di mountaineering ekspedisi ini salah satu tantangannya dan jadi motivasi besar," terang Putri, yang memiliki ciri khas mengibarkan Bendera Merah Putih dan kain batik di setiap puncak yang digapai.

Jika nantinya berhasil menyelesaikan The Explorer's' Grand Slam, Putri Handayani bakal jadi orang Indonesia pertama yang mendapatkan gelar The Explorer's' Grand Slam."Intinya, tidal ada kata terlambat untuk memulai sesuatu," ujar Putri, sembari memotivasi anak-anak muda untuk jangan menyerah mencapai mimpi dan cita-cita.