Sukses

6 Wisata Sejarah yang Bisa Jadi Pilihan Saat Wisata ke Malang pada Hari Kemerdekaan

Malang, dengan segala pesonanya, tidak hanya menawarkan keindahan alam dan kuliner yang lezat, tetapi juga menyimpan jejak-jejak sejarah yang kaya. Selain kawasan Kayutangan yang terkenal, berikut adalah enam destinasi wisata sejarah di Malang yang wajib Anda kunjungi.  

Liputan6.com, Malang - Kawasan Malang mempunyai sejumlah destinasi wisata sejarah yang menarik untuk dikunjungi bagi kalian yang berwisata pada bulan kemerdekaan atau Agustus saat ini.

Wilayah yang berada di selatan Kota Surabaya ini, kaya akan sejarah masa lalu yang menarik untuk dijadikan pelajaran bersama. Dengan mengunjungi destinasi-destinasi ini, Anda tidak hanya akan menikmati keindahan arsitektur dan artefak bersejarah, tetapi juga mendapatkan wawasan yang lebih dalam tentang perjalanan panjang Kota Malang dari masa ke masa.

Berikut 6 wisata sejarah di Malang yang wajib dikunjungi saat berwisata di Malang:

1. Candi Singosari

Candi Singosari berlokasi di Desa Candirenggo, Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang. Perkembangan cerita Candi Singosari dapat dihubungkan dengan Raja Kertanegara dari Kerajaan Singosari.

Candi Singhasari atau Candi Singasari atau Candi Singosari adalah candi Hindu-Buddha peninggalan bersejarah Kerajaan Singhasari.

Berdasarkan penyebutannya pada Kitab Negarakertagama pupuh 37:7 dan 38:3 serta Prasasti Gajah Mada bertanggal 1351 M, di halaman komplek candi, candi ini merupakan tempat "pendharmaan" bagi raja Singasari terakhir, Sang Kertanegara, yang mangkat pada 1292

Candi ini didirikan bersamaan dengan waktu diadakannya upacara Sraddha (upacara untuk memperingati 12 tahun sesudah raja wafat) atau tahun 1304 M, masa pemerintahan Raden Wijaya, Raja Majapahit I. Bila dari Kota Kabupaten Malang dapat ditempuh sejauh kurang lebih 10km ke arah Utara, sementara dari arah Surabaya kurang lebih berjarak 88km ke arah Selatan.

Untuk dapat menuju Candi Singosari, dapat ditempuh dengan kendaraan mobil atau taksi baik dari Kota Kabupaten Malang atau Kota Surabaya.

2. Museum Malang Tempo Doeloe

Museum ini menawarkan perjalanan waktu ke masa lalu Malang, menampilkan koleksi artefak, foto, dan diorama yang menggambarkan sejarah kota dari masa prasejarah hingga era kolonial.

Detail: Terletak di Jalan Gajahmada, museum ini memberikan wawasan mendalam tentang evolusi budaya dan sosial Malang. Pengunjung dapat melihat replika rumah tradisional, alat-alat pertanian kuno, dan berbagai benda bersejarah lainnya.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

3. Tugu Malang (Alun-Alun Tugu)

Tugu Malang, atau Alun-Alun Tugu, adalah landmark ikonik yang dibangun pada masa kolonial Belanda. Monumen ini dikelilingi oleh taman yang indah dan menjadi simbol perjuangan rakyat Malang.

Tugu ini awalnya didirikan untuk mengenang jasa-jasa para pejuang kemerdekaan. Di sekitarnya terdapat bangunan-bangunan bersejarah seperti Balai Kota Malang dan Hotel Tugu, yang menambah nuansa klasik kawasan ini.

4. Gereja Katedral Ijen

Gereja Katedral Ijen, dengan arsitektur neo-gothic yang menawan, adalah salah satu bangunan bersejarah di Malang yang masih aktif digunakan untuk ibadah.

Dibangun pada 1934, gereja ini terletak di Jalan Ijen, sebuah kawasan yang juga terkenal dengan deretan rumah-rumah kolonialnya. Interior gereja yang megah dengan jendela kaca berwarna-warni menjadi daya tarik tersendiri bagi para pengunjung.

 

 

3 dari 3 halaman

5. Kampung Warna-Warni Jodipan

Kampung Warna-Warni Jodipan bukan hanya sekedar destinasi wisata fotografi, tetapi juga menyimpan cerita perubahan sosial dan revitalisasi kawasan kumuh menjadi destinasi wisata yang menarik.

Berawal dari proyek sosial mahasiswa, kampung ini kini menjadi salah satu ikon wisata Malang. Selain menikmati keindahan warna-warni rumah, pengunjung juga dapat belajar tentang sejarah transformasi komunitas ini dan upaya warga dalam meningkatkan kualitas hidup mereka.

 6. Museum Brawijaya 

Museum Brawijaya menyimpan berbagai koleksi senjata, kendaraan perang, dan diorama yang menceritakan perjuangan rakyat Indonesia dalam merebut kemerdekaan.

Berdiri sejak tahun 1968, museum ini terletak di Jalan Ijen dan menjadi saksi bisu perjuangan Tentara Nasional Indonesia. Salah satu koleksi yang terkenal adalah Gerbong Maut, yang digunakan untuk mengangkut tahanan pada masa perang kemerdekaan.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.