Sukses

Griya Abhipraya Berkilau, Wadah Mantan Napi Berdayakan Diri di Lampung

Griya Abhipraya Berkilau, menjadi wadah mantan napi untuk berwirausaha dan meningkatkan kreatifitas ketika setelah kembali ke masayarakat.

Liputan6.com, Lampung - Para mantan narapidana atau residivis kerap mendapat perlakuan diskriminatif setelah bebas dari lembaga pemasyarakatan (Lapas). Sulit mendapat pekerjaan bahkan disisihkan di ruang-ruang sosial, membuat banyak napi yang putus asa dan kembali melakukan tindak kriminal. 

Kegelisahan itulah yang menjadi salah satu pemicu Balai Pemasyarakatan (Bapas) Kelas IIA Bandar Lampung menggagas sebuah ruang kreatif dan tempat berwirausaha bagi para residivis bernama Griya Abhipraya Berkilau. 

Griya Abhipraya Berkilau terletak di Kecamatan Way Huwi, Kabupaten Lampung Selatan, Lampung bersebelahan dengan Lapas Perempuan Kelas IIA Bandar Lampung. 

Selain menjajakan makanan dan minuman layaknya kafe, di Griya Abhipraya juga dipamerkan hasil-hasil karya mantan napi yang bernilai ekonomis. Uniknya, semua karya kreatif itu dikerjakan oleh para mantan narapidana dan napi yang bebas bersyarat sejak menjalani pidana di dalam lapas.

Pada Senin (5/8/2024), Bapas Kelas II Bandar Lampung sedang membuka pelatihan kemandirian berupa make up dan pembuatan papan karangan bunga untuk warga binaan yang statusnya bebas bersyarat. 

Kegiatan itu diikuti sebanyak 20 klien pemasyarakatan bebas bersyarat dari seluruh Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) se Lampung. Pelatihan kemandirian bagi narapidana bebas bersyarat itu berlangsung selama lima hari atau sejak Seni-Jumat (5-9/8/2024).

Kepada Liputan6.com, Kepala Bapas Kelas IIA Bandar Lampung, M. Nur mengatakan bahwa kegiatan pelatihan kemandirian tersebut didukung oleh sejumlah kelompok masyarakat (Pokmas) dan pemerintah kota setempat.

"Pelatihan kemandirian ini merupakan kerjasama antara Bapas Bandar Lampung dengan Pemkot Bandar Lampung dan beberapa pokmas untuk memfasilitasi para narapidana yang bebas bersyarat," kata M. Nur, Senin (5/8/2024).

Dia menjelaskan, tujuan utama diselenggarakannya pelatihan tersebut, supaya bisa memberikan modal keterampilan kepada narapidana ketika kembali lagi ke masyarakat. 

"Tujuan utama, tentunya kita memberikan modal keterampilan bagi klien, dengan harapan setelah di masyarakat nantinya pelatihan ini bisa diaplikasikan untuk membuka peluang usaha para mantan narapidana," jelas dia. 

Ditanya soal produk apa saja yang sudah dihasilkan oleh warga binaan, dia menyebutkan, ada pembuatan tahu, kopi dan karangan bunga. 

"Ada pembuatan tahu, produksi kopi, minuman kekinian, kerajinan tangan dan beberapa klien kita sudah membuka usahanya sendiri," ungkapnya.

Dia menambahkan, produk hasil pelatihan kemandirian itu bisa dibeli secara umum melalui media sosial Bapas Bandar Lampung.

"Untuk mempromosikan produk kerajinan para narapidana bebas bersyarat ini, kita melalui sosmed Bapas Bandar Lampung atau melalui pegawai bahkan sesama mantan narapidana," kata dia.

 

 

2 dari 2 halaman

Bekal Usaha Para Mantan Narapidana

Dia berharap, dengan dibentuknya pelatihan kemandirian ini dapat memberikan bekal usaha untuk para mantan terpidana dikemudian hari.

"Kami keluarga Bapas berharap, para klien bisa mengikuti kegiatan sampai dengan selesai dan tentunya ini bisa menjadi bekal usaha mantan napi setelah kembali ke masyarakat secara utuh," pungkasnya.

Kemudian, Suherwin, selaku Kelompok Masyarakat (Pokmas) yang memberikan pelatihan pembuatan papan karangan bunga dari PT Kerja Pesat Jaya mengapresiasi dan mendukung kegiatan tersebut.

"Saya ini sebagai Pokmas yang mewadahi para mantan narapidana yang ingin bertobat. Dukungan yang diberikan berupa latihan kerja seperti usaha rumput laut, papan bunga, bengkel dan steam motor," kata dia.

Dia menjelaskan, para mantan narapidana itu nantinya setelah mahir membuat produk atau kerajinan bisa bekerja di perusahaan yang ia bangun.

"Insyaallah kami siap terima, sampai mantan napi ini menjadi wiraswasta sendiri," ungkapnya. 

Dia menyebutkan, saat ini sudah ada 11 karyawan ikut bekerja di perusahaannya, yang merupakan mantan narapidana.

"Alumni ada 64 mantan napi yang ikut bekerja, untuk saat ini ada 11 orang mantan napi yang bergabung untuk bekerja di perusahaan saya," jelas dia. 

Ditanya mengapa mau mempekerjakan mantan napi, dia mengatakan, semua diniatkan karena Allah dan ingin mengurangi angka residivis.

"Setidaknya mengurangi tingkat residivis. InsyaAllah ya, Innamal a'malu binniyat. Ketika kita memiliki niat baik dan dilakukan untuk mencari ridho Allah, maka InsyaAllah akan menghasilkan sesuatu yang baik," tutupnya.

Â