Sukses

21 Pesilat Digiring ke Kantor Polisi Saat Konvoi ke Permukiman Warga di Jombang

Warga yang merasa resah langsung melaporkannya ke Polres Jombang. Sejurus kemudian, polisi dari Polsek Sumobito, Polsek Kesamben dan dibantu personel Polres Jombang mendatangi lokasi.

Liputan6.com, Jombang - Polisi mengamankan 21 pesilat yang konvoi ke pemukiman warga di Desa Trawasan Jombang. Kedatangan mereka bikin resah warga karena memakai atribut yang provokatif.

Kasi Humas Polres Jombang Iptu Kasnasin mengatakan, awalnya rombongan salah satu kelompok perguruan silat ini berkumpul di Stadion Merdeka Jombang pada Sabtu 3 Agustus malam. Setelah itu, mereka konvoi menggunakan sepeda motor ke arah Sumobito.

Sekitar pukul 23.15 WIB, rombongan pesilat ini memasuki permukiman penduduk Desa Trawasan, Kecamatan Sumobito sehingga membuat resah warga setempat. Mereka juga menggunakan atribut bernada provokatif yang dapat memicu keributan antarpesilat.

“Mereka konvoi sambil membentangkan gambar dan tulisan-tulisan rasis,” ujarnya, Minggu (4/8/2024).

Warga yang merasa resah langsung melaporkannya ke Polres Jombang. Sejurus kemudian, polisi dari Polsek Sumobito, Polsek Kesamben dan dibantu personel Polres Jombang mendatangi lokasi.

Saat itu juga, polisi langsung membubarkan konvoi dan mengamankan 21 anggota silat. Petugas juga mengamankan 15 sepeda motor yang digunakan konvoi para pesilat itu.

“Para pelaku sebanyak 21 orang yang terdiri dari laki-laki sebanyak 16 orang dan perempuan sebanyak 5 orang. Sepeda motor berjumlah 15 unit milik pelaku juga kita amankan,” kata Iptu Kasnasin.

Saat ini, 21 pesilat dan kendaraannya sudah diamankan di Polres Jombang. Polisi juga telah melakukan pendataan dan akan memanggil orang tuanya.

2 dari 2 halaman

Tindak Tegas

Kapolres Jombang AKBP Eko Bagus Riyadi menyatakan akan menindak tegas para pihak yang menggangu kamtibmas di wilayah hukum Polres Jombang. Namun pihaknya akan terlebih dulu mengedepankan edukasi kepada anak-anak Generasi Z sebelum menindaknya secara tegas.

“Kami berharap peran orang tua sangat dominan agar diperhatikan keberadaan putra putrinya terutama jam malam. Sayang, mereka punya potensi untuk maju kalau disia-siakan,” pungkasnya.