Liputan6.com, Jambi - Komunitas Konservasi Indonesia (KKI) Warsi mencatat luas kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di Provinsi Jambi mencapai 357 hektare dalam rentang 23-31 Juli 2024. Lokasi Kahutla mencakup pada area penggunaan lain dan konsesi perusahaan.
Dari analisis Citra Satelit Sentinel 2 yang dilakukan tim GIS KKI Warsi, dari luasan yang terbakar itu di antaranya 213 hektare terjadi di area perusahaan, sementara sisanya di area penggunaan lain. Korporasi menjadi penyumbang luasan kebakaran tertinggi.
Advertisement
Baca Juga
"Kebakaran terbesar terpantau berada di lahan gambut, dan ini diperkirakan sebagai pembukaan lahan perkebunan," kata Manajer Komunikasi KKI Warsi Sukmareni di Jambi, Jumat (2/8/2024).
Dari hasil analisis itu, tercatat lima perusahaan yang beroperasi di wilayah Provinsi Jambi mengalami kebakaran hutan dan lahan (Karhutla). Menurut KKI Warsi--lembaga nirlaba yang fokus pada isu konservasi, karhutla yang terjadi di area konsesi korporasi itu terjadi secara berulang saat musim kemarau.
Daftar Korporasi yang Lahan Konsesinya Terbakar
Dalam beberapa pekan belakangan, kabut tipis mulai menyelimuti Jambi. Kabut tipis terutama pagi hari itu berasal dari kebakaran hutan dan lahan. Sementara memasuki siang hari panas menyengat. Meski belum berdampak signifikan pada roda perekonomian, namun Karhutla menjadi langganan setiap tahun.
Di area penggunaan lain (APL) Karhutla mencapai 144 hektare. Sementara di konsesi perusahaan Restorasi Ekosistem di wilayah Tebo mencapai 96 hektare. Selain itu di wilayah perizinan perkebunan kelapa sawit PT Bahana Karya Semesta di Sarolangun mencapai 53 hektare.
Sedangkan di wilayah kerja PT Puri Hijau Lestari di Muaro Jambi Karhutla melahap 41 hektare, dan di area PT Agro Tumbuh Gemilang Abadi di Tanjab Timur mencapai 5 hektare.Â
Selain itu Karhutla juga terjadi seluas 18 hektare di area konsesi Hutan Tanaman Industri PT Wira Karya Sakti (WKS)--pemasok bahan baku bubur kertas untuk perusahaan raksasa Asia Pulp and Paper (APP Sinar Mas)--kelompok usaha milik taipan Eka Tjipta Widjaja.
Karhutla di konsesi WKS itu terjadi di antara batas Tanjab Barat dan Tanjab Timur, menurut hasil analisis spesial KKI Warsi.
Sementara itu, Humas PT WKS Taufik Qurochman membantah Karhutla telah terjadi di area kerja perseroannya. "Sampai hari ini WKS tidak ada kebakaran. Kalau dia (data Warsi) menggunakan hotspot bisa jadi muncul hotspotnya di wilayah-wilayah sumur Petro," kata Taufik dihubungi via WhatsApp.
Senior Advisor KKI Warsi Rudisyaf mengatakan, penyebab utama Kahutla di area gambut terjadi karena wilayah gambut sudah terlanjur dirusak. Sebagian besar lahan gambut di Provinsi Jambi telah dibebankan oleh perizinan.Â
Oleh korporasi pemegang izin itu, lahan gambut di buat kanal. Sehingga yang terjadi di lahan gambut saat musim kemarau cepat kering dan mudah terbakar. "Ditambah lagi sekarang cuaca begitu sangat panas, sehingga gambut akan mudah terbakar dan sulit dipadamkan," kata Rudi.
Sementara Kahutla di lahan mineral, menurut Rudi, mayoritas terjadi di area konflik. Kemudian tak sedikit pemodal yang membuka lahan dengan cara membakar. Hal itu terjadi di area restorasi ekosistem.
Rudi mengapresiasi pihak pemerintah dan unsur forkompinda yang telah menetapkan status siaga Karhutla. Instrumen yang dimiliki pemerintah dan penegak hukum sudah banyak. "Hanya saja penegakannya (hukumnya) belum mengarah kepada pemilik modal dan korporasi, sehingga setiap tahun selalu Karhutla menjadi bencana kabut asap langganan," ujar Rudi.
Siaga Darurat Karhutla
Pemerintah Provinsi Jambi secara resmi telah menaikan status Kahurla menjadi siaga darurat. Status siaga darurat ini berlaku mulai 19 Juli hi gua 31 Oktober 2024. Peningkatan status sudah ditetapkan dalam rapat bersama yang dihadiri pihak TNI, POLRI dan BPBD.
Pada Jumat 2 Agustus 2024, jajaran Forkompinda menggelar rapat koordinasi penanggulangan Karhutla di Provinsi Jambi. Pertemuan itu dipimpin Danrem 042/Gapu Brigjen TNI Rachmad selaku Pelaksana Harian Dansatgas Karhutla Jambi serta didampingi Kapolda Jambi Irjen Pol. Rusdi Hartono, Sekda Provinsi Jambi Sudirman, Kepala BPBD Jambi Bachyuni serta perwakilan perusahaan.
Sekretaris Daerah Pemprov Jambi Sudirman dalam rapat tersebut kepada wartawan di Jambi berharap Karhutla tahun ini bisa terkendali.Â
Pemerintah Provinsi Jambi meminta agar Karhutla ini segera ditangani secepatnya agar tidak semakin meluas seperti yang terjadi pada 2015 dan 2019 silam. "Untuk mengawal Karhutla ini agar tidak semakin meluas di musim kemarau atau musim panas, maka dibutuhkannya kerjasama antar semua elemen termasuk pihak perusahaan," kata Sudirman.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jambi dalam rakor mencatat luas lahan yang terbakar saat ini sudah mencapai 162,91 hektare.Â
Sudirman juga mengakui bahwa wilayah Jambi didominasi lahan gambut yang telah dibebankan perizinan dan di kelola perusahaan. Begitu pula di lahan mineral juga banyak dikelola oleh pihak perusahaan.
"Jadi pihak perusahaan harus ikut serta dalam membantu pemadaman api serta pencegahan kebakaran hutan dan lahan," kata Sudirman.
Sementara itu, Kapolda Jambi Irjen Pol. Rusdi Hartono menyebutkan sosialisasi yang dilakukan pihaknya sudah cukup, penegakan hukum juga menjadi bagian dari sosialisasi.
Rusdi memastikan menindak semua pelaku pembakaran hutan dan lahan di Provinsi Jambi.
"Tidak ada rem, siapapun yang terlibat kita akan selesaikan sampai ke pengadilan, tidak ada 'rem atau gigi mundur' saya pastikan dan jamin tidak ada kasus karhutla yang terbukti bersalah pasti naik ke pengadilan dan tidak ada yang lolos termasuk ancaman terberat bagi para pelaku baik itu perusahaan dan perorangan," kata Kapolda Jambi mengutip Kantor Berita Antara.
Sementara itu, dalam sepekan Polda Jambi menangkap empat tersangka pelaku pembakaran lahan di wilayah setempat. Keempat pelaku itu melakukan pembakaran lahan di Muaro Jambi, Tebo, dan Tanjung Jabung Timur pada dua lokasi TKP.
Advertisement